Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Mulai Terungkap

Share

Mulai Terungkap

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-06-17 07:30:16

"Hmm, ada apa?" Anggun menerima telepon di tengah kesibukan mendengarkan keluhan pasien di kliniknya.

"Bu Anggun, saya mau bicara soal Pak Dirga."

"Nanti saja ya, saya lagi sibuk. Nanti sore sepulang saya kerja. Saya hubungi kamu."

"Baik Bu." Keduanya mengakhiri telepon, Anggun kembali berbicara dengan pasiennya.

Seorang wanita muda, tidak terlalu cantik. Kulitnya coklat tua, sedang duduk di depan meja Anggun.

Wanita itu mengeluhkan beberapa kesehatan kulit pada Dokter Kecantikan itu sambil curhat colongan tentang suaminya.

"Saya mau jadi cantik Dok. Mau gitu kulit saya putih. Soalnya suami saya suka sama cewek yang kulitnya putih, bersih, glowing," ujar wanita itu pada Anggun yang tengah memeriksa jenis kulit pasiennya di catatan medis.

"Sebelum menikah, Anda kan sudah memiliki kulit seperti ini. Kenapa suami Anda mau menikahi Anda kalau dia sukanya sama cewek putih." Sambil menulis di i-padnya, Anggun menatap sesaat.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Lenny Adolfina
Kasihan feby
goodnovel comment avatar
Ognindi Wingky
uuuuuuh g anak g emak n kel Andi ... amit* yg diotaknya cm Banda Banda...MATREE BINGIIT
goodnovel comment avatar
Namii Piece
klo gua jdi febby mending cerai trus nikah sama dirga wkwk...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Jangan Dipotong, Kek!

    Seperti yang dikatakan Nila tadi, sang Kakek sudah tahu kedatangan mereka ke rumah reyot itu.Belum sempat mengucap salam, Andi dan Nila sudah disambut oleh laki-laki tua berjenggot putih dengan senyuman ramah. "Silakan masuk." Sang Kakek mengajak Nila dan Andi masuk ke dalam rumah yang minim penerangan.Sambil berjalan perlahan menggunakan tongkat kepala Banteng, laki-laki tua itu mengarahkan Andi dan Nila ke tempat duduk di tengah ruangan.Satu meja panjang yang tidak terlalu tinggi, menjadi tempat sang Kakek meletakkan beberapa ramuan dan juga peralatan pengobatan. "Silakan duduk." Kakek itu menunjuk tikar di depan meja. "Kalian berdua sudah lama Kakek tunggu-tunggu."Nila tersenyum. Sementara di sampingnya, Andi terlihat kebingungan. Sejak tadi ia hanya diam sambil celingak-celinguk mengamati sekitar rumah itu. Bangunan dari anyaman bambu yang terlihat reyot dari depan, ternyata bagian dalamnya tampak sangat kokoh.Kayu-kayu jati menjadi penyangga rumah itu, dan beberapa barang

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mencoba Pengobatan

    Pernikahan sakral yang diimpikan oleh Sasa akhirnya terwujud. Sejak seminggu yang lalu ia resmi dipersunting oleh Juan_mantan anak buah Marco.Setelah menikah keduanya memilih pindah ke kampung halaman Sasa di Sukabumi.Sementara kisah cinta Andi baru saja dimulai, ia dibawa oleh Nila ke kampung halamannya. Mereka akan meresmikan pernikahan di sana.Namun, sebelum pernikahan itu dilangsungkan, Andi dan Nila memutuskan untuk menjalani pengobatan alternatif untuk membuat Andi menjadi Perkasa.Kik Subur, yang tak lain kakek Nila adalah Dukun paling terkenal di Desa Ciperas.Saat ini Andi dan Nila tengah mengunjungi sang Kakek yang tinggal di bukit terpencil yang jauh dari pemukiman warga."Kamu yakin Kakek kamu sakti, Yang?" Andi menoleh ke samping, menatap calon istrinya sesaat lalu kembali menatap jalanan di depan.Yang ditanya hanya diam, malah sibuk berbicara dengan para followersnya. Nila tengah melakukan siaran langsung di akun sosial media Sejuta Umat.Sejak menjalin asmara dengan

  • Ah! Enak Mas Dokter   Satu per Satu Hidup Bahagia

    Mendengar laporan terbaru dari anggota Polisi di Bandara. Bramanto menugaskan bawahannya untuk memeriksa semua orang yang terlibat. Selain dua orang petugas Bandara yang dibayar oleh Marco, Polisi juga menginterogasi petugas imigrasi yang meloloskan semua dokumen terduga Dylan. Saat ini petugas imigrasi itu duduk tegak di kursi kayu ruang interogasi yang dingin, wajahnya tampak tegang, tetapi tetap berusaha tenang. Di depannya, dua polisi menatap serius, berusaha menggali informasi lebih dalam. "Anak kecil yang kalian tanyakan, memang benar dia baru saja melewati pemeriksaan imigrasi," kata petugas itu pelan tetapi cukup jelas. "Tapi identitasnya berbeda. Namanya Regan, bukan Dylan seperti yang dilaporkan." Salah satu polisi mengernyit, memutar-mutar pena di tangannya. "Bagaimana bisa berbeda? Apakah ada dokumen resmi yang dia tunjukkan?" tanya polisi dengan nada curiga. Petugas imigrasi menghela napas, matanya menatap ke arah meja, lalu mengangguk. "Paspor dan visa yang dia pa

  • Ah! Enak Mas Dokter   Pencarian Kembali

    "Mas! Mas Dirga!" Febby berlari menyusuri koridor rumah sakit sambil menangis dan memanggil nama suaminya.Matanya sembab, bulir bening terus menetes membasahi wajah yang pucat.Semua orang di rumah sakit menatap ke arah wanita cantik itu dengan perasaan iba. Mereka hanya diam, dan memperhatikan sambil berbisik pada orang di samping.Sementara di belakang Febby, dua pasangan paruh baya sedang mengejar.Wajah mereka sama-sama mendung, seperti menahan kesedihan mendalam."Kemungkinan laki-laki yang berdarah-darah tadi adalah suami wanita itu." Salah satu ibu-ibu berbisik pada suaminya yang duduk di samping. "Iya, kasihan dia. Apa mungkin laki-laki itu selamat dengan luka separah itu?""Entahlah, mungkin hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan nyawanya."Mereka kembali melihat banyak anggota Polisi yang mengamankan Rumah Sakit. Sementara wanita yang menangis tadi sudah berada di depan pintu ruang operasi."Dok, bagaimana keadaan Suami saya Dok?" Suara Febby terdengar parau, hampir habis

  • Ah! Enak Mas Dokter   Tewas Bersimbah Darah

    Menarik napas panjang, Juan mempersiapkan diri untuk ke luar dari persembunyian dan berlari secepat mungkin menuju pintu. Ia menatap ke depan, mengira-ngira jarak dari tempatnya saat ini. Semua harus dipikirkan secara matang sebelum ia berlari ke luar dari ruangan itu. "Jangan khawatir, aku pasti akan langsung menembak ke arah Marco saat kau ke luar dari persembunyian nanti," ucap Dirga. Suaranya terdengar dari alat komunikasi yang dipakai Juan. "Aku sudah berada di samping pintu. Aku melihat keberadaanmu." "Baik Dok, saya percaya pada Anda, tapi beri saya waktu untuk mengambil ancang-ancang." "Ya, silakan atur saja. Aku sudah bersiap," jawab Dirga. "Adrian juga sudah siap. Kami akan langsung menembak saat kau ke luar." "Baik, saya mengerti." Juan kembali menarik napas panjang sambil memejamkan kedua mata, berdoa. Tangannya memegang dada yang berdebar-debar. Detak jantungnya terasa begitu cepat, seperti baru saja berlari keliling lapangan. "Doakan Mas, Sayang. Setelah pe

  • Ah! Enak Mas Dokter   Tertembak!

    "Satu, dua, ti .... "Dirga menatap Adrian yang tengah memberi ancang-ancang. Saat hitungan terakhir, Dokter tampan itu menekan gagang pintu dan mendorongnya dengan sekuat tenaga.KRAK! Pintu terbuka lebar, dengan cepat Dirga langsung melompat ke samping dan berlindung di balik dinding.SAT!Ketika pintu dibuka hembusan angin terasa begitu cepat, membelah udara.Bush!Bush! Bush!Serangan peluru dari jarak jauh menembus kardus-kardus kosong yang berada di atas troli. Di saat itu pula, Adrian mendorong troli masuk ke dalam ruangan yang memanjang dan cukup luas itu. Bruk! Beberapa tumpukan kardus-kardus jatuh ke atas lantai. Dor! Dor! Dor!Juan melepas tembakan ke asal angin berhembus tadi. Matanya mengamati sekitar, memastikan tidak ada orang lain selain Marco di dalam ruangan gelap itu. Dor! Dor! Dor!Pria jangkung itu kembali melepas peluru tanpa jeda ke depan. SAT!Bush!Peluru dari arah depan melesat cepat, kembali menembus tumpukan kardus-kardus.Beruntung Juan berjong

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status