Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Datang ke Bandung

Share

Datang ke Bandung

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-07-08 08:00:37

Hampir dua jam Dirga menunggu kedatangan kedua orang tua Febby, namun kedua suami-istri itu belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Ibu-ibu berdaster bunga-bunga, bolak-balik memastikan mobil milik Fandi sudah terlihat di ujung jalan atau belum. Ia menghentikan langkah dan berdiri seraya memegang kayu panjang penahan rumah.

Dirga mengangkat satu tangan kiri, melihat jam yang melingkar. Jarumnya sudah menunjukkan pukul lima sore, tetapi kedua orang tua Febby belum juga datang.

"Biasanya mereka pulang jam berapa, Bu?" tanya laki-laki tampan itu, yang duduk di kursi kayu dekat meja bundar seraya meminum kopinya.

Bu Ida nama tetangga keluarga Febby, dia menoleh ke belakang, menatap Dirga dan menjawab, "Biasanya jam lima lewat dikit lah. Kalau jalanan ngga terlalu macet biasanya jam setengah lima juga mereka udah pulang. Ini ngga tahu kenapa lama banget. Mungkin macet parah kali di jalan." Ia menghela napas, memutar tubuh dan berjalan mendekati kursi,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Sinyal Restu

    Setelah berpetualang dari rumah sakit ke kantor Polisi, Dirga mendapat undangan makan malam dari calon mertua.Tidak mungkin dia menolak tawaran membahagiakan itu, apalagi calon mertuanya terlihat menunjukkan sinyal restu, meski dia masih menyamar menjadi Dudung.Saat ini, Dirga masih berada di bangunan sederhana halaman belakang rumah mewah Fandi. Ia baru saja mengenakan pakaian dari Bu Ida, yang dipinjam sementara karena tidak membawa pakaian dari rumah.Selesai berpakaian, Dirga keluar dan melangkah menuju pintu belakang rumah bercat putih tersebut.Tok! Tok! Tok!Pintu diketuk berulang kali, hingga seorang wanita paruh baya membukanya sambil tersenyum ramah."Nak Dudung, ayo masuk." Inneke membuka lebar pintu, memberi jalan untuk Dirga. "Silakan duduk. Makanan udah siap, tapi bukan masakan Ibu dan Febby, karena kami ngga sempat masak, jadi kami beli di tempat langganan.""Ngga apa-apa, Bu." Dirga menundukkan tubuhnya

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bertemu

    Andi menarik uluran tangan yang diabaikan oleh Anggun. Laki-laki berkumis tipis itu kembali duduk dengan wajah datar. Sebenarnya dia malas menemui Anggun, andai tidak ada janji uang dua ratus juta untuk tambahan saldo di rekeningnya.Uang dari ayah mertua sudah terpakai setengah untuk membayar sewa gedung kosong dan renovasi beberapa ruangan.Ia masih harus putar otak untuk mencari uang tambahan, dan jalan satu-satunya adalah memeras Anggun. Untuk sementara sebelum dia mendapatkan investor yang mau bekerjasama.Sadar, untuk mendapatkan investor tidak mudah, itu sebabnya Andi tidak ingin melepas Anggun sebagai aset kedua setelah ayah mertua yang baik seperti Malaikat."Jadi Febby pulang ke kampung kedua orang tuanya, Mas?" Anggun menatap Andi dengan sorot mata tajam. "Jawab Mas!" bentaknya, bahkan sebelum Andi sempat menarik napas.Mengangguk, Andi menghela napas kesal, namun tetap menunjukkan wajah baik. "Iya, dia pulang ke kampungnya di

  • Ah! Enak Mas Dokter   Sadar

    Di rumah sakit, Inneke baru sadar anaknya belum kembali ke kamar Fandi. Bahkan setelah Dokter memperbolehkan suaminya pulang, anak semata wayang itu belum juga kembali."Febby mana, Bu?" tanya Fandi pada istrinya yang kebingungan."Ngga tahu, Yah. Tadi ada di sini 'kan. Pas kamu suruh keluar, dia ngga balik lagi." Inneke menutup pintu ruang kamar setelah Fandi keluar.Keduanya berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju parkiran."Mungkin lagi ke kamar mandi, atau makan di kantin. Febby 'kan lagi hamil, pasti sering terasa lapar," ucap Fandi, berpikir positif."Mungkin juga," angguk Inneke, dengan wajah khawatir, takut terjadi sesuatu pada anaknya."Ngomong-ngomong, pemuda kasep yang ada di kamar Ayah tadi, siapa Bu?" tanya Fandi. Sejak tadi dia penasaran dengan laki-laki yang ada di kamarnya itu."Oh, itu Tukang Kebun baru kita, Yah. Namanya Dudung. Dia keponakannya Bu Ida. Katanya dia lagi nyari kerja untuk batu lonc

  • Ah! Enak Mas Dokter   Laporan

    Kedatangan Dirga dan Febby ke kantor Polisi, tak lain untuk melaporkan kejahatan Andi, meski bukti yang mereka bawa hanya bekas merah di perut dan pinggang wanita cantik itu."Saya datang ke sini ingin membuat laporan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh Adik Sepupu saya, Pak," jelas Dirga pada Polisi di depannya.Polisi wanita dan laki-laki itu saling tatap. Dan bergeming.Geram laporannya tak ditanggapi, Dirga kembali bicara, "Gimana Pak? Bisa diproses sekarang kasusnya? Saya ingin Bapak melakukan visum ke rumah sakit, karena Adik Sepupu saya dianiaya. Bukti dari kekerasan itu ada," sambungnya, namun kedua Polisi masih diam sambil menatap penampilan berantakan Mantan Dokter Kandungan itu.Sudah diduga oleh Febby sebelumnya, Polisi pasti akan fokus pada penampilan Dirga dibanding laporannya."Pak!" Dirga mulai kesal karena kedua Polisi hanya diam memperhatikan. "Saya membuat laporan serius. Perbuatan suami dari Sepupu saya suda

  • Ah! Enak Mas Dokter   Melapor ke Polisi

    Febby mengangguk pelan.Tak puas, Mantan Dokter Kandungan itu melihat ke bagian belakang, dan benar saja, ada juga bekas merah di pinggang wanitanya."Kapan dia melakukan ini padamu?" tanya Dirga, murka.Febby menghela panjang, "Kemarin malam Mas Andi marah karena dia ketahuan pisah kamar sama aku. Aku ngomong jujur sama Ayah dan Ibu kalau Mas Andi jijik dengar suara aku muntah-muntah dan dia mau tidur di kamar lain. Mas Andi marah dan bilang kalau aku tukang ngadu."DUG! DUG! DUG!Dada Dirga bergemuruh, napasnya terengah emosi. Ia menurunkan pakaian Febby, memeluk Ibu dari anaknya erat."Maafin aku, Mas. Aku ngga berani jujur sama kamu." Febby menangis di pelukan lelaki pujaan.Membuang napas kasar, Dirga kehabisan kata-kata. Hanya emosi yang menyelimuti hati dan pikirannya saat ini.Febby mendongak, menatap laki-laki tampan yang wajahnya memerah, mendengar jelas detak jantung tak beraturan Ayah dari anaknya.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Andi yang Melakukannya?

    Fandi terbaring lemah di atas bed rumah sakit. Kondisinya sudah jauh lebih baik. Meski, Ayah satu anak itu masih melamun.Tatapannya kosong seperti orang yang baru saja kerasukan hantu. Melihat itu Inneke dan Febby mendekat, mereka duduk di kursi samping ranjang. Sedangkan Dirga masih berbicara dengan dokter yang tadi menangani calon Ayah mertua."Ayah," panggil Febby memegang lengan ayahnya yang diam mematung, bahkan tak menoleh saat dipanggil anak kesayangan.Inneke menatap khawatir, satu tangan memijat kaki suaminya yang masih syok berat. "Ayah, kenapa jadi pingsan sih, Yah? Harusnya Ayah marah dong sama Andi. Kita ke sana omelin dia. Sekalian urus perceraian Andi dan Febby."Fandi melirik Inneke, lalu pandang matanya beralih pada Febby. Ia menghela napas panjang dan kembali menatap kosong ke langit-langit kamar."Ayah, jawab atuh. Ibu lagi ngomong malah dicuekin. Ayah kenapa sih? Segitunya kecewa sama si Andi sampai Ayah pingsan? Atau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status