ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 26 ( perebut dua laki orang )Jika mas Feri bisa membuat acara hari minggu itu di rumah ibunya, aku juga bisa membuat acara di rumahku. Acara dibalas acara. Karena sebuah acara pasti ada berkumpulnya keluarga.Di saat ia mengucapkan ijab jabul di rumah ibunya, terlihat senyum dan tawa saudara-saudara yang menghadiri. Mungkin saja aku ditertawakan karena sebuah kebodohan hingga suamiku menikah lagi diam-diam. Luka ini tak akan pernah sembuh, mungkin.Satu hal yang tak bisa kumaafkan. Kebaikanku dipergunakan untuk membodohiku. Jika aku bisa berdiri sendiri, kenapa harus punya keluarga benalu?***Pagi ini mbak Imar dan suaminya datang ke rumah. Tumben saja karena masih pagi. Mungkin karena mas Haris tak ada kerjaan te
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 27 ( Acara di rumahku )Sebaiknya tak usah kuurus urusan mbak Imar. Aku bukan dewa penolong rumah tangga seseorang yang bersekongkol menghancurkan rumah tanggaku. Jika Tuti wanita selingkuhan suaminya dan suamiku, berarti kami senasib. Hanya saja bedanya ia bersekongkol menghancurkanku dan aku hanya mendiami perselingkuhan suaminya.***"Tadi Mbak Imar ke sini ya, Sar?" Mas Feri duduk sambil membuka sepatu, baru pulang kerja."Ya, Mas Haris pun juga datang," jawabku sambil menatap ponsel sebentar. Tak perlu bertanya, pasti kakaknya yang beri tahu."Ini minumnya, Mas." Tanpa disuruh, Tuti sudah membuatkan secangkir kopi untuk mas Feri. Dan ini semakin menunjukan siapa ia sebenarnya. Oke Pelakor, lanjutkan layananmu p
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 28 ( Acara di rumaku 2 )"Kamu beruntung, Feri. Sarah akan memberimu mobil." Suara mbak Imar terdengar saat aku berusaha menyeret koper ke pintu kamar."Tentu dong, Mbak. Lah kami sudah lama berumah tangga dan tak ada masalah."'Silahkan kamu bicara dulu, Mas,' bathinku."Nanti jangan lupa antarin Ibu ke arisan komplek, Fer." Ucapan ibu mertua pun terdengar senang."Pasti, Bu. Tunggu aja," jawab mas Feri.Kini, kulewati pintu kamar. Saat menyeret koper itu, semua mata tertuju padaku. Ekspresi tegang, dari terdengar tawa canda justru berubah menjadi hening seketika."Ugh!" Koper sudah kuletakkan di tengah ruangan ini.
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 29 ( Talak tiga )"Apa maksud ucapanmu?" tanya mbak Imur. Tadinya tertawa mengolok kini berubah menjadi serius dan menegangkan. Aku sudah bilang, jangan tertawa karena bisa menjadi duka. Lah dia tetap percaya diri jika mas Haris tak bermain wanita sama seperti adiknya. Kucing diberi ikan lah pasti mau lah.Perselingkuhan itu terjadi jika kedua belah pihak saling menyukai. Baik itu wanita yang menggoda ataupun lelaki yang merayu duluan. Dua-duanya tetap salah. Apakah mas Feri atau Tuti yang mulai duluan, tetap saja aku tak terima.Dulu, almarhum ibuku pernah bilang, jika menjadi saudara Laki-laki harus menjaga sikap, atau karma akan menyentuh saudarinya. Karena aku anak tunggal, itu tak terlalu kupikirkan. Tapi seiring waktu, perkataan ibuku terbukti. Dan ini yang dialami mas Feri. Apakah sebuah
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 30 ( Akhirnya kami berdua saja )"Naswa, ikutlah dengan Papa, Papa sayang kamu, Nak." Mas Feri memegang tangan putri kami."Maaf, Pa. Jika tujuanya untuk semua harta atas namaku, sebaiknya tak usah membujukku. Aku bukan anak kecil lagi yang tak mengerti apa-apa. Justru aku sangat mengerti sikap Papa, apa lagi ada wanita itu." Tanpa ragu Naswa menunjuk Tuti dengan sebutan 'wanita itu'.Mas Feri terdiam. Aku yakin ia menyesal karena tak punya apa-apa lagi. Tapi setidaknya ia punya pekerjaan hingga masih bisa mencari uang. Hanya saja ia tak bisa hidup senang seperti saat menikmati uangku."Jadi itu makanya mobilku kamu jual, Sarah?" lirih mas Feri."Iya, lagian itu mobil juga dari uangku kan? Apa punyaku itu yang aku a
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 31 ( seseorang )"Lepaskan! Tasku!" Naswa berusaha mempertahankan tasnya. Pria itu berusaha merebut. Terjadi tarik menarik, dan secepatnya kudekati Naswa ingin menolongnya. Tanpa berpikir panjang, kupukul lelaki itu dengan kantong belanjaanku."Copet! Copet! Tolong!" teriakku."Uh!" Ia mendorongku hingga aku terduduk di tanah."Copet!" teriak Naswa. Tasnya putus hingga pria berambut gondrong itu berhasil membawa kabur."Copet! Tolong!""Copet!"Akan tetapi, tiba-tiba ...."Ugh!" Seorang anak muda datang membantu. Ia berusaha mengejar, dalam posisi tak jauh darinya, ia melompat hingga tendanganya mengenai pr
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 32 ( Melabrak mantan suami )"Astagfirullah'alaziim. Kamu tak apa-apa, Nas?" tanyaku khawatir. Masih merasa shock dengan kejadian. Tadinya kukira mobil itu berhasil menabrak kami."I-iya, Ma. Aku nggak apa-apa," jawab Naswa gugup dan gemetar. Sedikit lagi jika Bayu tak datang mendorong Naswa, mungkin tubuhnya tertabrak."Alhamdulillah aku tepat waktu. Tante dan Naswa nggak apa-apa kan?""Iya, Nak Bayu. Kami tak apa-apa. Hanya masih shock aja.""Ma, mobil itu sengaja ingin menabrak kita. Siapa mereka? Dan kenapa?"Naswa benar. Mobil itu sangat jelas ingin menabrak kami. Tapi bukan tentang mobilnya yang jadi fokus pikiranku. Bayu, ia menyelamatkan kami lagi. Dan ini yang kedua kali
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 33 ( Sedikit petunjuk )"Aku nggak mungkin sekejam itu ke putri kita, Sarah. Aku sayang Naswa, sama sepertimu menyayanginya."Kujauhkan pisau itu dari mas Feri. Aksi mengancam pun selesai. Kuhela nafas panjang berusaha mengontrol emosi. Jika ini menyangkut putriku, pikiran jernih pun kadang tak hinggap. Aku sangat khawatir."Aku sudah bilang, Mas Feri nggak sekejam itu. Percuma kalian lama dulunya berumah tangga tapi kamu tak mengenalnya, pantas kamu diselingkuhi," cerocos Tuti seolah ia merasa bangga karena menjadi wanita pilihan mas Feri, dan juga penyebab hancurnya rumah tanggaku.Kulirik Tuti."Ngapain lihat aku seperti itu? Aku benar kan. Kamu wanita tak becus hingga mas Feri lebih memilihku. Saat di rumahmu bo