Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Rencana Perjodohan

Share

Rencana Perjodohan

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-08-06 08:00:48

Brak!

Sisca melempar beberapa barang ke arah pintu hingga menimbulkan suara nyaring yang memenuhi ruang kamar sunyi.

Sambil menangis dan berteriak kencang, wanita muda itu terus menghempaskan barang-barang ke atas lantai dan ke segala arah.

"Abah jahat!" teriak Sisca, terduduk lemas di atas kasur lantai setelah puas menangis. "Kenapa aku terlahir di keluarga ini kalau aku hanya disiksa terus seperti ini. Kenapa?"

Bulir bening mengalir kian deras, meratapi nasibnya terlahir sebagai anak dari Agung_tukang gorengan yang galak dan egois.

Sejak kecil dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti Febby, yang dikelilingi oleh orang-orang tersayang. Nasibnya berbeda jauh.

Jika Febby hanya belajar di rumah setelah pulang sekolah, Sisca harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membantu kedua orang tuanya berjualan sambil mendorong gerobak.

Bahkan, setelah mereka sama-sama dewasa, nasib baik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Teror

    Tut! Tut! Tut!Anggun mulai gelisah saat telepon darinya tidak diterima oleh Sisca. Wajahnya memerah kesal. Ia meremas ponsel kuat-kuat sambil mendesah kasar."Jam sembilan pagi, masa iya dia belum bangun?" gumamnya sambil menatap jam dinding di depan.Lelah menghubungi nomor Sisca menggunakan ponsel cadangan, Anggun bergegas keluar dari kamar mewahnya."Ibu mau ke mana?" tanya babysitter Lilian saat berpapasan dengan majikan di ruang tamu."Saya mau ke Klinik. Udah lama saya ngga ke sana. Kamu jaga Lilian. Kalau dia tantrum lagi, kamu kasih obat penenang.""Baik Bu." Babysitter itu melangkah ke kamar Lilian.Anggun melanjutkan langkah kakinya keluar dari rumah lalu masuk ke mobil. Ia melajukan kendaraan roda empat itu keluar dari halaman rumah menuju kantor Polisi, tempat Andi ditahan.Sesampainya di depan kantor Polisi, Anggun memarkirkan mobil di parkiran yang penuh dengan berbagai macam kendaraan roda dua da

  • Ah! Enak Mas Dokter   Rencana ke Bandung

    "Malam ini malam yang aku tunggu." Dirga berbisik mesra di telinga Febby, membuat wanita cantik itu memejamkan kedua mata, menikmati hembusan hangat napas suaminya. Di atas ranjang empuk dengan wewangian menyejukkan indera penciuman, keduanya memulai malam pengantin, meski bukan lagi malam pertama mereka. Dirga yang tak sanggup menahan hasrat kelelakian, mengungkung tu-buh Febby dan mengecup bibir manis istrinya. Puas menikmati bibir merah itu, kecupan sang Dokter turun ke bawah. Menikmati buah ranum kecoklatan yang kenyal. Suara desahan mulai terdengar memenuhi ruang kamar sepi dengan pencahayaan temaram. Febby terbuai dalam sentuhan nakal suaminya. Berbeda saat ia bercinta dengan Andi. Bukan hanya tak menikmati, bahkan ia sama sekali tidak pernah mendesah. "Ehm! Mas!" Febby menggigit bibir bawah pelan, menikmati lumatan Dirga di atas da-da yang menjulang tinggi. Satu tangan meremas rambut hit

  • Ah! Enak Mas Dokter   Apa yang Direncanakan?

    Dirga baru saja menerima telepon dari Agung yang menjelaskan isi di dalam ponsel milik Sisca.Ia berjalan ke pintu kaca pembatas kamar dan halaman belakang yang langsung memperlihatkan pemandangan kolam renang mini.Dengan suara berbisik, takut mengganggu istirahat Febby, Dirga berbicara dengan Agung."Jadi gimana Pak? Ada chat apa saja di dalam hape anak Anda?" tanya Dirga pada paman istrinya itu."Abah kurang paham sama pembicaraannya Den Ganteng. Ada sebagian chat yang dihapus. Terus dari daftar riwayat panggilan juga kosong. Ngga ada panggilan keluar sama masuk."Dirga menghela napas panjang. Pandang matanya masih tertuju pada Febby yang berbaring di atas ranjang. "Coba saya lihat hapenya. Nanti saya ke sana ngambil hape itu.""Oh, iya Den. Nanti Aden Ganteng aja yang periksa sendiri. Sementara Abah simpan hapenya.""Pastikan hape itu aman ya, Pak.""Siap Den, pasti, tapi .... ""Tapi apa Pak?"

  • Ah! Enak Mas Dokter   Rencana Perjodohan

    Brak! Sisca melempar beberapa barang ke arah pintu hingga menimbulkan suara nyaring yang memenuhi ruang kamar sunyi. Sambil menangis dan berteriak kencang, wanita muda itu terus menghempaskan barang-barang ke atas lantai dan ke segala arah. "Abah jahat!" teriak Sisca, terduduk lemas di atas kasur lantai setelah puas menangis. "Kenapa aku terlahir di keluarga ini kalau aku hanya disiksa terus seperti ini. Kenapa?" Bulir bening mengalir kian deras, meratapi nasibnya terlahir sebagai anak dari Agung_tukang gorengan yang galak dan egois. Sejak kecil dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti Febby, yang dikelilingi oleh orang-orang tersayang. Nasibnya berbeda jauh. Jika Febby hanya belajar di rumah setelah pulang sekolah, Sisca harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membantu kedua orang tuanya berjualan sambil mendorong gerobak. Bahkan, setelah mereka sama-sama dewasa, nasib baik

  • Ah! Enak Mas Dokter   Merencanakan Pernikahan

    Setelah berbicara panjang lebar di halaman belakang, Dirga kembali menemui kedua orang tuanya di ruang tamu. Sedangkan Febby beristirahat di kamar. "Istri kamu kemana, Ga?" tanya Dewanto pada anaknya. "Febby istirahat, Pa. Kecapean." Dewanto mengangguk pelan. "Wajar kalau cepet cape, dia bawa dua bayi di perut," imbuh Ratna. Dirga hanya manggut-manggut sambil menatap layar ponsel, melihat postingan Andi, mencari tahu apapun yang kemungkinan ada hubungannya dengan Sisca. "Bener, satu anak aja udah bikin lelah. Apalagi dua," kekeh Fandi ikut bicara. "Mangkanya jadi suami harus bisa menghargai istri," imbuh Ratna. "Bener banget," angguk Inneke setuju. Diam-diam Sisca mengetik layar ponsel di sela-sela percakapan orang-orang itu. Ia mengirim chat pada Anggun yang berisi .... Sisca [Anak yang dikandung Febby, kembar] Anggun [

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mau atau Tidak?

    Sisca tersenyum culas saat mendengar tawaran dari Anggun. Penawaran menggiurkan yang bahkan tak pernah dia dengar sebelumnya. "Kasih aku jawaban sekarang!" pinta Anggun menunggu jawaban. Saat hendak membuka mulut memberi jawaban, Sisca dikejutkan dengan suara langkah kaki mendekati dapur. Disusul suara Febby yang terdengar manja. Dengan cepat Sisca menyembunyikan ponsel ke dalam saku lalu pura-pura menyibukkan diri membersihkan wastafel. "Kamu mau ke mana, Mas?" Febby menghentikan langkah kaki Dirga di depan pintu dapur. "Mau ngambil minum," jawab Dirga, memutar tubuhnya menghadap Febby. "Kamu mau minum juga?" Ia tersenyum manis. Febby menggeleng dengan wajah cemberut, melirik ke arah dapur yang dia ketahui ada Sisca di sana. "Emang udah ada air minum di rumah ini? Rumah ini 'kan baru. Di meja tadi ada kok air gelasan. Kenapa ngga minum itu aja?" Dirga menyadari istrinya curiga,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status