Share

Bab 5. Tae Min Terluka

Beberapa hari berlalu setelah kejadian Vanesha melihat Sandra yang menghilangkan nyawa pasien bersama Dokter Tommy. Namun, wanita itu tahu kalau rekannya itu melihat perbuatannya.

"Vanesha, aku tahu kau melihatku melakukan hal itu," ucap Sandra.

"Hal apa?" tanya Vanesh.

"Kau melihatku dengan Dokter Tommy, kan saat ke tenda Tuan Adhock?" tanya Sandra penuh telisik.

"Ummm … aku tak tahu apa yang kau katakan," terang Vanesha yang hendak berlalu meninggalkan wanita itu.

Sandra kemudian menarik tubuh Vanesha yang mungil sama dia berdiri di depannya. Vanesha hanya bisa menatap wajah wanita di hadapannya itu tanpa bisa mengucap sepatah kata pun.

"Aku dan Dokter Tommy mempunyai kebiasaan yang diharuskan oleh atasan kami. Kebiasaan yang kami lakukan di tenda kemarin," ucap Sandra.

"Aku tak tahu maksudmu, Suster Sandra." Vanesha memilih untuk menundukkan wajahnya.

"Kami hanya membunuh orang tertentu saja. Hanya orang sekarang yang kami bunuh agar mereka bisa terbebas dari penderitaan di dunia. Bukankah kami ini orang baik?"

"O-orang baik katamu? Membunuh pasien yang sekarang kau bilang orang baik?" Vanesha mulai terlihat naik pitam.

"Aku hanya membantu mereka segera terbebas dari rasa sakit, itu saja alasan kami menjadi malaikat penyelamat mereka," kata Sandra yang sungguh membuat Vanesha bergetar.

'Apa apaan itu, kau bilang dirimu orang baik. Kau bilang dirimu itu malaikat, iya malaikat pencabut nyawa, dasar wanita gila,' batin Vanesha.

"Vanesha, apa kau jadi takut padaku?" tanya Sandra.

"Aku hanya tak mengerti dengan yang kalian lakukan. Kalian harusnya bekerja untuk menolong orang sakit, membuat mereka menjadi sembuh. Bukannya malah menghilangkan nyawa mereka," ucap Vanesha yang menatap tajam ke arah Sandra.

"Hmmm … aku bagaikan monster, ya? Tapi itu memang sudah jadi tuntutan kerja untukku. Aku hanya harus bertahan hidup, dan jika kau ingin juga bertahan hidup maka sebaiknya kau tetap diam," ucap Sandra dengan raut wajah yang datar tetapi terkesan ada ancaman dari balik penuturannya.

Tiba-tiba, terdengar beberapa prajurit mulai gaduh. Kedua wanita itu lantas membuka tirai penutup tenda. Mereka mendapati beberapa prajurit yang sedang menandu rekannya satu sama lain.

"Tae? Buka kah itu Tae?" lirih Vanesha saat melihat salah satu prajurit yang sedang ditandu itu adalah pria yang dia kenal.

Tae terlihat kesakitan dengan luka di bagian kaki kirinya. Vanesha bergegas keluar bersamaan dengan Sandra untuk menolong para prajurit tersebut.

"Apa yang terjadi?" tanya Sandra.

"Salah satu bangunan itu runtuh, padahal masih ada korban di sana," tutur Smith.

"Ya Tuhan, lalu apa yang terjadi dengan orang-orang di dalam sana?" tanya Vanesha.

"Entahlah, sudah tak ada akses masuk ke dalam bangunan yang runtuh itu," jawab pria berambut pirang yang cepak itu.

"Vanesha, kau sebaiknya obati dia!" Sandra menunjuk ke arah Tae yang sudah dibaringkan di atas ranjang perawatan dalam tenda tersebut.

"Oke."

"Vanesha, kau sebaiknya obati dia!" Sandra menunjuk ke arah Tae Min yang sudah dibaringkan di atas ranjang perawatan dalam tenda tersebut.

"Oke."

Gadis itu langsung mengobati luka pada Tae Min.

Diperkirakan ada lima atau enam orang yang masih terjebak reruntuhan gedung hotel itu. Tsunami dan gempa mengguncang wilayah tersebut seminggu yang lalu. Berbagai kondisi yang dialami korban ikut mempengaruhi peluang bertahan hidup sembari menunggu evakuasi.

Hingga saat Vanesha sampai di wilayah terbuat, tercatat sudah hampir seratus orang meninggal dan lebih dari lima ratus orang mengalami luka-luka akibat gempa. Bahkan ada juga korban hilang akibat tsunami yang belum ditemukan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga menyebut lebih dari seribu ribu warga di wilayah tersebut tinggal di pengungsian. Jumlah tersebut belum termasuk warga di wilayah lain sekitar daerah yang juga terdampak gempa.

"Apa yang terjadi sampai kau seperti ini?" tanya Vanesha pada Tae Min.

"Aku hanya melakukan tugasku saja. Evakuasi pada korban yang masih terjebak di reruntuhan itu menjadi salah satu prioritas utama. Aku sebagai petugas harus berkejaran dengan waktu untuk menjaga peluang bertahan hidup para korban," ucapnya.

"Lalu, masih banyak kah korban di reruntuhan itu?"

"Ya, apa kau tau apa yang nanti terjadi pada korban yang belum bisa ditemukan, aarrgghh pelan sedikit kakiku terasa sakit sekali!" pekik Tae Min.

"Ma-maafkan aku, aku tau bagaimana cerita korban reruntuhan yang masih belum dievakuasi itu. Ketika mereka nantinya tidak mendapat suplai makanan, tubuh mereka masih bisa memecah lemak untuk dijadikan sumber energi. Bahkan ketika cadangan lemak menipis, tubuh masih berusaha untuk bisa memecah protein dari otot dan jaringan tubuh lainnya. Namun tubuh tidak bisa berbuat banyak ketika kadar cairan menipis. Tanpa ada asupan minum yang cukup, tubuh akan mengalami dehidrasi dan lama kelamaan bisa mengalami gangguan fungsi organ vital."

"Kau berpengetahuan juga, ya," ucap Taemin yang semakin mengagumi sosok cantik berbalut pakaian suster tersebut.

"Terima kasih."

"Tapi, jika mereka tidak segera ditemukan, akan timbul dehidrasi yang berlarut-larut juga berdampak pada fungsi ginjal. Kadar cairan tubuh yang menipis membuat darah jadi lebih kental dan membebani kerja ginjal sebagai penyaring darah. Pada titik tertentu, ginjal gagal menjalankan fungsinya dan berhenti memproduksi urine."

"Ya, Anda betul sekali. Situasi traumatis menyebabkan tekanan darah, yang memperbesar risiko kerusakan ginjal. Ditambah lagi jika terjadi luka dan perdarahan, maka risiko penurunan tekanan darah akan semakin besar. Terganggunya sirkulasi darah turut mempengaruhi peluang bertahan hidup. Tapi masih ada petugas lain kan yang kembali ke tempat kejadian untuk menolong mereka?" tanya Vanesha.

"Entahlah, mereka bisa masuk lebih dalam lagi atau tidak.

Gempa bumi sekitar enam koma sembilan skala richter yang dialami satu minggu lalu mengguncang kota kecil bernama Blue Beach di bagian selatan wilayah ibu kota. Bencana itu menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka. Hal yang selalu dialami setiap kali bencana alam seperti gempa bumi adalah kepanikan, waktu yang sempit, dan kurangnya pengetahuan untuk siap siaga menghadapi gempa bumi. Alhasil, gempa bumi yang ditambah tsunami bagi warga pesisir pantai pastinya menimbulkan korban luka dan jiwa.

Tak lama kemudian, Dokter Tommy memasuki tenda dan memeriksa keadaan para prajurit relawan tersebut. Pria itu juga menjelaskan selain kepanikan, korban gempa bisa mengalami berbagai jenis luka. Tentu penanganan kedaruratan di tengah situasi panik dan mengungsi akan jauh lebih sulit. Dokter Tommy juga menjelaskan luka bisa dialami mulai dari yang ringan hingga berat.

“Tentu yang paling berat adalah tertimpa reruntuhan atau benda-benda berat seperti ini," ucapnya memeriksa Tae Min dan para prajurit lainnya.

"Dokter, pria ini tensi darahnya tinggi saat tadi saya memeriksa," ucap Vanesha menunjuk Robin yang ada di samping Tae Min.

*****

To be continued.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status