Bab 6
Wilson tidak mengerti mengapa seorang pria sanggup meninggalkan Karin. Apakah karena Karin berselingkuh? Mungkin saja karena saat ini Karin sedang bersama salah satu kekasihnya. Kekasih gelapnya lebih tepatnya karena status Karin masih wanita bersuami.
Berani-beraninya dia! Tapi gilanya, Wilson juga mungkin tidak akan memperdulikan status Karin jika ia yang berada di posisi Dani Gunawan saat ini. Dia berharap bisa menggantikan posisi Dani meskipun dalam mimpi sekalipun. Saat ini ketika ia berharap bisa mengenal Karin lebih jauh tapi Karin mengecewakannya! Dengan tidak sabaran-nya Karin sudah pergi meninggalkannya tanpa pesan apapun dan pergi menemui kekasihnya.Apakah Karin mencintainya? tanya Wilson dalam hati. Wilson tidak membiarkan detektif yang disewanya mencari tahu untuknya. Ia memilih meninggalkan segudang kesibukannya untuk menyelidikinya secara pribadi. Dan di sinilah dia sekarang, sendirian, di villanya. Pakaian menyelam melekat ketat pada tubuh Karin yang padat berisi. Tetesan air laut menetes dari helai rambutnya yang basah. Rambutnya ikalnya seolah menggoda Wilson untuk dapat menyentuhnya dan merasakan kelembutan helai rambutnya. Matanya selalu berbinar ceria dan tampak menawan jika berkedip secara natural. Apalagi ketika mata itu dipakai untuk menggoda seorang pria. Coba saja bayangkan! Hidungnya mancung, bibirnya seksi dan memiliki warna merah merekah yang alami. Dan Wilson dapat merasakan manisnya liploss di bibir Karin ketika menciumnya. Tubuhnya sempurna. Dengan tinggi badan menjulang mungkin kalau Karin lebih cocok menjadi seorang model atau artis ketimbang pembisnis sepertinya. Jarang sekali wanita secantik Karin memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia yang lebih didominan laki-laki, dunia bisnis. Biasanya banyak wanita yang memanfaatkan kecantikannya untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Wilson cukup mengerti dan menghargai hal itu. Bagi Wilson jika Karin bersedia menjadi istrinya ia akan memberikan apapun yang Karin inginkan, termasuk hatinya sekali pun. Wilson mengambil resiko untuk lebih merasa sakit hati karena tahu kenyataan Karin masih bersuami dan memiliki kekasih gelap, itu yang sudah pasti. Tapi Wilson tidak peduli. Dia bertekat untuk memenangkan hati Karin untuk menjadi miliknya seorang. Dan yang membuatnya merasa lega, ketika ia tahu Karin menyewa dua cottage yang berdampingan. Bukan satu cottage. Berarti mereka tidak tidur bersama. Atau untuk menutupi hubungan mereka yang sebenarnya?! Wilson berpikir keras untuk bisa menemukan jawabannya.Karin akhirnya menemukan rumah sakit tempat Dani dirawat. Dani mengelar aksi ngambek karena merasa Karin bersenang-senang tanpa memperdulikannya.“Ih, kamu tidak tahu yah, aku tuh sempet dikerjain tahu sama orang kemarin. Aku ditunjukin arah yang salah. Mana nggak bawa minum lagi. Kamu ‘kan tahu aku dehidrasi–an!“ katanya terang-terangan.Aksi ngambek Dani melemah dan mulai menghawatirkannya. “Kamu nggak apa-apa!? Maaf, seharusnya aku yang menjaga kamu.“
“Aku sudah baikkan kok, kamu bagaimana?““Masih agak memar sih tapi sudah tidak apa-apa. Besok pagi aku sudah boleh keluar.““Aku bawakan kamu baju tapi bukan baju kamu yang bagus-bagus. Ini aku beli di toko souvenir. Murahan. Tapi kulihat lumayan juga kok.““Biasanya aku ogah memakai barang murahan. Tapi …, berhubung kamu yang membelikan untukku, aku akan sangat menghargai dan memperlakukannya dengan baik. Aku janji,“ ucap Dani dengan nada jahil sambil mengerling.“Lebay,“ ceplos Karin sambil tertawa.
Tiba-tiba Dani memanggil Karin mendekat untuk menunjukkan memar pada dahinya. Karin mendekat tanpa curiga dan melihat kening Dani yang agak memerah. Karin sadar dirinya berada begitu dekat dengan Dani lalu langsung berniat mundur. Tapi Dani lebih cepat darinya. Waktu terasa berjalan lambat. Jantung Karin berdebar kencang dan merasa was-was.“Aku akan menunggu sampai kau siap,“ desah Dani ketika ia membelai wajah Karin. Karin merasa salah tingkah. “Mungkin lebih baik kau tidak usah menungguku, aku …““Aku akan tetap menunggumu. Kau pantas untuk kutunggu. Kau layak, sangat layak, Karin. Aku berjanji akan memberimu semua kebahagiaan yang bisa kuberikan.“ Jemari Dani menyentuh wajah Karin dengan hati-hati.Karin tersenyum kikuk tapi tidak bergeming ketika Dani menciumnya. Ia sengaja menutup matanya untuk mencari tahu perasaannya terhadap Dani. Bibir Dani bergerak lembut mengecup bibir Karin lalu mencicipi dan merayu bibir Karin agar membuka dan membalas ciumannya.Karin membuka matanya dan tampak terkejut karena ia tidak merasakan hasrat yang sama untuk menikmati dan membalas ciuman Dani.Ia terhenyak sesaat. Yah, ampun mengapa ia bisa melupakan segalanya saat bersama pria asing yang jelas-jelas pria yang harus dijauhinya! Karin merasa ragu sesaat lalu memaksa dirinya membalas ciuman Dani. Karin mencoba membuat dirinya serileks mungkin.
Bayangan pria asing itu membuat Karin terbuai dan mendambakannya. Ia lupa saat ini Danilah yang sedang diciumnya.
Dani merasa begitu bahagia ketika Karin membalas ciumannya. Mereka saling menikmati. Mereka saling meraba. Karin menikmati dan Dani memberi. Napas Karin terengah menikmati sensasi yang tengah ia rasakan kemudian ia membuka matanya dan menyadari kenyataan. Tanpa sadar ia langsung memekik kaget dan melepaskan diri dari Dani. Untuk sesaat Dani merasa bingung dan kehilangan sentuhan Karin.“Maaf,“ kata Karin sambil keluar dari ruangan Dani. Dani panik dan langsung mengejar Karin. “Maafkan aku. Kalau kau merasa ini terlalu cepat, mungkin kau benar. Mungkin kau merasa bersalah karena sekarang kau masih bersuami. Maafkan aku, aku …““Bisakah kita tidak membahasnya lagi. Hmm, Den bisakah kita menganggap hal ini tidak pernah terjadi? Aku perlu waktu sendirian dulu sekarang.“Dani berniat menolak melupakan kejadian yang baru saja membuat mereka melewati tahap pertemanan tapi melihat kepanikan Karin, Dani tahu ini bukan saatnya untuk memaksa Karin menerima kehadirannya. Ia tahu akan kehilangan Karin jika ia berkeras. Maka ia hanya memeluk Karin dan membiarkan Karin pergi.“Kau akan menjemputku besok pagi?“ tanya Dani lembut sambil menenangkan Karin.
“Kurasa tidak. Aku perlu waktu sendirian dulu, mungkin aku akan kembali ke cottage agak malam. Jangan tunggu aku, yah.““Baiklah. Aku tidak melarangmu karena aku sangat mengerti akan dirimu. Tapi kau mesti yakin aku selalu ada untukmu.““Terima kasih,“ kata Karin dengan cepat dan pergi dari hadapan Dani secepatnya. Dani menghela napas berat sambil menatap tubuh Karin yang perlahan menghilang dari pandangannya.Bab 7 Karin sangat kaget saat mengetahui perasaannya sendiri. Kenapa gairahnya bisa muncul pada pria yang salah? Pria yang sama sekali belum dikenalnya tapi ia bisa merasakannya bahwa ia menginginkannya. Seharusnya ia tidak boleh memikirkan pria lain dalam hidupnya karena saat ini dia masih bersuami! Dan kenapa harus pria itu!? pikirnya tidak mengerti. Pria yang tidak seharusnya ia pikirkan tapi harus ia akui, ia merindukan pria itu! Ia ingin pria itu menciumnya lagi! Karin ingin berteriak marah karena menyadari hal itu. Ia memilih duduk menyendiri di atas undakan karang-karang besar yang membentuk tanjakan kecil dan merenung disana. Kenapa dia bisa seperti ini? Dimana akal sehatnya!? Suara deburan ombak seperti sebuah nyanyian yang sangat misterius baginya tapi ia menikmatinya dan memperhatikan setiap deburan yang menghantam tepian batu karang tempatnya duduk. Sepanjang matanya memandang, lautan lepas terhampar di depannya. Ia menghela napas panjang berulang kali. Ia berusaha
Bab 8 Ketika sampai di villa Wilson, Karin ragu dan berniat untuk menjauh tapi Wilson menciuminya dengan cepat dan tidak memberi Karin kesempatan untuk berubah pikiran dan menolaknya. Bujukan Wilson berhasil karena penolakan Karin melemah dan menuruti Wilson untuk masuk ke dalam kamarnya. Kejadiannya begitu cepat dan tidak pernah ada yang mengingat siapa dulu yang memulainya. Begitu mereka sadar mereka sudah terengah-engah setelah merasakan kenikmatan bersama. Mereka sama-sama terdiam. “Aku tidak pernah bertindak seperti ini sebelumnya.“ Karin tidak menanggapi kata-kata pria itu, ia hanya menatap kosong kearah langit-langit kamar. Ia masih belum bisa berpikir jernih, bisa-bisanya ia bercinta dengan pria asing yang sama sekali belum dikenalnya! Apalagi dengan status pernikahannya saat ini. Karin merasa benar-benar jijik dengan dirinya sendiri. Wilson menarik tubuh Karin yang telanjang, masuk ke dalam pelukannya. “Tidak.“ Karin menghela napas. Ia mencoba menjauhi Wilson.
Bab 9 Kegilaan apa yang ia lakukan!? Bahkan perceraiannyapun belum diresmikan dia sudah kehilangan akal sehatnya dengan tidur dengan Wilson! Oh, sungguh-sungguh menyebalkan! erang Karin dalam hati. Ia terkejut ketika melihat Matthew sedang berlari kencang dari arah cottagenya. Karin memekik senang menyambut kehadiran anaknya itu. Ia merentangkan tangan untuk menyambut Matthew dalam pelukannya dan menciuminya dengan penuh kerinduan. “Mami kok nangis?“ “Soalnya mami senang bisa bertemu dengan Matthew di sini.“ Karin menghapus air matanya sambil mengelus wajah halus jagoan kecilnya itu. Ia melihat Steven sedang menantinya di depan pintu bersama Dani yang berdiri dengan raut wajah tidak senang. Karin tidak tahu harus berkata apa untuk menyambut kedatangan Steven. Dia juga bingung kenapa mereka bisa berada di sini? Padahal seingatnya, ia tidak pernah memberitahu tentang liburannya kepada Steven. Ia mempersilahkan Steven masuk. Dani marah karena mengira Karin yang memberitahu ten
Bab 10 Wilson merasa harus merayu dan memohon kepada Karin untuk mempertimbangkan hubungan mereka. Wilson membawakan Karin setangkai mawar holand. Dengan penuh harap, ia berjalan dengan penuh percaya diri ke cottage yang disewa Karin. Ia juga sudah menyiapkan makan malam romantis di tepi pantai hari ini. Dia tidak perduli akan konyolnya rencana yang dia buat hari ini tapi ia bermaksud untuk memaksa Karin menerima cintanya dan memintanya untuk menikah dengannya. Ia mendengar suara tawa Karin dari balik pintu. Ia tidak senang mengira Karin sedang bersama Dani saat ini. Ia memutuskan untuk mencari tahu dengan mengetuk pintu. Tawa ceria Karin menghilang perlahan ketika melihat kedatangan Wilson di cottagenya. Wilson berniat untuk mencium Karin tapi mengurungkan niatnya karena melihat seorang pria yang tidak dikenalnya merangkul mesra pinggang Karin. “Siapa sayang? Apa kau tidak akan memperkenalkan kami?“ sindir Steven sambil melirik bunga yang ada di tangan Wilson. “Ini Wilson, b
Bab 11 Mereka tidak bertemu lagi dalam perjalanan pulang karena memang pada keesokan harinya mereka langsung pulang menuju Bandar Lampung. Sebelumnya Karin sudah menghubungi Dani mengenai rencananya pulang ke Lampung untuk mengurus masalah pernikahannya dengan Steven. Walau bagaimanapun ia masih memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya. Steven mendiamkannya selama beberapa hari setelah kepulangan mereka. Karin tidak mencoba membujuk Steven karena ia sudah mengenal tabiat suaminya itu. Kalau emosinya sudah mereda Steven akan luluh dengan sendiri. “Katakan padaku, apakah kau menikmatinya? “ tanya Steven ketika Karin akan tidur. “Apa kau mencoba untuk melebarkan masalah atau memperkecil? Bila kita begini terus, aku rasa lebih baik kita menjauh dulu sementara.“ “Dan kau akan kembali lagi kepadanya? Apakah sangat nikmat bercinta dengannya sampai kau melupakan kenyataan bahwa kau masih bersuami!?“ 
Bab 12 Jalan yang ia pilih ternyata tidak salah. Steven menggunakan kesempatan yang telah diberi Karin dengan sangat baik. Tambah hari, Steven bertambah romantis dan selalu menyediakan waktu untuk Karin dan Matthew. Rencana untuk menambah momongan menjadi perbincangan yang alot diantara mereka. Karin tidak berencana memiliki anak lainnya selain Matthew tetapi Steven selalu membujuknya agar memberikan adik pada Matthew agar dia tidak kesepian nantinya. “‘kan Matthew banyak sepupu. Dia tidak akan pernah kesepian. Hampir setiap hari mereka ke sini.“ “Beda dong sayang. Coba bayangkan, bagaimana kalau nanti kita sudah tidak ada bersama Matthew lagi, dia akan sendirian?“ “Yah, kalau kita tidak ada 'kan masih banyak sepupu-sepupunya yang bisa menemaninya,“ timpal Karin masih tetap berkeras sambil mengelus dada suaminya. “Sayang, cobalah untuk mengerti,“ kata Steven putus asa. “Aku
Bab 13 Steven membelai pipinya membangunkan Karin dari tidurnya. Karin membuka matanya. Wajah Steven tampak tenang dan sangat bercahaya. Karin merasa sangat lega karena telah mendapati Stevennya telah pulang. Ternyata firasatnya salah! Karin langsung tertawa bahagia dan memeluk tubuh Steven sambil menangis. Ia memeluk tubuh suaminya dengan erat, tanpa mau melepaskannya lagi. Tapi ia tidak mengerti mengapa Steven begitu pendiam saat ini dan ia hanya memandanginya saat ini dengan pandangan yang aneh, Karin tidak mengerti. “Tahu tidak, aku cemas sekali tadi. Papi bilang mobilmu terperosok dalam jurang. Kamu jahat, kenapa kamu tidak memberi kabar padaku. Aku merasa sangat cemas! Rasa mau mati karenanya. Jangan pernah tinggalkan aku lagi,yah!? Aku takut. Aku …“ Steven menenangkan Karin. “Maafkan aku, tapi kita tidak bisa bersama lagi.“ Steven menangkup wajah Karin dengan lembut. Karin bingung mendengar
Bab 14 Karin semakin bersemangat membantu menjalankan kembali usahanya yang telah lama dikelola oleh Chika. Ia sangat menikmati pekerjaannya karena ia bisa meluangkan waktu untuk menemani Matthew kapanpun dia mau. Ia selalu ada untuk Matthew, di setiap saat Matthew membutuhkannya, itulah yang membuat Karin merasa bahagia. Semangatnya kembali menyala dalam mengembangkan konsep bisnisnya. Dia mulai merambah usaha wedding planner yang menawarkan konsep one stop wedding shoping jadi calon pengantin bisa mengurus sendiri segala keperluan pengantinnya di dalam satu tempat. Sedangkan Chika tetap mengurus showroom bridal besar miliknya. Saat ini ia memiliki janji temu dengan seorang klien yang ingin dibuatkan jas pengantin dan jas pendamping desain terbaru karena sudah melewati jam kerja, akhirnya Karin mengijinkan karyawannya untuk pulang duluan sementara dia sendiri yang akan menunggu kliennya datang. Untuk membuat kliennya nyaman ia tetap menyalaka