Home / Romansa / Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam / 104. MEMILIKI KEKASIH LAIN

Share

104. MEMILIKI KEKASIH LAIN

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-11-02 10:00:47

Ratna dan juga Reno serentak menoleh ke arah pintu dan terlihat Elsa berdiri dengan kedua tangan melipat di dada. Sorot matanya tajam dan jelas itu bukan sorot mata penuh cinta atau hanya sekedar penasaran dengan apa yang dia dengar.

“Sa-Sayang, kamu di sini? Kapan pulang,” sapa Reno dengan gugup, berusaha mencairkan keadaan yang terasa mulai tegang.

“Jangan basa-basi nyapa aku, Mas,” Elsa memotong cepat, nadanya tegas dan datar. “Aku dengar apa yang tadi kamu omongin, dan sekarang mau ngomong sama kalian, terutama mama.”

Ratna yang sedari tadi duduk dengan ekspresi dingin, kini sedikit tertegun. “Elsa, mama nggak ngerti maksud kamu apa. Kamu kenapa tiba-tiba datang dan marah-marah kayak gini?”

Elsa melangkah mendekat. Setiap langkahnya terdengar jelas di dalam ruangan yang kini terdengar senyap dan penuh ketegangan. Tangannya masih bersidekap di dada, sebelum mulai bicara pada suami

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   119. BERUBAH JADI ORANG BODOH

    “Jawab pertanyaan gue, apa yang terjadi? Kenapa harus siapin ruang USG?”Brata mengangkat tangan lagi, mencoba mencegah Arka meloncat pada kesimpulan yang salah.“Itu hanya optional, Ka. Antisipasi saja. Kita lihat perkembangannya nanti setelah dia benar-benar sadar. Tapi,untuk saat ini? Nggak ada indikasi bahaya. Nggak ada cedera, nggak ada trauma, dan tekanan darahnya sudah naik sedikit.”Brata menghela napas pendek, memastikan para perawat sudah sedikit menjauh dari mereka. Setelah memastikan Sasha stabil untuk sementara, ia mendekat pada Arka.Sangat dekat.Arka mengerutkan kening. “Apa lagi?”Brata menatap kanan-kiri, lalu membungkuk sedikit.Ia menurunkan suaranya sampai hanya Arka yang bisa mendengar.“Ka,gue ngerti kalian suami-istri baru. Gue paham,fase bulan madu itu masih jalan.”Brata menepuk bahu Arka pelan. “Tapi meski lagi naik dan semanga

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   118. KELELAHAN

    “Nggak!Kamu kebangetan, ih!Kenapa nggak berhenti tadi?” keluh Sasha lirih. Suaranya nyaris tenggelam oleh detak hujan yang jatuh di kaca mobil, tubuhnya masih melekat pada Arka, seolah tulangnya belum kembali utuh setelah dua jam terakhir dipaksa menyerah oleh pria itu.Arka terkekeh pelan, suara rendahnya menggetarkan dada Sasha tempat ia bersandar. “Kamu yang minta,” jawabnya santai sambil mengusap punggung Sasha yang masih naik turun menahan napas.“Aku minta cuma sekali,” protes Sasha kecil, pipinya memanas ketika mengingat bagaimana ia sendiri yang akhirnya memohon agar Arka tidak berhenti. “Kamu yang lanjut terus—”“Kamu yang mulai gemeteran dan narik aku lagi,” balas Arka cepat, nada menggoda namun juga manja. Ia menunduk sedikit, menyentuhkan bibirnya pada pelipis Sasha. “Aku cuma ngikutin istri aku.”“Isshhh…!” Sasha mendesis menangg

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   121. KEBAHAGIAN YANG MENGHILANG DENGAN CEPAT

    Serangkaian tes tentang kehamilan Sasha mulai dilakukan dan hasilnya, ia benar-benar positif hamil. Itu jelas membuat Arka yang sejak awal sedikit ragu, tampak terdiam dengan segenap rasa terkejut yang berkecamuk dalam benaknya.“Selamat, Dokter Arka. Istri lo beneran hamil, usia kandungannya tiga minggu. Kondisi tubuhnya cukup stabil, janin juga sehat dan tekanan darahnya bagus. Cuma, tetap jaga pola makan, tidur dan jangan lupa minum vitamin,” ujar Brata, memberikan wejangan pada Arka. Wejangan yang biasanya Arka berikan pada setiap pasien yang datang, kini justru ia dengar sendiri.“Makasih, Brat.”“Sama-sama,” sahut Brata, lantas meninggalkan Arka dan juga Sasha yang masih menikmati momen kebahagiaan keduanya.Arka menggenggam erat tangan Sasha, mengecupnya berkali-kali dan mengucapkan kalimat penuh kebahagiaannya serta rasa syukurnya karena diberikan kesempatan untuk menjadi seorang ayah.“Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah kasih aku kebahagiaan.” Suara Arka pecah sedikit sa

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   117. MENGULANG SEBUAH KISAH

    Arka menahan senyumannya sendiri ketika mendengar permintaan Sasha, terlebih saat melihat wajahnya merah seperti udang rebus.Mobil yang dibawa Arka dengan segera meninggalkan bibir pantai, menuju bukit yang menjadi tempat pertama mereka menyatu dan memiliki hubungan yang jauh hingga sekarang.Disisi lain, setelah bertemu dengan Sasha di sebuah minimarket SPBU, Ratna kembali ke rumahnya dengan perasaan dongkol. Sepanjang perjalanan, tangannya terus menggenggam kemudi terlalu kuat, seolah ingin melampiaskan kekesalan lewat benda pertama yang bisa ia remukkan.Sasha yang biasanya menunduk patuh, selalu sopan, selalu meminta maaf bahkan ketika bukan salahnya, tiba-tiba saja tadi berani melawan.Itu bukan Sasha yang Ratna kenal.Bahkan Ratna bisa melihat jelas kalau ada keberanian di mata Sasha. Keberanian yang tidak pernah ada selama bertahun-tahun Sasha menjadi menantunya. Ada sorot yang tidak lagi memohon, tidak lagi takut, tidak lagi merasa ren

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   116. BUKIT NOSTALGIA

    Perjalanan menuju pantai berlangsung lebih hening daripada sebelumnya. Arka berkendara pelan, sesekali melirik Sasha yang hanya memandang keluar jendela tanpa bersuara. Wajah Sasha sedikit murung, seperti ia sama sekali tidak menikmati apa yang terjadi saat ini.Sasha hanya diam menikmati terpaan angin yang menerbangkan setiap helaian rambutnya. Ia masih tenggelam dalam lamunan, sampai ia tidak menyadari kalau Arka sudah memarkir mobil di titik paling dekat dengan bibir pantai.Arka menghembuskan napas lega.“Akhirnya sampai juga,” ucapnya sambil tersenyum kecil.Ia melepas sabuk pengaman dan bersiap turun untuk membuka pintu Sasha.Namun Sasha tetap diam, tanpa ada reaksi apa punsama sekali. Hal itu membuat Arka menoleh ke arahnya.Beberapa kali Arka memanggil Sasha masih saja diam dan tidak bereaksi apa pun.“Sayang, kamu kenapa?”tanya Arka cemas.Sasha masih diam. Dan ketika panggilan ketiga,

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   115. ANAK BUKAN SEGALANYA

    Ratna seketika membeku mendengar ucapan Arka. Ia tidak pernah melihat sisi ini darinya kalimat penuh penekanan dan juga penuh ambisi untuk menghancurkannya.Saat tubuh Ratna membeku, Arka menjauhkan wajahnya dari sisi Ratna, namun masih dengan raut wajah yang sama seperti sebelumnya.“Jangan takut, aku tidak akan mengambilnya sekaligus. Mungkin secara perlahan, sampai kalian memasrahkan semuanya sendiri dengan sukarela,” pungkas Arka, lalu beralih pada Sasha yang masih diam di tempat.“Ayo,kita berangkat, Sayang. Maaf, ya, kamu harus mengalami gangguan dari orang yang nggak waras seperti ini,” ucap Arka, seraya menggandengnya pergi meninggalkan Ratna yang masih mematung.Sasha menggandeng Arka, dan sedikit merebahkan kepalanya di lengan Arka ketika melangkah keluar. Arka mengusap pelan pipinya, dengan hati yang bergemuruh menahan kemarahan.Di luar, udara sore yang mulai dingin menyambut mereka.Arka masih menggen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status