Share

Usaha Hendra

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-12-19 16:58:48

Kedua adik-kakak itu berhasil masuk ke ruangan khusus Regan. Mereka melangkah perlahan mendekati meja panjang di depan sofa berwarna Maron.

Nampan di tangan Edric bergetar, ia kembali gugup hingga membuat piring dan cangkir di atas nampan saling beradu.

Suara itu mengundang perhatian Intan yang tengah memainkan ponsel. Wanita muda itu menatap ke arah Edric.

Keningnya berkerut saat melihat wajah Pelayan dengan stelan jas hitam putih itu terlihat pucat dan berkeringat.

Dua Pelayan berjongkok di depan meja dan meletakkan nampan ke atasnya.

Mata Intan masih tertuju pada Edric. Pria itu seperti menahan sakit.

"Anda baik-baik saja?" tanya Intan dengan ramah.

Edric hanya menundukkan kepala sambil mengusap keringat.

Melihat adiknya kembali gugup, dengan cepat Hendra mendekat dan merangkul pundak pria muda itu.

"Dia baik-baik saja Non. Dia hanya gugup, karena baru pertama kali masuk ke ruangan ini. Tadi, kami berdua diminta mengantar cemilan khusus untuk Tuan Kecil." Hendra menatap Regan. Ana
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Eka Sri Wahyuni
seru lebih semangat lgi Thor biar di up nya lebih bnyak lgi ...
goodnovel comment avatar
Noraini Muajir
dua hari 1 bab...ermm...
goodnovel comment avatar
Ng Arie
sdh bisalah dylan ketemu sama mama dan papanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Cucu Kesayangan

    Dari ketinggian 35000 kaki, Dirga menatap awan putih dari jendela pesawat. Bibirnya menyunggingkan senyuman lega, penuh harapan baru.Lalu, pandang matanya beralih pada Istri dan anak tampannya yang tertidur lelap di ruangan khusus VVIP dalam Jet Pribadi milik Fandi. Ya, ayah satu anak itu mengeluarkan seluruh uang tabungan selama puluhan tahun hanya untuk membeli Jet Pribadi demi sang Cucu ... Dylan. Saat mengetahui Dylan dibawa ke Hong Kong, diam-diam Fandi mengatur rencana seorang diri. Ia membeli Jet Pribadi dengan tabungan seumur hidup, lalu menyusul Dirga dan Febby ke Hong Kong. Bukan hanya itu, ia juga menyewa pilot dan pramugara yang memiliki tubuh proporsional seperti seorang bodyguard. Dirga kembali menyunggingkan senyum, kali ini senyum bangga pada kecepatan berpikir ayah mertua.Andai saja tidak ada Jet pribadi, kemungkinan mereka bertiga masih berada di Hong Kong, dan terus menjadi incaran Prams. Rasanya masih belum percaya kalau semua berakhir ... mereka akan kemba

  • Ah! Enak Mas Dokter   Tembak Mati!

    "Kita ke Bandara!" Wylan memberi perintah pada anggota Gengster lain untuk kembali ke Bandara. Rombongan pria bertato dengan senjata api di tangan masing-masing itu melangkah cepat menuju parkiran.Setiap langkah kaki mereka, menjadi pusat perhatian orang-orang di Rumah Sakit yang menatap ke arah Wylan dan anggota Gengster lain sambil berbisik.Dengan tatapan sinis, Wylan mengancam orang-orang di sepanjang koridor agar tidak menghubungi Polisi. Melihat ancaman itu, mereka pun kembali melakukan aktivitas, mengabaikan para anggota Gengster. Seolah tak terjadi apapun.Sementara Wylan dan kawanannya tiba di area parkiran Rumah Sakit.Sebelum masuk ke mobil, Wylan menghubungi Prams, yang langsung diterima oleh sang Mafia. "Bos, maaf ... saya ingin memberitahu kabar tentang Regan .... " Wylan menggantung ucapan sambil mengusap keringat di kening.Tangannya gemetar dengan wajah sedikit pucat, ketakutan. Jika memang Regan sudah berhasil dibawa pergi oleh Polisi, kemungkinan besar mereka se

  • Ah! Enak Mas Dokter   Patroli

    Setelah memberitahu lokasi Regan, Prams mengakhiri telepon tersebut. Wylan dan tiga orang temannya hanya diam dan saling tatap.Sepersekian detik diam, Wylan mengatakan, "Regan ada di Rumah Sakit Internasional. Ayo kita ke sana.""Apa kau yakin?" tanya pria bertato. Mendengar pertanyaan itu, mata Wylan melotot, menatap dengan sorot tajam. "Bos yang memberitahu. Apa kau pikir dia membohongi kita semua?"Pria bertato membisu sambil menggelengkan kepala berkali-kali.Wylan menoleh ke samping, "Kita ke Rumah Sakit sekarang!" Memberi perintah pada anggota Gengster yang lain."Siap!"Semua anggota Gengster melangkah cepat menuju mobil sport masing-masing dan naik.Wylan dan yang lain melajukan mobil mereka di jalanan lengang Kota Hong Kong.Pada jam setengah enam sore, langit Hong Kong terlihat mendung. Menurut ramalan cuaca hari ini, nanti malam hujan badai akan turun.Wylan mempercepat laju kendaraan, mengejar waktu yang menipis.Namun, di setengah perjalanan, Wylan menekan rem dengan ti

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bukan di Bandara

    "Gimana Mas? Apa yang dikatakan Dokter tadi?" Febby mengulang pertanyaannya dengan wajah penasaran. Air matanya masih mengalir deras, membasahi pipi.Yang ditanya hanya diam. Malah menunjukkan senyum tanpa arti, membuat Febby jengkel. "Mas! Jawab dong! Aku nggak ngerti kalian ngomong apa tadi!" kesal Febby, memukul dada suaminya. Dirga kembali tersenyum lalu mengatakan, "Anak kita .... " Ia menggantung ucapannya saat melihat tiga orang perawat mendorong bed Rumah Sakit keluar dari ruang operasi. Febby membuat tubuh, melihat anaknya sudah membuka mata. "Dylan!" Tangisan Febby pecah. Dengan cepat ia mendekati anaknya, tetapi Dokter langsung meminta wanita itu menjauh. "Maaf Bu, kalau ingin menemui pasien. Silakan temui nanti. Kami akan membawa pasien ke ruang observasi dulu. Setelah itu, Anda bisa menemuinya di ruang perawatan."Mendengar itu, Dirga langsung membawa istrinya menjauh, memberikan jalan untuk perawat mem

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kondisi Dylan

    "Dylan kenapa Mas? Kenapa dia ada di ruang operasi?" Febby menatap suaminya sambil menangis.Yang ditanya hanya diam. Wajahnya memperlihatkan kekhawatiran mendalam. Tak ada kata yang terucap dari bibirnya, membuat Febby semakin gelisah. Tadi seorang petugas medis mengarahkan wanita cantik itu ke ruang operasi. Ia melihat para Dokter dan perawat mondar-mandir keluar-masuk ruangan dingin tersebut. Sambil menunggu suaminya, ia memperhatikan semua orang, dan tak sengaja melihat tubuh mungil anaknya terbaring lemah di atas bed dengan beberapa alat medis terpasang di kepala.Para Dokter berbicara serius, tetapi Febby sama sekali tidak paham apa yang mereka semua bicarakan.Kekhawatirannya semakin membuncah saat ia melihat seorang perawat berlari cepat menuju ruang laboratorium.Setelah suaminya datang bersama seorang perawat yang membawa kantung-kantung darah, ia baru paham sang suami baru saja mengecek darah untuk didonorkan pada anaknya."Mas, kenapa kamu nggak jelasin dari di mobil tad

  • Ah! Enak Mas Dokter   Dikepung Gengster

    Awalnya mobil yang dikendarai oleh Polisi Hong Kong melaju dengan tenang di jalan tol yang lengang, suara sirine hanya terdengar samar agar tak menarik perhatian pengguna jalan.Di dalam mobil, sang supir bernama Lian dan rekannya, yang duduk di samping kemudi, saling bertukar pandang penuh keyakinan bahwa mereka akan segera sampai di Rumah Sakit tepat waktu.Namun, di tengah perjalanan, suasana berubah drastis. Kedua Polisi itu panik.Tanpa peringatan, dari arah berlawanan muncul kawanan Gengster bermobil sport yang melaju kencang dengan lampu depan menyilaukan.Polisi tersebut segera menginjak rem mendadak, membuat mobil berhenti dengan hentakan yang membuat badan semua penumpang terpental ke depan.Rekannya mencengkeram pegangan pintu, dengan wajah tegang, dan bibir mengeras menahan kecemasan yang tiba-tiba membuncah.Jantung Lian berdegup kencang, pikirannya berputar cepat mencari cara agar situasi tidak semakin memburuk.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status