Bab 39
Karin mengajak Wilson untuk menjemput pengasuh Wilson dan membawa pakaian mereka.
Wilson melihat-lihat rumah Karin yang terlihat sangat nyaman untuk ditinggali sampai ia melihat ruangan kamar di sebelah kamar Matthew. “Kamar siapa ini?”Karin berdehem sebelum menjawab. “Kamar Jack.”“Kalian sudah tinggal bersama?” tanya Wilson dengan penuh prasangka. “Yah, kami sudah tinggal bersama. Dia meminta kesempatan padaku dan aku memberikannya. Kami belum lama tinggal bersama.”Wilson menyuruh pengasuh Wilson membawa Matthew bermain di taman lalu menarik tangan Karin masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya. “Apa kalian juga tidur bersama?”Karin hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Wilson dan tidak menjelaskan apa-apa. “Jawab aku Karin!”Karin tidak gentar dengan nada suara Wilson yang meninggi, ia malah mendekati Wilson lalu merangkul leher WilsonHalo para pembaca, semoga kalian selalu mengikuti setiap episode Pesona Sebuah Ciuman, akan selalu di update 1 bab/hari hingga tamat. Bocoran untuk episode besok, stt ...,Wilson dan Karin masih getol berhubungan intim, seperti halnya pengantin baru lazimnya. Koment donk yang sudah menikah, saat pengantin baru kalian berhubungan intim dengan pasangan kalian berapa kali sehari? Apa sama seperti Wilson dan Karin yang selalu nempel di setiap ada kesempatan? He he he Sambil menunggu eps berikutnya silahkan baca karya saya yang sudah tamat di GoodNovel. Antara lain, Pengasuh Misterius, Bayi Dadakan, Percayalah Cinta, Kesempatan Kedua di aplikasi GoodNovel atau kalian bisa langsung mengetik nama saya, Lucy Ang ntar novel saya keluar semua, kalian bisa klik dan bisa langsung baca. Jangan lupa untuk memasukkan karya saya di rak baca kalian yah, vote dan like di setiap bab yang kalian suka.. Terima kasih karena kalian sudah mau membaca karya saya. Salam hangat, Lucy Ang
Warning adegan 21+, anak di bawah umur skip aja yah, yuk pembaca dewasa, sebelum baca jangan lupa taro buku saya di rak baca kalian, vote dan like di setiap bab yg kalian suka yah, selamat membaca yah, muahh Bab 40 Karin mengerang kenikmatan lalu memekik tertahan dan merasakan kelegaan yang luar biasa menerpanya. Sudah sangat lama ia tidak merasakan indahnya bercinta sampai ia lupa bagaimana rasanya. Kini, ia diingatkan kembali dan ia ingin merasakan sensasi itu lagi. Setelah melihat Karin puas. Wilson langsung beranjak naik ke atas Karin sambil tersenyum melihat rasa puas yang tergambar jelas di wajah Karin.Mata Karin langsung membuka saat Wilson mendesak masuk ke inti kewanitaannya. Setelah agak bersusah payah akhirnya Wilson berhasil memasuki Karin dan ketika ia mulai bergerak, Karin menatapnya. Ia sangat menikmati sensasi gerakan Wilson di dalam dirinya. Wils
Bab 41 Karin mencoba melunak dan memeluk Wilson untuk memberinya pengertian. “Tidak ada yang akan terjadi antara aku dan Jack, Wilson, apalagi setelah kau membuaiku seperti tadi. Aku tidak akan pernah menginginkan pria lain dalam hidupku, selain kau.” Wilson hanya menatap Karin dengan tidak yakin. “Entahlah, tapi aku masih berkeras dengan keputusanku.” “Aku rasa mungkin besok kita bisa mengajukan pembatalan pernikahan kita.” “Karin!” seru Wilson tidak percaya mendengar perkataan Karin. “Kau bersikap tidak profesional Wilson. Kau tahu akan tanggung jawabku dan apa menurutmu pantas bagiku, memutuskan hubungan bisnis dengan Jack begitu saja?” “Yang kupermasalahkan bukan hubungan bisnisnya tapi dia adalah mantan kekasihmu!” “Jadi sekarang aku bertanya lagi, apa kau bersedia menerima hubungan di antara kami?” “Hubungan apa maksudmu? Apa kau berniat menduakan aku?” “Wils
Bab 42 Warning, ada adegan 21+ mohon anak di bawah umur jangan baca, skip aja ke eps selanjutnya yah, terima kasih Setelah sampai di mansion, Wilson tiba-tiba langsung menggendong Karin ketika memasuki pintu Mansion. Karin memekik kaget karena tidak menyangka Wilson akan membopongnya di hadapan semua pengerja yang sedang bekerja. Mereka segera buru-buru berhamburan ke arah dapur sambil terkekeh melihat aksi Tuan rumah terhadap Nyonya Rumah mereka. Matthew segera menggandeng pengasuhnya dan mengajaknya ke kamar pribadinya. “Cepat turunkan aku, aku malu!” “Untuk apa malu. Mereka sudah tahu apa yang akan kita lakukan sebagai pengantin baru.” “Apa kau berniat membopongku naik ke atas?” “Yah, apa kau tidak suka?” goda Wilson sambil mengelus wajah Karin dengan wajahnya. Suaminya sangat menggemaskan,
Bab 43 Setelah mengecek pekerjaan di kantor lewat telepon, Karin segera menghubungi Jack. “Kapan kau akan kembali ke sini?” tanya Karin mengkhawatirkan keadaan Jack. Meski bagaimana Jack sudah begitu baik padanya dan Matthew selama ini. “Mungkin 3 harian lagi. Kenapa apa ada masalah di kantor?” tanya Jack dengan khawatir. “Tidak ada yang mendesak untuk ditangani. Galih sudah mengatur ulang jadwal meeting sampai 2 minggu ke depan, jadi saat ini paling cuma penawaran iklan baru saja tapi masih dalam tahap review. Mereka bisa juga bekerja tanpa kita rupanya,” kata Karin sambil memuji anak buahnya. “Itu karena kau adalah bos yang perduli kepada mereka Karin karena itu mereka bisa bekerja sepenuh hati tanpamu. Hmm..., aku melihat statusmu. Selamat yah,” ucap Jack dengan kikuk. “Terima kasih Jack dan maaf aku sudah mengecewakanmu,” sahut Karin dengan jujur tapi memilih Wilson, dia tidak pernah
Bab 44Rupanya di balik rak buku terdapat ruangan kamar tidur juga! Mata Karin terbelalak dan sebelum ia bertanya lagi, Wilson sudah menciumi bibirnya dengan penuh gairah.Karin membalas ciuman suaminya dan menikmati sentuhan Wilson pada tubuhnya sekaligus menikmati saat tangannya menyentuh Wilson dari balik kemejanya.Mereka saling membantu membuka pakaian mereka masing-masing dan setelah mereka berdua telanjang dalam posisi masih berdiri, ciuman Wilson turun ke payudara Karin.Karin mengerang sambil menatap Wilson dengan penuh gairah.Wilson sangat menikmati setiap ekspresi Karin saat ia memanjakan tubuh Karin. Setelah puas mengulum kedua payudara Karin, mulutnya turun untuk menyenangkan Karin lebih lagi di bawah sana.Karin mendesah kenikmatan saat mulut dan lidah Wilson bermain di intisari kewanitaannya. Ia meremas rambut Wilson dan menikmati apa yang Wilson lakukan padanya.&nbs
Bab 45Wilson meraih Karin mendekat padanya dan tanpa canggung ia sengaja berpose mesra di depan keluarga besarnya.Sorak sorai terdengar menyaksikan aksi Wilson yang tanpa malu-malu menyanjung Karin.Karin menutupi wajahnya karena malu.Wilson membuka jemari Karin dan menciumnya.Karin memukul Wilson dengan gemas karena senang menggodanya.Matthew tertawa melihat pipi maminya yang memerah karena ulah papi Wilson.Semua orang memuji betapa idealnya Wilson dan Karin ditambah dengan anak yang gagah seperti Matthew. Semua orang memberikan restu mereka dan sibuk memilih gaun-gaun dan jas-jas yang akan mereka kenakan saat karyawan showroom datang dan menyusun pakaian di tiang-tiang gantungan.Karin melihat betapa sibuknya mereka dan ia sangat bahagia menyaksikan semua keriuhan itu.Wilson menyuruhnya duduk tapi Karin menolak
Bab 46“Nanti saja yah,” bujuk Wilson sambil melanjutkan aksinya.Tapi Karin tidak mengalah.Sambil menghela napas ngambek, Wilson menuruti keinginan Karin. Ia mencukur bakal janggutnya tanpa mengoleskan cream terlebih dahulu.Karin tersenyum senang melihat aksi Wilson yang menuruti keinginannya. “Kau harus ingat, aku tidak suka bila merasakan gesekan kasar pada kulitku. Jadi biasakan rajin mencukur yah.”Wilson mengangguk sambil tersenyum melihat Karin yang ganti memeluknya dari belakang.“Kau sangat seksi sekali, Wilson. Aku sangat tergila-gila padamu.”Wilson telah menyelesaikan tugas dari Karin, ia berbalik dan mencium Karin dengan penuh hasrat.Karin membalas ciuman Wilson dengan hasrat yang membara juga.Pagi harinya Karin sudah menyiapkan baju-baju yang akan dibawa saat bulan madu m
Bab 47Setelah membahas pekerjaan, Darmawan mendehem sambil memandangi wajah Karin dengan seksama.“Apa ada sesuatu pada wajah saya?” tanya Karin merasa kurang percaya diri karena kliennya itu memandanginya dengan lekat.“Tidak. Kau selalu terlihat cantik, Karin.”Karin membaca situasi yang aneh itu, pak Darmawan bersikap lain dari biasanya tapi yang keluar dari mulutnya hanya ucapan terima kasih sambil menyesap tehnya dengan terburu-buru.“Apa kau terburu-buru?”“Yah, saya harus mengecek anak saya.”“Ah, yah siapa nama anakmu, Matthew ‘kan? Boleh aku bertemu dengannya?”“Maaf, rasanya saat ini dalam situasi yang tidak tepat, Pak karena mungkin saja ia masih tertidur saat ini.”“Nanti kau akan tinggal di mana di Eropa? Aku memiliki mansion di s