Share

Maaf Dok!

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-09-04 08:00:36

Terkejut melihat kedatangan salah satu perawat di rumah sakit itu, Barta langsung menghampiri dengan wajah dingin.

"Jangan asal masuk saja! Tolong ketuk pintu dulu!" ucap dokter tampan itu setengah emosi.

Tidak ada satupun yang bisa dipercaya di situasi seperti saat ini. Apalagi kritisnya Sisca disebabkan oleh salah satu oknum perawat rumah sakit.

"M-maaf Dok," ucap perawat itu sambil menundukkan kepala. "S-saya ke sini hanya ingin.... "

"Ingin apa?" potong Barta yang langsung menoleh ke arah Sisca. Untungnya Kembang Desa cukup pintar, ia langsung berpura-pura tak sadarkan diri.

Setelah memastikan Sisca bisa bersandiwara, Barta menghela napas lega, kemudian kembali menatap perawat yang tiba-tiba masuk.

"Katakan!" desak Barta.

Perawat itu semakin gugup. Entah apa niatnya, yang terlihat oleh Barta dan dokter lain hanya ketakutan seperti sedang diintimidasi.

"Ada keperluan apa kamu ke sini, Suster?" tanya Barta, k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Flashback (part: 1)

    "Dandan yang cantik, sebentar lagi teman-temanku akan datang." Hengky membawa Sisca ke dalam kamar yang berada di lantai dua rumah mewah itu.Di belakangnya, seorang laki-laki yang tadi memperkenalkan diri sebagai Prams, mengikuti, membuat Sisca merasa risih.Mana ada pengantin baru dibuntuti teman suaminya, pikir Sisca. Namun, ingin protes pun ia tidak memiliki nyali.Melihat penampilan Prams yang seperti preman dan tato di lengan, membuat Sisca bergidik ngeri. Ia pun hanya bisa pasrah, mengikuti permintaan suaminya untuk membersihkan tubuh di dalam kamar mandi. Sebelum masuk ke kamar mandi, Sisca berbisik pada Hengky, "Mas, kok temen kamu ngikutin kita terus? Memang di sini ngga ada privasi? Kita 'kan udah nikah, Mas. Masa kamu biarin temen kamu masuk ke kamar kita?" Ia melirik Prams yang tengah duduk di tepi ranjang pengantin. Hengky berdecak, "Udahlah kamu mandi aja. Nggak usah mikirin teman aku! Dia itu udah aku anggap saudara, unt

  • Ah! Enak Mas Dokter   Ceritakan dari Awal!

    Kembali ke vila tempat Sisca disembunyikan demi keamanan. Saat ini Barta dan Dewanto sedang duduk di depan Kembang Desa itu. Mereka sedang menanyakan kejadian awal sebelum Sisca berakhir koma di rumah sakit. "Jangan gugup, ceritakan semuanya pelan-pelan," ucap Bramanto menenangkan Sisca. Melihat dari wajah wanita muda yang cantik itu, ia sudah tahu Sisca sedang gelisah. Trauma karena kecelakaan itu masih membekas dalam diri Sisca, yang nyaris mati di tangan suaminya. Berkali-kali Sisca menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. Ia menatap Barta lalu beralih pada Bramanto. Dokter Barta menatap Sisca lekat, tak berkedip sama sekali. Tatapan dalam tersebut membuat Sisca kesulitan untuk berpikir dan menjelaskan. Wanita cantik itu mengalihkan pandangan ke sekitar kamar, menghindari kontak mata dengan sang dokter. Menyadari ada yang tidak biasa, Bramanto menepuk pu

  • Ah! Enak Mas Dokter   Siapa Marco?

    Di tempat yang jauh berbeda dari ketenangan vila_kediaman sementara Sisca.Saat ini Yuli sedang membesuk seseorang di lapas. Wajah yang biasanya terlihat arogan, seketika terlihat memelas ketika ia duduk berhadapan dengan pria bertubuh tinggi besar."Bang, aku butuh bantuanmu untuk mencari keberadaan Mas Anugrah.""Kau tidak melihat aku ada di dalam lapas, hah? Kalau ingin meminta bantuan, pakai otakmu!""Maaf Bang, tapi aku tahu Abang bisa membantu meskipun Abang ada di dalam lapas. Aku tahu power Abang.""Power apa? Kau salah menilai kemampuanku. Aku ini hanya napi biasa, sama seperti yang lain."Yuliana menghela napas panjang, menatap kakak laki-lakinya yang sudah puluhan tahun mendekam di dalam penjara.Selama ini ia tidak pernah datang menjenguk sang kakak karena malu, tetapi kali ini ia menyempatkan datang untuk meminta bantuan. "Aku benar-benar sedang kebingungan Bang. Ngga ada yang bisa bantu aku selain

  • Ah! Enak Mas Dokter   Vila

    Di sebuah vila mewah milik keluarga Bramanto, yang berada jauh dari pusat kota. Sisca disembunyikan di tempat aman itu dan dibawa ke kamar oleh Barta dan salah satu asisten rumah tangga. "Akhirnya Aden Dokter datang juga," ucap Bi Innah dengan senyuman senang. Wanita baya itu membantu Barta membaringkan tubuh Sisca ke atas tempat tidur. "Iya, Bi. Akhirnya kami bisa ke sini, meskipun perjalanan menuju ke vila ini ngga mudah," balas Barta. "Tinggalin Sisca di kamar. Biar Bi Innah yang ganti baju dia. Masa kamu mau juga bantuin dia ganti baju?" celetuk Bramanto. Pria baya yang tengah berdiri di ambang pintu itu, menyandarkan tubuhnya sambil menatap sang anak yang masih berada di dalam kamar. Barta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mendadak salah tingkah. "Iya ngga gitu juga Pa, aku 'kan cuma mau mastiin pasien aku aman." "Dia udah aman di sini. Udah cepet keluar

  • Ah! Enak Mas Dokter   Masih Hidup?

    "Iya benar, anak kalian masih hidup dan sekarang dia sudah berada di tempat aman. Kalian jangan sedih lagi, ya," ucap dokter Gunawan menjelaskan.Agung dan Innaya terdiam mematung. Penjelasan dokter Gunawan tentang anaknya belum bisa diyakini oleh mereka.Namun saat mereka melihat peti mati yang kosong, mereka berdua saling tatap kemudian mulai percaya dengan ucapan dokter Gunawan.Untuk memastikannya lagi, mereka kembali bertanya pada Dokter yang ikut mengantar ke Bandung. Namun, jawaban Dokter Gunawan sama seperti tadi. "Anak kalian masih hidup." Wajah Dokter Gunawan terlihat serius. Tak menunjukkan kebohongan sama sekali.Agung menyandarkan punggungnya ke jendela mobil ambulance sambil menarik napas pelan. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Semua sangat membingungkan.Begitu juga dengan Innaya, yang belum percaya dengan ucapan Dokter Gunawan. Namun, jenazah anaknya memang tidak ada di dalam peti.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Petinya Kosong?

    Petugas Polisi terus memperhatikan gelagat Rico. Sadar dirinya diperhatikan, Rico bergegas pergi menjauh dari kamar mayat."Anda tahu dia siapa Dok?" tanya salah satu anggota Polisi pada dokter Antoni."Namanya Rico, dia salah satu Nakes di rumah sakit ini," jawab dokter Antoni, masih memperhatikan Rico meski pria itu sudah semakin hilang dari pandangan."Agak mencurigakan kalau dia tidak tahu jenasah Sisca sudah dibawa ke kampung halaman. Apa mungkin dia memiliki tujuan lain?" gumam Polisi. Dokter Antoni menatap polisi tersebut. "Bukannya menyelidiki kejanggalan dari semua yang terjadi di rumah sakit ini adalah tugas Anda? Polisi yang berjaga di sini diminta untuk melindungi kami semua. Terutama pasien yang bernama Sisca tapi kenapa kalian bisa kecolongan, hingga membuat pasien nyaris meninggal dunia."Polisi terdiam mendengar ungkapan kekecewaan dokter Antoni. Mereka hanya menundukkan kepala, menyadari keteledoran yang mereka lakukan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status