Share

Polisi Kecil

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-12-28 08:00:36

"Regan! Regan!"

Seorang wanita paruh baya berteriak histeris sambil memanggil nama 'Regan' anak laki-lakinya yang sudah meninggal dunia.

"Regan! Jangan tinggalin Ibu Regan! Kamu di mana? Pulang Nak! Ibu kangen sama kamu."

Wanita itu berlari ke luar dari rumah tanpa alas kaki. Wajahnya yang banjiri air mata terlihat sangat pucat.

"Regan! Pulang Nak!"

Di belakang wanita itu, Intan ikut berlari mengejar ibunya sambil memegang perut yang besar.

Usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke-enam. Dokter memintanya untuk beristirahat demi menjaga kandungan itu.

Namun, ia tidak bisa tinggal diam saat melihat ibunya kabur dari rumah sambil menangis dan menjerit seperti orang gila.

Semua terjadi karena Regan menghilang. Anak laki-laki yang mirip seperti adiknya belum juga ditemukan sampai saat ini.

Bebera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Parti Wydara Ayu
kurang kak, tambah lg dong up nya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bawa Emak Pergi

    "Kamu nelpon Sisca lagi? Minta duit lagi?"Agung hanya diam saat mendengar cecaran pertanyaan dari sang Istri. Jangankan menjawab, menatap wajah Innaya saja ia tidak berani. "Kamu mikir nggak sih Kang? Keluarga Teteh aku udah banyak membantu kita. Akang Fandi udah ngasih modal gede buat kita, dengan harapan kita nggak ngerong-rong Sisca lagi. Kasian dia Kang! Atuh Akang tuh harusnya mikir. Kang Fandi aja berjuang buat anaknya meskipun anaknya udah nikah. Dia nggak pernah lepas tanggung jawab, sedangkan Akang apa?" Innaya mengembus napas kasar, menatap suaminya yang hanya diam, duduk di sofa ruang tamu rumah mereka.Ia menatap Agung dengan sorot mata tajam, "Kalau kamu nggak bisa bantu, paling nggak kamu nggak menyusahkan. Kamu lihat rumah ini. Rumah kita direnovasi sama Nak Barta. Semua isinya dibelikan dengan yang baru. Kurang apa coba menantu kita Kang?"Agung masih diam membisu sambil menundukkan kepala. Memang semua yang dikatakan I

  • Ah! Enak Mas Dokter   Polisi Kecil

    "Regan! Regan!" Seorang wanita paruh baya berteriak histeris sambil memanggil nama 'Regan' anak laki-lakinya yang sudah meninggal dunia. "Regan! Jangan tinggalin Ibu Regan! Kamu di mana? Pulang Nak! Ibu kangen sama kamu." Wanita itu berlari ke luar dari rumah tanpa alas kaki. Wajahnya yang banjiri air mata terlihat sangat pucat. "Regan! Pulang Nak!" Di belakang wanita itu, Intan ikut berlari mengejar ibunya sambil memegang perut yang besar. Usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke-enam. Dokter memintanya untuk beristirahat demi menjaga kandungan itu. Namun, ia tidak bisa tinggal diam saat melihat ibunya kabur dari rumah sambil menangis dan menjerit seperti orang gila. Semua terjadi karena Regan menghilang. Anak laki-laki yang mirip seperti adiknya belum juga ditemukan sampai saat ini. Bebera

  • Ah! Enak Mas Dokter   Satu Anak Cukup

    "Bagaimana dengan operasinya, Nak?" Dewanto menatap ponsel yang tergeletak di atas meja dengan wajah cemas.Bukan hanya Dewanto, dua orang pria_Barta dan Bramanto juga menunggu jawaban Dirga dari ujung sambungan telepon.Sepersekian detik menunggu, mereka pun mendengar jawaban dari Dirga, "Operasi kedua berhasil Pa. Saat ini Dylan masih dalam proses pemulihan. Setelah dia sadar, dia akan dipindahkan ke ruang observasi, dan dibawa ke ruang perawatan."Mendengar jawaban dari Dirga, ketiga pria itu menghela napas lega sambil memegang dada mereka yang sempat cenat-cenut. Dewanto menyandarkan tubuh suburnya ke sandaran sofa. "Syukurlah kalau Dylan sudah membaik," ucapnya sambil tersenyum lega. "Jadi kapan rencananya kalian akan pulang ke Indonesia?""Aku belum tahu pastinya Pa, tapi kemungkinan setelah operasi ketiga dilakukan, dan kita masih harus melihat perkembangan Dylan selanjutnya.""Masih harus operasi lagi?" Dewanto memajukan tubuh, mendekat ke meja. Di atas meja kaca itu, ponsel

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menunggu Kabar

    "Nenek, operasi itu apa?"Farah bertanya pada Inneke dengan tatapan polos. Wajah cantiknya terlihat mungil dan menggemaskan.Kepala Farah mendongak saat tak mendengar suara sama sekali. Ia menunggu jawaban sambil menatap wajah cantik sang Nenek.Inneke masih diam membisu. Sejujurnya, ia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan Farah, karena ia bukan Dokter. "Nenek kok diam .... "Ratna langsung menyela, "Operasi itu penanganan untuk luka serius di bagian tubuh. Misalnya ada luka robek terkena pisau, lalu luka itu mengeluarkan darah terus-menerus. Nah, luka itu harus secepatnya dijahit untuk menghentikan pendarahan agar pasien nggak kehabisan darah," jelasnya. Farah menganggukkan kepala, seolah paham dengan penjelasan Nenek dari ayahnya itu. "Sekarang Kak Dylan lagi dioperasi ya, Oma? Apa Kak Dylan terluka dan lukanya mengeluarkan darah?" "Iya Sayang," jawab Ratna. "Kita doakan semoga Kakak kamu secepatn

  • Ah! Enak Mas Dokter   Teman Baru

    Wylan melangkah tegap menyusuri lorong terminal yang ramai, diikuti oleh tiga anggota Gengster yang tampak waspada.Dengan sorot mata tajam ... mereka memperhatikan setiap sudut Bandara, mencari jejak yang tersembunyi.Saat mereka mendekati loket Imigrasi, Wylan mengangkat dagu dan menatap Petugas berseragam biru tua itu, yang tengah sibuk memeriksa dokumen.“Permisi, Pak,” ucapnya dengan suara tegas. “Apakah hari ini ada anak laki-laki bernama Regan yang mengurus paspor atau naik pesawat dari sini?”Petugas Imigrasi itu mengerutkan kening, matanya menatap layar komputer beberapa detik sebelum menjawab dengan yakin, “Maaf, Pak. Tidak ada anak bernama Regan yang terdaftar di sistem kami hari ini. Kami selalu memeriksa data penumpang secara menyeluruh.”Wylan menatap Petugas itu lebih lama, mencoba mencari tanda ketidakyakinan, tetapi wajah Petugas tetap tenang dan tanpa ragu.Anggota Gengster yang lain mulai merasakan ketegangan meningkat, napas mereka memburu. Wylan tetap mengendalik

  • Ah! Enak Mas Dokter   Cucu Kesayangan

    Dari ketinggian 35000 kaki, Dirga menatap awan putih dari jendela pesawat. Bibirnya menyunggingkan senyuman lega, penuh harapan baru.Lalu, pandang matanya beralih pada Istri dan anak tampannya yang tertidur lelap di ruangan khusus VVIP dalam Jet Pribadi milik Fandi. Ya, ayah satu anak itu mengeluarkan seluruh uang tabungan selama puluhan tahun hanya untuk membeli Jet Pribadi demi sang Cucu ... Dylan. Saat mengetahui Dylan dibawa ke Hong Kong, diam-diam Fandi mengatur rencana seorang diri. Ia membeli Jet Pribadi dengan tabungan seumur hidup, lalu menyusul Dirga dan Febby ke Hong Kong. Bukan hanya itu, ia juga menyewa pilot dan pramugara yang memiliki tubuh proporsional seperti seorang bodyguard. Dirga kembali menyunggingkan senyum, kali ini senyum bangga pada kecepatan berpikir ayah mertua.Andai saja tidak ada Jet pribadi, kemungkinan mereka bertiga masih berada di Hong Kong, dan terus menjadi incaran Prams. Rasanya masih belum percaya kalau semua berakhir ... mereka akan kemba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status