Share

5 judul Wilson membawa Karin ke Villanya

Bab 5

Ia merasa perasaannya sudah mati dan tidak bisa merasa hidup seperti ini sebelumnya. Penghianatan yang telah dilakukan tunangannya, Mia terhadapnya, membuatnya selalu bersikap dingin kepada setiap wanita yang mencoba mendekatinya. 

Tapi ketika melihat Karin sedang duduk dengan anggunnya di sofa rumahnya dan bersikap dingin dan tidak jelas pada awalnya membuatnya marah dan tidak bisa menahan dirinya lagi. Tapi bukan kemarahan yang muncul tapi keinginan untuk menyentuh dan mencium Karin!  

Sesaat Wilson merasa kecewa saat mendengar hadiah ciuman Karin ternyata ditujukan untuk Berri. Ia merasa sangat terpukul saat itu. Karin pasti menyangka dirinya Berri sehingga ia membalas ciumannya dengan penuh gairah. 

Ia mengira Karin pasti ingin merayu Berri untuk bisa dijadikan kekasih. Tapi ketika kebenaran itu muncul ia sangat kaget dan terkejut dengan tindakan Karin yang tidak diduga! Karin menghajar Berri di depannya! Sungguh ia tidak pernah mengira! Dia terbahak dalam hati. Wanita seanggun Karin bisa bergerak segesit itu dan bisa melancarkan pukulan yang mematikan seperti itu?!  

Meskipun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi Wilson tersenyum lega. 

Berri harus dirawat dirumah sakit selama satu minggu dan satu minggu lagi dalam proses penyembuhan. Belum lagi petugas polisi yang datang dan menyerahkan surat peringatan agar Berri tidak mendekati Wendy dan keluarganya lagi. Kalau Berri melanggar, dia bakal langsung masuk penjara.

Ketika mengetahui Berri memiliki seorang bayi yang tidak mau diakuinya, Wilson marah dan langsung mengusir Berri dari rumahnya. Ia memaksa Berri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Apalagi ada bayi yang menjadi taruhannya. Dia tidak mau salah satu dari keturunannya hidup terlantar tanpa campur tangannya. 

Berri mengatakan gadis itu menyerahkan bayinya tanpa perlawanan. Bahkan Berri berkata kepadanya, gadis itu tidak menginginkan Wendy. Maka Wilson mengambil tanggung jawab Berri dan memberikan perawatan yang terbaik untuk mengurus Wendy.

Ketika Karin datang ke rumahnya, barulah ia tahu selama ini Berri telah membohonginya. Wilson menambah beberapa luka memar pada tubuh Berri dengan cambuknya. 

Dia sama sekali tidak dapat membayangkan perilaku Berri  yang sangat bertolak belakang dengan tindakan pria terhormat! Tapi yang membuatnya tidak mengerti, Berri berkata wanita itu bukanlah ibu dari anaknya.     

Mau tidak mau Wilson bergegas mencari tahu kebenaran perkataan Berri bagaimanapun ia tidak bisa membiarkan keponakannya diculik!  Karena menurut pengakuan Berri, ia belum pernah bertemu sekalipun dengan Karin. 

Kenyataan itu membuatnya khawatir bercampur lega. Khawatir apakah keadaan Wendy baik-baik saja dan lega rupanya Karin tidak pernah berhubungan dengan keponakannya. Tapi kekhawatirannya segera hilang ketika melihat kedatangan petugas kepolisian yang menyerahkan surat peringatan kepada Berri berdasarkan bukti-bukti yang diberikan Karin kepada pihak berwajib.

Dan sekarang dengan mengajak wanita itu ke ranjangnya, Wilson percaya ia sudah mengundang banyak sekali masalah. Karena yang pasti wanita itu sudah bersuami dan saat ini sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya. 

Wilson merasa wajahnya berubah merah padam ketika mendengar ajakan manis yang meluncur dari bibir Karin yang mengajaknya menjadi kekasihnya yang lain. 

Wilson pasti sudah gila karena tertarik dengan wanita yang telah membuatnya sakit hati! Jelas-jelas Karin meremehkannya.Tapi hei! Dia 'kan tidak berniat menikahinya, atau itukah yang ia inginkan?!

Wilson benar-benar merasa sudah gila karena memikirkan wanita yang sudah bersuami dan suka berselingkuh untuk dijadikan istrinya! Ia memutuskan untuk mendinginkan kepalanya di bawah pancuran air dingin untuk membuyarkan kegilaannya. 

Karin sudah merasa agak baikkan dan mulai mengingat apa yang telah terjadi padanya. “Oh, sungguh memalukan kenapa aku bisa pingsan tadi!“ kata Karin dalam hati.

Lalu Karin teringat Dani yang saat ini sangat membutuhkannya! Dengan cepat ia meneguk sisa minuman dalam gelas yang tergeletak di atas nakas.

Hari sudah menjelang sore. Karin sadar saat ini dia tengah berada di salah satu villa terbaik di Pulau Bali. 

Villa itu sangat luas dengan desain yang sangat berkelas. Pasti mereka sering mengadakan pesta-pesta pernikahan di tempat ini, ucap Karin dalam hati sambil memperhatikan sekelilingnya.

 

Karin mempertimbangkan apakah harus menunggu Wilson ataukah langsung pergi? Tapi Karin merasa tidak tahu bagaimana harus bersikap di depan paman pria yang telah menyakiti adiknya! Karin  meninggalkan villa secepat kilat tanpa meninggalkan pesan apapun.   

Wilson tidak bisa menemukan Karin di kamarnya! Ia berusaha mencari di ruangan lain tapi tetap saja ia tidak bisa menemukan Karin dan menyadari kalau Karin telah meninggalkannya.

Wilson merasa sangat kecewa. Karin telah menghilang. Ia merasa kehilangan Karin dan merasa lucu mendapati hal itu pada dirinya sendiri mengingat tidak ada satu pun sikap manis Karin kepadanya. Entah kenapa hal itulah yang membuatnya penasaran untuk bisa menemui Karin, wanita yang namanya saja ia belum kenal secara formal. 

Sebelum melihat Karin, Wilson selalu berusaha menjaga jarak dan emosinya terhadap lawan jenisnya. Ia merasa tidak dapat mempercayai wanita lagi mengingat betapa besarnya kekecewaannya yang telah diakibatkan Mia kepadanya. Padahal dia sudah berbuat semampunya untuk menjaga hubungannya dengan Mia. Seingatnya, ia sangat menjaga keharmonisan hubungannya dengan Mia. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi semua keinginan Mia dalam hal materi dan kuantitas pertemuan mereka. 

     Dengan padatnya jadwal bisnisnya Wilson selalu berusaha menyempatkan diri untuk menemani Mia, paling tidak untuk makan malam. Meskipun terkadang pembicaraan mereka sedikit terganggu dengan telepon-telepon relasi bisnisnya. Mia tidak mau mengerti dan selalu memprotes dengan keadaan itu. Tapi ia tidak memprotes ketika Wilson membelikannya kalung berlian koleksi-koleksi terbaru sebuah brand ternama. Mia tidak mau perduli dari mana asal uang yang dikeluarkan Wilson berasal, yang ia perdulikan hanya seringnya Wilson membelikan hadiah-hadiah mahal untuknya. 

Wilson sangat menghargai Mia, ia selalu menolak dengan halus ketika Mia mengajaknya untuk tidur bersama mengingat mereka sudah bertunangan. 

Pada jaman modern seperti ini rasanya bukan hal yang tabu jika dalam tahap pertunangan mereka sudah hidup bersama tapi bagi Wilson, sebelum pernikahan terjadi dan diberkati ia tidak berhak untuk menyentuh Mia. Ia sangat menghormati kesakralan sebuah ikatan pernikahan itulah yang membuatnya harus yakin sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

Bukan munafik sebagai pria normal, ia juga merindukan hal itu tapi anehnya ia merasa begitu mudah menolak segudang bujuk rayu Mia kepadanya. Mia adalah seorang wanita yang cantik, sedikit genit dan menggodanya. Dan Wilson merasa Mia pantas mendampinginya.

Kadang-kadang Wilson merasa Mia tidak menghargai dirinya sendiri karena selalu merayunya untuk bercinta di setiap pertemuan mereka. 

Hingga saat ini tidak pernah sekalipun Wilson melanggar komitmen awalnya tersebut dan setelah memutuskan berpisah secara baik-baik dan dengan tenangnya meninggalkan Mia bersama teman lelakinya yang kedapatan asyik bergumul dengan seru diranjangnya tepat di apartemen yang dibelikan Wilson untuknya. 

Tapi anehnya, Wilson tidak pernah merasa sakit hati, tapi jujur ia merasa dikhianati. Belum lagi kerepotannya harus menjelaskan kenapa Mia tidak lagi mendampinginya di setiap 

perjamuan yang diadakan relasinya. Ia selalu menyibukkan diri mengurus bisnisnya dari pada harus menanggapi godaan para wanita dalam hidupnya. Baginya wanita hanya menambah kerepotan dalam hidupnya. 

Di setiap pesta, Wilson selalu datang sendiri dan hal inilah yang membuat para wanita lajang maupun berstatus tanpa malu-malu selalu berusaha untuk merayu dirinya. Tapi baginya saat ini, bisnis lebih menarik dari pada wanita.

Wilson yakin akan pesona dirinya. Ia tidak menapik dirinya menarik tapi ia merasa agak ngeri saat menerima   tatapan kaum wanita ketika memandanginya. 

Yah, dia akui, dia memang menarik secara fisik maupun finansial tapi ayolah, tidak mungkin dia sesempurna itu! Itulah arti tatapan dari para wanita ketika memandanginya. 

Rekan-rekan bisnisnya selalu menawarkan wanita-wanita untuknya ketika mereka sedang membicarakan bisnis. 

Wilson tidak suka hal dengan hal itu dan merasa hal itu menghabiskan waktunya. Baginya kalau mau berbisnis yah berbisnis, tidak usah menyia-nyiakan waktunya yang berharga! Wilson selalu dihormati dengan prinsipnya itu sampai sekarang.

Orang yang baru mengenal Wilson akan menanggap Wilson munafik dan mencoba menariknya untuk mengikuti kebiasaan mereka, prinsip mereka bersenang-senang dulu baru berbisnis. 

Wilson menghargai cara hidup orang dan tidak mau mencampuri urusan masing-masing dengan berkomentar tapi baginya jika mau berbisnis dengannya silahkan gunakan waktu sebaik-baiknya, jika tidak Wilson tidak akan segan-segan menolak untuk menjalin kerjasama bisnis.  

Tapi ketika melihat wanita itu dalam rumahnya, ia langsung melupakan akal sehat yang selama ini ia junjung tinggi.

Demi Tuhan! Dia mencium wanita yang baru pertama kali dilihatnya. Di mana otaknya saat itu, teriak Wilson dalam hati ketika mengenang tindakannya itu tapi ia tidak menyesalinya. 

Dan yang membuatnya lega wanita itu tidak menamparnya.

Ia merasa wanita itu juga terkejut sama seperti dirinya tapi juga sama-sama melupakan akal sehat mereka masing-masing.

Mereka berciuman. Bukan hanya bibir Wilson yang bergerak mengecap kemanisan pada bibir seksi wanita itu tapi wanita itu juga melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan ! Dan ciuman-ciuman itulah yang selalu mengganggu malam-malam Wilson. Wilson akan gila kalau terus-terusan bersikap seperti anak remaja di atas ranjangnya. 

Dia gelisah! Dan yang membuatnya terkejut adalah ia memiliki hasrat yang kuat untuk bercinta dengan wanita yang belum dikenalnya itu!

Dia sudah gila! Dan yah, Wilson mengakui hal itu. Dia gila karena tidak dapat melupakan Karin, dia gila karena ketika menutup matanya, dia mengerang dan menginginkan wanita itu. 

Ia ingin merasakan lembut dan manisnya bibir dan lidah Karin dan dia juga gila karena menyewa seorang detektif swasta untuk mencari tahu tentang wanita itu. Dari sanalah ia tahu wanita pujaannya itu bernama Karin Carolline Sandis. Mereka bahkan tidak pernah berkenalan secara resmi sampai sekarang! 

Yah, Tuhan …, desah Wilson sambil geleng-geleng kepala. Belum lagi mendapati kenyataan bahwa Karin telah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki berumur 5 tahun!

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status