مشاركة

Berhasil?

مؤلف: Dita SY
last update آخر تحديث: 2025-12-19 19:23:47
Hendra melirik adik laki-lakinya yang tengah menjual kesedihan di depan Intan.

Sepertinya sang adik sudah tahu apa kelemahan wanita yang tengah mengandung itu. Intan memang memiliki hati lembut dan keibuan.

Semua terbukti dari perhatian yang ditunjukkan Intan pada Edric.

Keduanya kemungkinan memiliki usia yang sama, itu sebabnya Intan merasa kasihan pada Edric yang tengah menceritakan kisah sedih ditinggal sang Ibu.

Sementara Hendra yang berhasil mengajak Regan, tengah menyiapkan diri untuk keluar tanpa dicurigai orang-orang.

Regan menghentikan langkah kakinya di dekat meja Intan. "Tunggu Paman!"

Hendra terdiam. Wajahnya terlihat tegang, takut usahanya gagal. "Tuan Muda mau apa?"

Regan mendongak, "Aku ijin dulu sama Kak Intan. Aku takut dia khawatir."

Hendra hanya diam sambil menghela napas panjang. Jika ia melarang, kemungkinan Regan akan curiga dan tak mau ikut.

"Silakan Tuan Muda." Dalam hati Hendra berharap Intan memperbolehkan.

Regan melangkahkan kaki kecil
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق
تعليقات (37)
goodnovel comment avatar
Firtri Yanti
terlalu banyak iklan, biasa nya 2x iklan lnjut cerita, ini smpai 8 x iklan bru lnjut, jdi bosan nnton iklan nya
goodnovel comment avatar
lita effendi
lanjutkan lg cerita bab baru nya Author lg dong, masa 1 bab doang......
goodnovel comment avatar
lita effendi
Author mana nih ceritanya bab baru nya?
عرض جميع التعليقات

أحدث فصل

  • Ah! Enak Mas Dokter   Patroli

    Setelah memberitahu lokasi Regan, Prams mengakhiri telepon tersebut. Wylan dan tiga orang temannya hanya diam dan saling tatap.Sepersekian detik diam, Wylan mengatakan, "Regan ada di Rumah Sakit Internasional. Ayo kita ke sana.""Apa kau yakin?" tanya pria bertato. Mendengar pertanyaan itu, mata Wylan melotot, menatap dengan sorot tajam. "Bos yang memberitahu. Apa kau pikir dia membohongi kita semua?"Pria bertato membisu sambil menggelengkan kepala berkali-kali.Wylan menoleh ke samping, "Kita ke Rumah Sakit sekarang!" Memberi perintah pada anggota Gengster yang lain."Siap!"Semua anggota Gengster melangkah cepat menuju mobil sport masing-masing dan naik.Wylan dan yang lain melajukan mobil mereka di jalanan lengang Kota Hong Kong.Pada jam setengah enam sore, langit Hong Kong terlihat mendung. Menurut ramalan cuaca hari ini, nanti malam hujan badai akan turun.Wylan mempercepat laju kendaraan, mengejar waktu yang menipis.Namun, di setengah perjalanan, Wylan menekan rem dengan ti

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bukan di Bandara

    "Gimana Mas? Apa yang dikatakan Dokter tadi?" Febby mengulang pertanyaannya dengan wajah penasaran. Air matanya masih mengalir deras, membasahi pipi.Yang ditanya hanya diam. Malah menunjukkan senyum tanpa arti, membuat Febby jengkel. "Mas! Jawab dong! Aku nggak ngerti kalian ngomong apa tadi!" kesal Febby, memukul dada suaminya. Dirga kembali tersenyum lalu mengatakan, "Anak kita .... " Ia menggantung ucapannya saat melihat tiga orang perawat mendorong bed Rumah Sakit keluar dari ruang operasi. Febby membuat tubuh, melihat anaknya sudah membuka mata. "Dylan!" Tangisan Febby pecah. Dengan cepat ia mendekati anaknya, tetapi Dokter langsung meminta wanita itu menjauh. "Maaf Bu, kalau ingin menemui pasien. Silakan temui nanti. Kami akan membawa pasien ke ruang observasi dulu. Setelah itu, Anda bisa menemuinya di ruang perawatan."Mendengar itu, Dirga langsung membawa istrinya menjauh, memberikan jalan untuk perawat mem

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kondisi Dylan

    "Dylan kenapa Mas? Kenapa dia ada di ruang operasi?" Febby menatap suaminya sambil menangis.Yang ditanya hanya diam. Wajahnya memperlihatkan kekhawatiran mendalam. Tak ada kata yang terucap dari bibirnya, membuat Febby semakin gelisah. Tadi seorang petugas medis mengarahkan wanita cantik itu ke ruang operasi. Ia melihat para Dokter dan perawat mondar-mandir keluar-masuk ruangan dingin tersebut. Sambil menunggu suaminya, ia memperhatikan semua orang, dan tak sengaja melihat tubuh mungil anaknya terbaring lemah di atas bed dengan beberapa alat medis terpasang di kepala.Para Dokter berbicara serius, tetapi Febby sama sekali tidak paham apa yang mereka semua bicarakan.Kekhawatirannya semakin membuncah saat ia melihat seorang perawat berlari cepat menuju ruang laboratorium.Setelah suaminya datang bersama seorang perawat yang membawa kantung-kantung darah, ia baru paham sang suami baru saja mengecek darah untuk didonorkan pada anaknya."Mas, kenapa kamu nggak jelasin dari di mobil tad

  • Ah! Enak Mas Dokter   Dikepung Gengster

    Awalnya mobil yang dikendarai oleh Polisi Hong Kong melaju dengan tenang di jalan tol yang lengang, suara sirine hanya terdengar samar agar tak menarik perhatian pengguna jalan.Di dalam mobil, sang supir bernama Lian dan rekannya, yang duduk di samping kemudi, saling bertukar pandang penuh keyakinan bahwa mereka akan segera sampai di Rumah Sakit tepat waktu.Namun, di tengah perjalanan, suasana berubah drastis. Kedua Polisi itu panik.Tanpa peringatan, dari arah berlawanan muncul kawanan Gengster bermobil sport yang melaju kencang dengan lampu depan menyilaukan.Polisi tersebut segera menginjak rem mendadak, membuat mobil berhenti dengan hentakan yang membuat badan semua penumpang terpental ke depan.Rekannya mencengkeram pegangan pintu, dengan wajah tegang, dan bibir mengeras menahan kecemasan yang tiba-tiba membuncah.Jantung Lian berdegup kencang, pikirannya berputar cepat mencari cara agar situasi tidak semakin memburuk.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menuju Rumah Sakit

    "Apa yang terjadi?" Prams meninggikan suaranya sambil menatap Intan yang menangis, menyebut nama Regan. Intan menghampiri pria bertato itu, "Regan diculik Kak. Dia dibawa pergi oleh penyusup."Mendengar penjelasan Intan, kedua mata Prams membulat sempurna. Ia mengalihkan pandangan pada tiga orang penjaga ruangan tersebut.Ketiga pria itu hanya diam sambil menundukkan kepala mereka dengan wajah ketakutan."Regan dibawa pergi? Lalu, kalian bertiga hanya diam di sini seperti pecundang?" Suaranya terdengar menggema. Terlihat urat-urat leher terlihat. "Bangsat! Apa saja kerja kalian!"Tangan Prams mengepal kuat-kuat hingga otot-otot pergelangannya menonjol keluar.Tiga orang penjaga hanya diam, menundukkan kepala sambil menggenggam sepuluh jemari mereka ke depan."Cepat cari Regan! Bawa dia kembali ke sini!" murka Prams. Dengan cepat ia meraih senjata di balik pinggang, mengarahkannya pada tiga penjaga itu. "Cari Regan samp

  • Ah! Enak Mas Dokter   Golongan Darah

    Di lorong panjang Rumah Sakit Internasional Hong Kong, derap langkah Polisi berbaur dengan suara alat medis yang berdengung.Polisi Hong Kong berjaga di setiap pintu Rumah Sakit, dan di halaman sekitarnya.Sementara di dalam ruang ICU beberapa Petugas Medis mulai memberi pertolongan pertama pada Dylan.Dengan wajah tegang mereka bergerak cepat menangani bocah laki-laki itu, sesekali mereka menatap layar monitor di depan.Suasana ruang dingin itu terasa tegang dan penuh harap. Dinginnya AC menghilang di tengah ketegangan.Dokter Zhuang, ahli bedah syaraf yang telah berpuluh kali menangani kasus kritis, menunduk serius di dekat ranjang pasien kecilnya.Bocah berusia lima tahun bernama Dylan masih terbaring lemah, dahi dan kepala terbalut perban basah berdarah, napasnya terengah-engah di bawah alat bantu pernapasan.Tangan mungilnya yang penuh luka tampak rapuh, seolah setiap detik bisa menjadi perjuangan terakhir.Zhuang menatap monitor yang menunjukkan tekanan darah dan denyut jantung

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status