Share

Bertemu

Dalam rumah Mira, Cinta duduk di kursi pojok kamar Mira tepatnya disebelah jendela, menundukkan kepala sambil menangis. Mira di depannya hanya bisa memandang karena kebingungan untuk memberikan solusi. Tangan kanannya mengelus-elus punggung Cinta dengan perlahan.

“Kenapa dia selalu datang? Wanita yang dulunya pernah dihati Agus. Aku sama sekali tidak suka dengan dia. Minah itu berubah pikiran, dan dia plin-plan. Padahal dia sudah jelas aku bantu untuk bersama Rahman. Laki-laki yang dengan tulus mencintainya. Tapi kenapa sekarang dia masih saja mengejar-ngejar Agus?” Cinta menutup  wajah dengan kedua tangannya terus menangis. Mira di sebelah Cinta menarik napas panjang lalu menghembuskan perlahan. Dia kini memutuskan untuk memberikan solusi.

“Cinta, sebaiknya kamu membicarakan masalah ini dengan Agus berdua saja. Jangan mempertahankan sikapmu yang sangat keras kepala itu. Kayak batu saja kamu. Batu itu kalau dikasih Palu sudah pecah. Sedangkan kam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status