Farel memang menuju perpustakaan kampus untuk menyakinkan Aisyah bahwa dirinya memang mempunyai tugas untuk diselesaikan dengan mencari buku refrensi di perpustakaan kampus dan Aisyah memang melihat kekasihnya itu pergi memasuki perpustakaan sementara dirinya tetap melanjutkan rencana untuk bertemu Nyonya Aminah di rumah Farel sekaligus mencari kebenaran tentang kehadiran pembantu baru di rumahnya Farel.
“Wah, celaka ini bisa perang besar?” pikir Farel dalam hati ketika mengetahui rencana kekasihnya untuk tetap menemui Uminya di rumah.
Sebab itu dia segera memberikan kabar kepada Diana, agar mencari alasan sakit supaya tidak keluar kamar saat Aisyah bermain ke rumahnya, sehingga dia tidak bertemu dengan kekasih hati yang super cemburuan itu.
Tak terasa setahun sudah lamanya Diana bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di negeri jazirah Arab ini, dan banyak sudah pengalaman dan suka dukanya yang didapatkan selama menjadi pembantu di rumah Nyonya Aminah ini. Diana termasuk salah satu dari sekian banyak TKW yang beruntung bekerja di luar negeri sebab dia mendapatkan majikan yang baik hati serta tidak pemarah apalagi penganiaya jika terlambat melayani atau bekerja. Diana bersyukur bahwa dirinya ditempatkan pada majikan yang baik hati dan dermawan, apalagi kehadirannya di rumah majikan ini sangat menyenangkan. Setiap bulan dia mendapatkan gaji bulanan yang menjadi haknya juga bonus lainnya yang moncer. Salah satunya bonus yang diberikan oleh Tuan Muda kepadanya, bonus yang hanya dirinya sendiri yang dapat merasakannya.&n
Beberapa hari setelah komunikasi pertama dengan Bik Ros, Diana sudah tak sabar untuk dapat bertemu pandang secara langsung lewat layar ponsel. Dia tak sabar ingin segera mengetahui wajah cantik, imut,lucu serta menggemaskan sang putri semata wayangnya, Maya.Karena dia selalu menchat Bik Ros agar segera mencari tempat yang sinyalnya stabil untuk video callan sehingga rasa rindunya kepada sang anak tersampaikan. “Bik, carilah tempat yang sinyalnya stabil, Diana sudah rindu ingin melihat si embem?” ketiknya ketika menyempatkan waktu untuk selalu mengingatkan sang Bibik agar segera mencari tempat untuk bisa panggilan video. “Iya, Diana. Bibik sedang mencari hari yang tepat agar kita enak bicaranya tidak terganggu apalagi dicurigai,&rdqu
Diana menghubungi Pak Sambodo untuk membicarakan cara mengirim uang ke kampung, sebab berbeda negara menyebabkan dia tidak tahu cara mengirim uang ke kampung.Diana menghubungi Pak Sambodo lewat sambungan telepon membicarakan perihal rencananya untuk dapat berkirim uang ke keluarganya di Indonesia. “Pak, saya ingin mengirim uang ke Indonesia bagaimana caranya?” tanya Diana kepada Pak Sambodo lewat chat WA. “Ada banyak caranya, kamu mau kirim langsung diterima uangnya oleh orang kamu kirimi di Indonesia atau lewat rekening bank penerima di Indonesia,” jawab Pak Sambodo, menanyakan ketegasan Diana ingin mengirim langsung atau lewat rekening bank. “Say
Bik Ros sangat senang melihat jumlah yang dikirim oleh Diana, uang sebesar itu lebih dari cukup untuk membeli kulkas baru, pikirnya. Bukankah Maya juga belum banyak kebutuhan dan hanya membeli susu, dan masih bisa tercukupi oleh penghasilan suaminya dari menampas karet miliknya setiap minggu, sehingga dia memutuskan untuk membelikan uang kiriman Diana tersebut dengan benda lain yang lebih bermanfaat. “Risa, jangan lupa nanti sepulang sekolah cek rekening kamu, sudah masuk belum kiriman Kak Diana!” ujar Bik Ros mengingatkan anaknya, jangan lupa mengecek rekening tabungannya. “Iya, Bu, nanti Risa cek, berangkat sekolah dulu bu!” pamit Risa kepada Ibunya menggas roda dua miliknya pelan.&n
Melihat wajah istri yang berseri senang memunculkan petanyaan tersendiri bagi suami Bik Ros, apakah gerangan yang membuat istrinya teramat gembira, selama ini jarang sekali baginya dapat melihat senyum manis sang istri. Beban yang besar dipikulnya sejak kepergian Diana dan orang tuanya membawa perubahan sifat pada diri Bik Ros, yang dulu periang menjadii pendiam dan sensitive. “Aduh, gembiranya istriku!” goda suaminya mendekati istrinya yang tersenyum-senyum sendiri kegirangan entah apa sebabnya. “Iya, Pa. Mama sedang senang!” timbalnya kepada sang suami. “Lagi ketiban duren jatuh masak, apa?” tanya sang suami menyelidik.&nb
Kehadiran sebuah lemari pendingin dua pintu yang dibeli oleh Bik Ros di Toko Amta mendapatkan gunjingan dari tetangga mereka begitu kulkas tersebut tiba di rumahnya. Banyak yang bertanya dari mana Bik Ros dan keluarganya bisa mendapatkan uang untuk membeli kulkas tersebut, bukankah beban hidup mereka saat ini sedang terpuruk karena ketambahan beban membeli susunya Maya setiap minggu hasil dari menjual deresan karet di kebun milik mereka. Tetangga berusaha menyelidik asal muasal uang yang mereka dapatkan untuk membeli barang tersebut, banyak yang menebak jika Bik Ros mendapatkan kiriman uang dari kerabat atau jangan-jangan dari Pak Wardi dan istri atau Diana yang sekarang menjadi TKW di luar negeri. Tapi yang paling memungkin mengirim uang dalam keadaan seperti ini menurut warga hanya Diana, karena dia bekerja di luar negeri yang g
Beberapa hari terakhir ini Risa menjadi bahan omongan teman-temannya di sekolah, semua karena motor butut miliknya. Roda dua miliknya dinilai sudah model lama yang ketinggalan jaman, dibandingkan dengan motor keren dan kece milik teman-temannya. Terkadang Risa merasa malu karena sering diejek oleh teman-temannya perihal motor butut yang masih dipakainya sampai sekarang. Beberapa kali Risa menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dia ingin dibelikan motor baru yang tidak ketinggalan jaman modelnya sehingga tidak diejek lagi oleh teman-teman se kelasnya. Sayangnya permintaannya selalu ditolak oleh Bik Ros dan suaminya sebab keuangan mereka tidak cukup untuk menukar motor butut dengan yang baru sebab harga motor sekarang mahal. Risa tak kehilangan akal, berkat id
Saat senggang, Diana mencoba memikirkan kembali permintaan Risa yang ingin membeli sepda motor dengan meminjam uang darinya. Dalam hati Diana berpikir keras, uang yang dipinjam oleh Risa takkan mungkin dikembalikan oleh Bibiknya sebab dia tahu persis penghasilan sang Paman. Paman hanya seorang penderes karet yang penghasilan setiap minggunya cukup untuk untuk membeli beras dan lauk pauk serta sedikit lebihnya jatah uang jajan dan bensin untuk Risa sekolah. Kok, aku pusing sendiri memikirkan Bibik, biarlah kuanggap dia meminjam uang tersebut dan aku tak akan menagihnya! Diana bergumam dalam hatinya berusaha menyelami keadaan ekonomi Bibiknya saat ini. Menimbang keadaan perekonomian sang Bibik membuat hatinya tambah cemas saja membayangkan kehidupan anaknya ji