Mendengar Siska memanggilnya, Denis membalikan badan lalu menatap Siska, “Ada apa?"
Secara mengejutkan, Siska langsung memeluk Denis dengan erat. Otomatis Denis terkejut dan merasa canggung. Dia tidak menyangka kalau Siska akan memeluknya. Ini kan di tempat umum!
Orang-orang yang ada di sana mulai memperhatikan mereka berdua.
Kalau dari mereka yang melihatnya lebih dekat, mungkin mereka akan melihat pipi Denis yang memerah saat itu. Dia merasa malu.“Siska? Ada apa?" tanya Denis.
“Tidak ada apa-apa. Biarkan seperti ini dulu, Denis," jawab Siska dengan nada lemas. Dia merasa sedih melihat Denis akan pergi.
Sejujurnya, Siska tidak mau kalau Denis kuliah di Bandung City.
Pasalnya, selama ini Denis yang selalu menemaninya setiap hari dan hanya dia yang selalu ada di sisinya. Dengan begitu, kalau Denis pergi, dia akan merasa sangat kesepian.SIska terus memeluk Denis sangat erat dan lama-lama mata gadis cantik itu terl
Sementara di tempat Denis. Dia berjalan menuju ujung pusat desa seorang diri sambil menyusuri trotoar di pinggir jalan. Matanya memandang ke arah kiri jalan yang di mana di sana banyak warung-warung berjejeran di sekitar jalanan tersebut. Tepat di belakang warung itu adalah jurang yang begitu curam dan di bawahnya ada sungai yang cukup luas.Sungai tersebut menjadi salah satu asfek keindahan alam di desa Western Cily karena memang pemandanganya sangat bagus dan juga indah sehingga mengenakan mata setiap orang yang melihatnya. Banyak pengunjung dari luar desa yang sering berkunjung ke sana hanya untuk sekedar bersantai dan menikmati suasananya yang sejuk.Denis terus berjalan melewati satu persatu warung tersebut, bermaksud untuk mencari tempat sepi dan berniat menelefon kakaknya yang berada di komplek Calistha Residence. Tentu Siska tidak tahu gadis yang waktu itu mengantarnya ke rumah Denis sekarang berada di komplek yang sama dengannya. Komplek Calistha Residen
Detik berikutnya, Seorang gadis cantik berpakaian mewah, menggenakan kacamata hitam besar di matanya, keluar dari dalam mobil mewah itu. Ya, dia adalah Jessica. Seketika, semua orang di sana berteriak histeris melihat kecantikan Jessica. Saat itu juga salah satu wanita di antara mereka berteriak, “Aaaa, kakak itu cantik sekali! Ayo kita samperin dia! Dia pasti orang kaya!" Orang lain yang kebetulan ada di sana, sontak semuanya langsung berlarian menghampiri Jessica dan langsung mengerumuninya. “Hallo kakak cantik, bolehkah kami tahu nama Anda? Kelihatanya Anda bukan mahasiswi di kampus ini." Wanita yang tadi berteriak, bertanya dengan sopan. “Namaku Jessica Tayson. Aku memang bukan seorang mahasiswi." Jessica menjawab sambil senyum. “Oh, ya. Apa kamu tahu di mana ruang kepala sekolah?" tanya Jessica saat itu juga. “Tahu kak. Ruang kepala sekolah berada di lantai empat." Sambil tersenyum, wanita itu menunjuk ke salah sat
"B-Bukankah ... Bukankah Organisasi YungZo sudah hancur beberapa tahun lalu," tanya Denis penasaran. Dia merasakan jantungnya berdebar kencang seperti ada sambaran petir yang menyambar dirinya.Denis berusaha mencerna kembali ucapan komandan Andri. Seolah percaya tidak percaya dengan informasi yang diberikannya secara tiba-tiba."Tidak Denis! Ternyata selama ini Organisasi YungZo tidak hancur sepenuhnya. Mereka sebenarnya masih ada dan bersembunyi di dunia bawah! Dan sekarang mereka berencana untuk melakukan serangan besar-besaran untuk mengambil alih negara kita!" Komandan Andri menjelaskan."T-Tapi komandan, bukankah YungZo hanya sebuah Organisasi kecil? Apa mereka mempunyai kekuatan untuk menyerang dan mengambil alih Negara?" tanya Denis yang mulai merasa cemas. Seketika hatinya merasa gelisah tidak karuan. Denis sungguh tidak percaya bahwa hal itu akan terjadi! Apa ini benar-benar nyata?Komandan Andri yang mendengar Denis tampak tidak mempercayainya,
Seketika Denis tersentak dan langsung berdiri. Lagi-lagi dia dikejutkan dengan informasi yang dibicarakan komandannya barusan! Serangan organisasi YungZo akan berawal dari desanya? Itu berarti, desa Western Cily sedang dalam bahaya! Tentu Denis tidak terima dengan semua itu. Bagaimanapun, desa Western Cily adalah desa tempat kelahirannya sendiri. Meskipun desa Western Cily terbilang kampung, Denis tetap bersyukur bisa terlahir di desa yang indah itu. Dia sangat mencintai kampung halamannya setengah mati! “Aku ingin kamu segera mempersiapkan diri di desamu dan mencari tempat perlindungan yang aman agar bisa menghindari kemungkinan terburuk di masa depan, Denis!" perintah komandan Andri. Denis mengepalkan tangannya dengan erat. "Baik komandan! Aku akan segera pulang dan menyiapkan segalanya di sana. Tetapi sebelum itu, izinkan aku untuk berlatih menembak dengan Paman Jake. Setelahnya, aku akan pulang ke desa," tegas Denis bersemangat.
Meski begitu, lebih baik memberitahu William seorang daripada orang lain tahu masalah ini. Lagipula, William adalah satu-satunya teman Denis yang paling dekat dengannya saat ini di Universitas Yunzi. William dan teman asramanya tidak seperti para pria lain yang selalu iri dan jengkel pada Denis karena menjadi idola para gadis cantik di sana. Williiam selalu baik dan perhatian pada Denis. Dengan demikian, Denis tidak keberatan untuk memberitahu William soal penyerangan tersebut. “Okey. Aku akan menjawabnya dan menjelaskan semuanya padamu. Tapi sebelum itu, aku ingin kamu berjanji satu hal padaku!" Denis menatap William dengan serius. “Apa itu?" tanya William. “Aku ingin kamu merahasiakan tentang ini kepada siapapun! Jangan sampai ada orang lain yang tahu mengenai masalah ini. Ini rahasia kita berdua. Mengerti?" “Baik! Aku janji akan merahasiakanya, Denis! Percaya padaku!" William mengangguk
Denis dan William saling memandang. Setelahnya, Denis beralih pada Benyamin dan menjawabnya dengan tenang, “Bukan siapa-siapa. Tidak, keluargaku baik-baik saja." Seketika teman asrama Denis merasa lega. “Baguslah kalau begitu, Denis. Aku kira ada apa." “Iya, Denis," tambah yang lain. “Tidak ada. Kalian tenang saja." Denis tersenyum kecil. Dia merasa tersentuh melihat teman-teman asramanya mengkhawatirkannya. Ketika di desa, Denis tidak punya seorangpun teman laki-laki yang dekat dengannya, mereka selalu menghina dan merendahkan Denis. Hanya Siska dan mantan pacarnya Salma yang dekat dengannya waktu itu. Tetapi, sekarang Salma sudah berpacaran dengan Rio—anak dari keluarga kaya— yang pada akhirnya Salma juga menjauhinya. Denis merasa bahagia dan tidak mau teman-teman asrama menjauinya. Hanya merekalah teman yang Denis miliki saat ini. Ahhh, memikirkan Salma, Denis jadi kepikiran bagaimana kondisi Salma sek
Blondie memanggil Denis dengan menggunakan mix sehingga semua orang yang ada di kerumunan itu bisa mendengar perkataanya. Saat itu juga, semua orang di sana berbalik dan melihat ke arah Denis yang baru memasuki gerbang. Sontak Denis terkejut. ‘Kenapa mereka menungguku? Ada apa ini?' Denis bergumam keheranan. Seketika Denis merasa canggung karena dilihat oleh semua orang di sana. “Kami tahu kau akan datang jam segini, Denis. Kemarilah, aku akan menunjukan sesuatu," kata Blondie sambil tersenyum jahat pada Denis di atas podium. Denis mengerutkan kening. Dia beralih menatap William, berharap dia tahu sesuatu. Menyadari Denis melirik ke arahnya, William menggelengkan kepala. Tampaknya, William juga tidak mengetahui apa maksud Blondie. ‘Apa yang akan dia lakukan?' Denis membatin. “Denis, cepat naik ke podium. Blondie bilang katanya dia mau menunjukan sesuatu pada kami. Untuk itu kami menunggumu lama dari tadi!"
Denis menggelengkan kepala, kemudian berbalik menatap Blondie dengan tatapan dingin.Blondie membalas tatapan Denis dan menjawab, “Denis Denis. Kau itu bodoh apa gimana? Apa kau pikir kita bisa mengampunimu setelah kau berpura-pura kaya di hadapan kita? Sungguh tidak tahu malu sekali kau ini!"Blondie memperlihatkan keangkuhannya di hadapan para gadis, berharap mereka akan mengaguminya kembali.“Blondie benar! Tindakanmu selama ini sungguh tidak bisa dimaafkan, Denis!"“Aku tidak menyangka, ternyata dia rela berpura-pura kaya hanya karena ingin kuliah di sini. Kalau aku jadi dia, aku tidak mungkin melakukan itu."Secara mengejutkan, gadis-gadis di sana tiba-tiba menghina dan merendahkan Denis.Denis yang mendengarnya, seketika dia merasa agak sedikit kesal pada Blondie.“Apa yang kau inginkan?" tanya Denis dingin.Blondie kembali tertawa sebelum kemudian menjawab, “Dasar bodoh. Aku heran kenapa kam