Kim beserta seluruh bodyguad keluarga tiba di rumah sakit Hopskin Hospital.Sebuah rumah sakit besar dan juga megah. Rumah sakit kelas elit yang hanya diperuntukan untuk pejabat pemerintah dan keluarga-keluarga kaya saja. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kawasan Parahiangan Asri.Denis langsung dibawa masuk oleh beberapa petugas medis dan tiga dokter tadi. Kim tentu saja ikut masuk ke dalam.Dari halaman depan, Drake memberi intruksi kepada seratus lima puluh bodyguard yang lagi berbaris rapi di hadapannya.“Seperti yang kalian lihat, Tuan Tayson mengalami kecelakaan saat sedang berkunjung ke kota Springfield. Saat ini kita belum tahu kondisinya bagaimana.”“Kita harus memperketat keamanan rumah sakit ini. Jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan tempat Tuan Tayson dirawat. Siapapun itu, kecuali ada izin dari saya dan Tuan Kim.”“Sebagian, jaga Tuan Tayson dari ruangannya. Sebagian lagi jaga pintu masuk utama rumah sakit. Sisanya berjaga di halaman depan dan pastikan jangan ada war
Aiden menunduk berpikir sejenak. “Hm, iya, kemarin aku bicara dengan Denis, dia bilang dia punya urusan di kota itu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, tiba-tiba kami mendapat kabar kalau Denis terluka. Aku penasaran siapa yang berani melukai Denis.””Katanya Denis terluka parah, apa benar begitu?” tanya Tasya gelisah.“Ya, kalau pengawal itu bilang Denis kritis, kondisinya pasti sangat parah. Aku harap tidak terjadi sesuatu hal yang serius kepadanya. Semoga aja dia baik-baik saja,” jawab Aiden lemas.Taysa tentu semakin risau mendengarnya. Semua orang yang ada di sana pada cemas berharap Tuan Tayson baik-baik saja.********[Universitas Yunzi]Pukul 22:30Dari asrama putri, Salma dan teman-teman seasramanya lagi asik mengobrol pada belum tidur. Putri duduk di samping kiri Salma, sementara yang lain duduk posisi melingkar saling berhadap-hadapan.“Eh, ngomong-ngomong, apa kalian tahu Tuan Kim?” ujar Vanie tiba-tiba.“Tuan Kim?”“Tuan Kim pemilik perusahaan Safety Mountain En
Putri yang juga terkejut, dia berteriak lalu ngambil jaket Salma dan lari mengejar. Teman asramanya saling pandang, kemudian ikut menyusul. Di luar, Salma lari di samping Cindy, tidak mengatakan sepatah katapun. “Salma, ini jaket!” Putri berteriak dari belakang. Salma tidak menjawab. Ia sama sekali tidak peduli dengan pakaian yang dia pakai, yang Salma pikirkan saat ini hanyalah Denis! “Di luar dingin Salma, kamu bisa sakit,” ujar Putri cemas, mengikuti Salma hendak memakaikan jaket. Namun Salma menolak. Melihat ekspresinya Putri mengerti kalau Salma pasti sangat mengkhawatirkan Denis. Dia beralih kepada Cindy dan berkata, “Cindy, Lydia, kalian serius Denis masuk rumah sakit?” “Ya, aku serius! Semua orang sudah mengetahuinya. Sekarang Denis dirawat di rumah sakit Hopskin Hospital.” Cindy menjawab tegas. “Apa yang terjadi?” “Denis diserang saat berkunjung ke Springfield. Menurut pengakuan seorang pengawal keluarga Zero di sosial media, dia bilang saat mereka menjemput Denis ke
“Luka sayatan di punggung Tuan Tayson sangat dalam sehingga menembus tulangnya. Dia sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.”“Masa kritisnya sudah lewat, tapi kita tidak bisa menjamin beliau akan siuman,” ucap Dokter Herlin lemas.Mendengar itu, seketika Kim terperangah merasakan nafasnya sedikit sesak.“A-Apa ...!”Tidak bisa menjamin Tuan Tayson akan siuman! Maksudnya?Kim membelalak tak percaya mendengar pertanyaan dokter Herlin. Badannya membeku hingga beberapa detik.“Dok, A-Anda serius? Separah itukah kondisi Tuan Tayson?”“Maafkan saya, Tuan.” Dokter Herlin merasa tidak enak. Dia hanya menundukkan kepala, lemas.Kim menghembuskan nafas berat, tidak tahu apa yang harus dikatakan.‘T-Tuan Tayson!!! Anda ... Anda kenapa bisa sampai seperti ini!’ Kim bergumam sedih.Dari kejauhan, Kayla dan Drake masih memperhatikan mereka dengan wajah serius.Beberapa menit kemudian Kim kembali dengan wajah pucat, menundukkan kepala lemas lalu terduduk di kursi samping Tuan Jake.Drake dan yang l
Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Ketika tiba-tiba terdengar sebuah teriakan. "Denis! Antarkan belanjaan itu ke luar!" bentak assisten manager minimarket desa Western Cily, menyuruh Denis mengantarkan belanjaan costumer keluar. "Hei, Divan! Bukannya tadi manajer yang menyuruhmu mengantar belanjaan itu? Kenapa malah nyuruh Denis?" sahut gadis cantik di samping Denis dengan nada kesal. Matanya melotot ke arah Divan sambil menunjuk kardus besar di pojok ruangan. "Emang kenapa kalau aku nyuruh dia, Siska? Aku ini atasan kalian! Lagi pula si Denis ini cuma pegawai paruh waktu, wajar dong kalau aku memberinya perintah. Hahaha!" Divan tertawa puas memasukkan tangan ke saku celana lalu pergi begitu saja. "Kau-" Melihat itu Siska geram mengepalkan tangannya. Siska kirana. Gadis cantik berambut pirang yang merupakan sahabat Denis. Wajahnya yang cantik dengan postur tubuh yang ideal dan seksi membuat para pria yang melihatnya terpesona melihat kecantikan Siska. Selama ini Divan selalu me
Divan, tentu tidak terima mendapat pukulan dari Denis. Dia membalasnya dan mereka berdua akhirnya bertengkar sampai membuat keributan di dalam toko. Makanan dan barang-barang di rak minimarket terlihat pada jatuh berhamburan ke lantai akibat mereka berdua. Siska yang dari tadi ada di sana dengan cepat pergi memanggil Tuan Lyle. Manajer minimarket. Beberapa saat kemudian setelah Tuan Lyle tiba, betapa terkejutnya dia setelah melihat Denis sedang memukuli Divan di pinggir jendela dekat meja kasir. "Denis, berhenti!" teriak manajer Lyle Siska bergegas lari menghampiri Denis dan menarik lengannya agar berhenti. "Sudah Denis, berhenti! Kamu tidak perlu melakukan ini!" Siska berusaha menenangkan sambil memeluk erat tubuh Denis dari belakang. "Apa-apaan ini, Denis? Kenapa kau memukuli Divan?" Manajer Lyle menghampiri Denis dan membentaknya marah. “Dia mengerjaiku, tuan Lyle!” jawab Denis berat menahan amarah. “Tidak, Tuan. Jangan salah paham dulu! Aku hanya menyuruhnya mengantarkan be
Denis terus memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan terlihat ada sebuah koper besar di sampingnya. Setelah terdiam sejenak sambil memfokuskan pandangan, Denis akhirnya menyadari bahwa gadis yang sedang terbaring di kursi rumahnya adalah kakak perempuanya dari Soul Kalbar. Jessica Tayson. “Kakak! kenapa kakak ada di sini?” seru Denis saat itu juga. Jessica yang terkejut mendengar suara adiknya secara tiba-tiba, ia langsung duduk dan melirik ke arah Denis. Jessica menyeringai, “Hmmm, emang kenapa kalau aku ada di sini, adikku yang tampan?”ucap Jessica. “M-Maksudku, mau apa kakak ke desa Westren Cily?” Denis bertanya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. “Hehe, Dengar Denis! Kamu pasti belum tahu-kan, untuk apa kakak ke sini?”Jessica tersenyum, lalu menghampiri Denis yang masih berdiri
"Haiii, halo, Denis. Aku sudah dalam perjalanan menuju rumahmu. Kamu udah makan belum? Aku belikan nasi goreng buat kamu, ya. Kita makan malam bareng, bagaimana?" tanya Siska tampak bersemangat dari balik telepon. "Eeee ... I-Iya, boleh boleh." Denis gugup. Ia tidak tahu harus berkata apa. Yang jelas, dia sangat kebingungan karena kakaknya masih di rumah. “Hmmm, oke ... Ngomong-ngomong kamu kenapa kok bicaranya gugup begitu? Kamu tidak suka ya, kalau aku kerumahmu?” tanya Siska penasaran. Denis terkejut. "T-Tidak ... bukan begitu Siska. Aku tidak apa-apa, kok." "Bener, tidak apa-apa?" "Iya ... Kamu tenang saja," jawab Denis. "Hmmm ... Baguslah kalau begitu." Dari seberang sana, Siska merasa agak sedikit kecewa. Siska curiga kalau Denis sedang menyembunyikan sesuatu. Tidak biasanya Denis gugup begini. "