Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Ketika tiba-tiba terdengar sebuah teriakan. "Denis! Antarkan belanjaan itu ke luar!" bentak assisten manager minimarket desa Western Cily, menyuruh Denis mengantarkan belanjaan costumer keluar. "Hei, Divan! Bukannya tadi manajer yang menyuruhmu mengantar belanjaan itu? Kenapa malah nyuruh Denis?" sahut gadis cantik di samping Denis dengan nada kesal. Matanya melotot ke arah Divan sambil menunjuk kardus besar di pojok ruangan. "Emang kenapa kalau aku nyuruh dia, Siska? Aku ini atasan kalian! Lagi pula si Denis ini cuma pegawai paruh waktu, wajar dong kalau aku memberinya perintah. Hahaha!" Divan tertawa puas memasukkan tangan ke saku celana lalu pergi begitu saja. "Kau-" Melihat itu Siska geram mengepalkan tangannya. Siska kirana. Gadis cantik berambut pirang yang merupakan sahabat Denis. Wajahnya yang cantik dengan postur tubuh yang ideal dan seksi membuat para pria yang melihatnya terpesona melihat kecantikan Siska. Selama ini Divan selalu me
Divan, tentu tidak terima mendapat pukulan dari Denis. Dia membalasnya dan mereka berdua akhirnya bertengkar sampai membuat keributan di dalam toko. Makanan dan barang-barang di rak minimarket terlihat pada jatuh berhamburan ke lantai akibat mereka berdua. Siska yang dari tadi ada di sana dengan cepat pergi memanggil Tuan Lyle. Manajer minimarket. Beberapa saat kemudian setelah Tuan Lyle tiba, betapa terkejutnya dia setelah melihat Denis sedang memukuli Divan di pinggir jendela dekat meja kasir. "Denis, berhenti!" teriak manajer Lyle Siska bergegas lari menghampiri Denis dan menarik lengannya agar berhenti. "Sudah Denis, berhenti! Kamu tidak perlu melakukan ini!" Siska berusaha menenangkan sambil memeluk erat tubuh Denis dari belakang. "Apa-apaan ini, Denis? Kenapa kau memukuli Divan?" Manajer Lyle menghampiri Denis dan membentaknya marah. “Dia mengerjaiku, tuan Lyle!” jawab Denis berat menahan amarah. “Tidak, Tuan. Jangan salah paham dulu! Aku hanya menyuruhnya mengantarkan be
Denis terus memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan terlihat ada sebuah koper besar di sampingnya. Setelah terdiam sejenak sambil memfokuskan pandangan, Denis akhirnya menyadari bahwa gadis yang sedang terbaring di kursi rumahnya adalah kakak perempuanya dari Soul Kalbar. Jessica Tayson. “Kakak! kenapa kakak ada di sini?” seru Denis saat itu juga. Jessica yang terkejut mendengar suara adiknya secara tiba-tiba, ia langsung duduk dan melirik ke arah Denis. Jessica menyeringai, “Hmmm, emang kenapa kalau aku ada di sini, adikku yang tampan?”ucap Jessica. “M-Maksudku, mau apa kakak ke desa Westren Cily?” Denis bertanya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. “Hehe, Dengar Denis! Kamu pasti belum tahu-kan, untuk apa kakak ke sini?”Jessica tersenyum, lalu menghampiri Denis yang masih berdiri
"Haiii, halo, Denis. Aku sudah dalam perjalanan menuju rumahmu. Kamu udah makan belum? Aku belikan nasi goreng buat kamu, ya. Kita makan malam bareng, bagaimana?" tanya Siska tampak bersemangat dari balik telepon. "Eeee ... I-Iya, boleh boleh." Denis gugup. Ia tidak tahu harus berkata apa. Yang jelas, dia sangat kebingungan karena kakaknya masih di rumah. “Hmmm, oke ... Ngomong-ngomong kamu kenapa kok bicaranya gugup begitu? Kamu tidak suka ya, kalau aku kerumahmu?” tanya Siska penasaran. Denis terkejut. "T-Tidak ... bukan begitu Siska. Aku tidak apa-apa, kok." "Bener, tidak apa-apa?" "Iya ... Kamu tenang saja," jawab Denis. "Hmmm ... Baguslah kalau begitu." Dari seberang sana, Siska merasa agak sedikit kecewa. Siska curiga kalau Denis sedang menyembunyikan sesuatu. Tidak biasanya Denis gugup begini. "
"Iya, kalau tidak ada orang itu, dari tadi kita pasti sudah berhasil menculik Siska!" jawab pria satunya lagi. "Sudah, kita tunggu saja. Sebentar lagi orang itu pasti akan pergi. Setelah itu, kita culik Siska dan bawa dia pada bos besar!" tegas si pemimpin. Sebagai tanggapan, pria satunya hanya menganggukan kepala. Beberapa detik kemudian setelah melihat ke pemilik mobil, pria itu menyadari sesuatu. “Ngomong-ngomong, bos. Gadis yang mendekati Siska ternyata cantik juga ya. Kelihatannya dia orang yang sangat kaya.” “Maksudmu?” tanya si pemimpin. "Coba lihat bos, mobil yang dikendarai gadis itu sangat mewah! Itu mobil Bentley Bacalar! Mobil itu seharga dua juta dolar dan hanya ada 12 unit saja di dunia ini!" Temanya menjelaskan sambil menunjuk mobil Jessica. Mendengarnya, pria itu terkejut lalu melihat kembali ke arah mobil Jessica.
Di tempat lain, Denis bersiap-siap untuk menjemput Siska. Denis membuka pintu depan rumah dan hendak pergi saat itu juga. Dia membawa sebuah Headlamp (senter kepala) di tanganya untuk menerangi jalanan yang gelap. Rumah Denis terletak di sebelah kiri jalan yang di mana jalanan itu agak menurun karena memang rumahnya berada di atas kaki gunung. Tepat di samping kanan jalan adalah jurang yang sangat terjal. Kalau melihat ke bawah, siapapun bisa melihat pemandangan seluruh desa Western Cily dari atas sana. Dari ujung desa Westren Cily, terlihat ada sebuah danau luas yang membatasi antara desa Western Cily dan desa lain. Sejauh mata memandang, seluruh desa Westren Cily di kelilingi oleh pegunungan-pegunungan besar yang menjulang tinggi. Tepat di atas rumah Denis adalah gunung Prau. Gunung Prau memiliki ketinggian yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2500 MDPL. Setelah keluar rumah, Denis langsung mem
"Betul Tuan Muda. Kita tunggu saja. Bawahanku pasti akan segera kembali dan membawa Siska kepadamu, Tuan. Haha!" tambah pria bertubuh besar satunya lagi. Big Buster. Wakil pengawal keluarga Bringtong. Mereka tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian dikejutkan dengan kedantangan dua orang pria bertudung hitam, membuka pintu utama Villa dan berlari menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah. "M-Maaf Tuan Muda, kami gagal membawa Siska, Tuan." Kedua pria bertudung itu menghampiri Jacob, kemudian berlutut di hadapannya dengan ekpresi ketakutan. "APA! KALIAN GAGAL MEMBAWA SISKAAA?" Raut wajah Jacob seketika berubah merah padam. Rahangnya mengeras serta alis menyatu, menatap tajam ke arah dua pria bertudung itu. Jacob mengepalkan tangan lalu mengambil botol anggur di meja dan melemparkan botol itu ke lantai! Pranggkkk... Botol
Mendengar penjelasan komandanya, Denis terkejut! Ternyata ada keluarga sekejam itu di Kota Bandung City? Yang Denis tahu, Bandung City adalah kota maju. Tetapi, di balik kemajuan kota itu ternyata ada kejahatan ternyembunyi di dalamnya. "Iya Denis. Atasan menyuruhku untuk mengganti misimu. Karena kamu dekat dengan kota Bandung City, kamu di tugaskan untuk menyelidikinya. Bagaimana, Siap?" "Baik Komandan. Siap!" jawab Denis dengan tegas. "Baiklah kalau begitu. Mulai besok, kamu sudah bisa menjalankan misi ini." Komandan Andri tampak senang mendengar Denis bersemangat. "Oh, satu lagi, menurut informan, ada orang-orang misterius yang membuat pasar gelap di Bandung City" "Dengan adanya pasar gelap di sana, dunia bawah semakin tak terkendali! Kamu selidiki itu juga, ya!" lanjutnya. "Oke, komandan!" "Baiklah. Sudah dulu Denis." Denis kemudian menutup panggilan lalu memasukan ponselnya ke saku celana. Dia benar-b