Kehamilan Diana yang bertepatan dengan pernikahan siri Herman dan Dita,membuatnya semakin menderita saja sebab Herman sedikitpun tak memperhatikan dirinya. Semua perhatian dan kasih sayang hanya tercurahkan untuk Dita seorang yang dianggapnya lebih menggairahkan dan memabukkan jika dibanding dengan Diana yang sekarang sedang berbadan dua dan sakit-sakitan.
Nikmat membawa sengsara, seolah kiasan yang pas untuk menggambarkan keadaan Diana saat ini, nikmat didapatkan tengah mengandung seorang jabang bayi yang sekaligus membawanya sengsara karena ditelantarkan oleh suaminya calon ayah dari janin yang dikandungnya. Seharusnya seorang wanita hamil itu dimanja-manja dan disayang-sayang dengan sepenuh hati sehingga gembira dan sehat serta lincah bayi yang berada di dalam perutnya. Sayang sekali dirinya saat ini menjalani situasi kebalikan dari wanita hamil umumnya, jika seharusnya dimanja dan disayang dengan dip
Setibanya di rumah Ibunya, Diana mengambil ponsel miliknya lalu mengirimkan pesan lewat WhatApps kepada suaminya,”Kak, maaf aku pamit tinggal di rumah Ibuku sementara waktu setelah tadi terjatuh di dapur akibat ulah Dita ketika kamu dan Ibu tidak berada di rumah,” Hanya sebuah pesan singkat saja yang diketiknya sebagai permintaan maaf karena telah meninggalkan rumah suaminya tanpa izin. Sebagai seorang istri yang patuh kepada suaminya berat rasanya meninggalkan rumah tanpa seizing suaminya sekalipun keadaan yang memaksanya harus melakukannya. “Nanti, Ibu yang akan mengizinkanmu kepada Herman dan mertuamu,” ucap Ibunya menenangkan dirinya agar tidak terlalu memikirkan kesalahannya. “Iya, Bu. Pamitkan dengan mereka dengan sopan, jangan s
Sembilan bulan telah berlalu, masa berat mengandung buah hati tercinta memasuki bulan penghujung. Perasaan kian bercampur aduk mendekati hari persalinan, apalagi Diana akan menghadapi persalinan tanpa sang suami yang makin sibuk mengurusi istri mudanya. Tak ada harapan lagi baginya untuk ditunggui oleh suaminya ketika melahirkan nanti. Tak sekalipun selama kehamilannya di rumah Ibunya, Herman menjenguknya hanya beberapa kali bertukar sapa itupun lewat pesan wa yang disampaikannya. Betapa rindunya Diana kepada Herman, suaminya yang begitu dinanti kehadirannya untuk menguatkan dirinya menghadapi persalinan ini. Begitu sedihnya perasaan hati Diana, dirinya merasa tidak bersuami padahal mempunyai suami sah, hanya saja sudah beristri lagi. Kejam sekali Herman sebagai suami yang bisa melupakan istrinya yang sedang berjuang untuk melahirkan anak kesayangan mereka nanti.&nbs
Empat puluh hari setelah masa kelahiran, ketika jabang bayi sudah sehat dan kuat begitu juga ibundanya. Maka bersiap diadakannya acara syukuran menyambut kehadiran sang bayi di dunia. Sesuai dengan adat masyarakat di kampung, bagi bayi yang baru lahir akan dilakukan beberapa acara penyambutan sebagai ungkapan rasa syukur, mulai dari acara mandi kembang pertanda bayi sudah boleh dibawa keluar dari rumah. Kedua acara aqiqah sekaligus kindoan si bayi, dimana acara ini dilakukan dengan menyembelih seekor kambing untuk bayi perempuan dan dua ekor kambing untuk bayi laki-laki yang akan diaqiqah, sekaligus di marhabankan dengan membuat kembang telor yang dicampuri permen dan uang dua ribu yang ditancapkan di batang pisang yang sudah dihias kertas minyak. Banyaknya kembang telor uang ini tergantung kemampuan orangtua bayi, semakin mampu orangtuanya maka semakin banyak jumlah kembang
Tidak hadirnya Herman dan Ibunya di acara marhaban Maya, menjadi gosip terhangat yang banyak dibicarakan oleh orang di kampungnya terutama kaum hawa penggemar gosip. Banyak beredar kabar yang tak sedap mengenai pernikahan Diana dengan Herman, yang menimbulkan tanda tanya besar bagi orang awam. Pasangan menikah yang berpisah rumah seperti Herman dan Diana belum lumrah terjadi di kampung, wajar jika orang menganggapnya seperti certita sandiwara di televisi. Banyak yang menyalahkan Herman sebagai suami tidak bermoral dan bertanggungjawab tetapi masih ada yang menyalahkan Diana karena dianggap tidak pandai menyenangkan suami sehingga suami berpindah ke lain hati. Persoalan menjadi rumit, manakala adat memandangnya sebagai hal yang biasa bila lelaki beristri dua dan tidak ada istilah perceraian,
Mengingat tidak ada niat baik yang ditunjukkan oleh Herman untuk mengurus anaknya, membuat Diana meradang dibuatnya sehingga dia meminta pendapat orangtua dan Bik Ros mengenai rencananya untuk mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Setelah menimbang dengan seksama serta meminta restu dari orangtuanya apalagi setelah mendapatkan jawaban dari Herman melalui Bik Ros, maka Diana memantapkan dirinya untuk memasukkan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama yang berada di ibukota Kabupaten. Setibanya disana, berkas diterima oleh seorang panitera yang mencatat berkasnya sambil menanyakan keseriusannya memasukkan gugatan tersebut. “Ibu, sudah berpikir matang dan yakin mau memasukkan gugatan ini?” tanya perempuan berbaju seragam memandang Diana meminta keyakinannya.&nb
Apa yang ditakutkan oleh Diana, akhirnya terkuak juga. Sepucuk surat yang dilayangkan oleh ketua tetua adat kampungnya ,meminta kehadiran keluarganya dan dirinya ke rumah ketua adat dalam rangka menindaklajuti pelanggaran yang telah Diana lakukan. Sudah pasti sangsi yang akan diterima oleh Diana dan keluarganya. “Maaf, Pak Wardi! Saya mengantarkan surat dari ketua adat kita,” ucap seorang pemuda suruhan Pak ketua adat menyampaikan sepucuk surat panggilan untuk Diana dan keluarganya. “Baik, terima kasih!” ucap Pak Wardi kepada pemuda tadi. “Surat apa, Pak?” tanya Ibu kepada Bapaknya Diana penasaran ingin tahu.&
Diana hanya meminta waktu seminggu kepada kaum tetua adat untuk meninggalkan kampung halamannya. Waktu sepekan tersebut akan digunakan untuk mengurusi semua surat menyurat keperluannya untuk pergi merantau ke luar negeri, sekaligus untuk mencurahkan waktu sepuasnya mengasuh Maya anaknya. Kepergiannya akan memakan waktu yang lama, sehingga tidak mungkin ketika dipertemukan dengan anaknya, Maya sudah menjadi gadis remaja. “Ibu, sini Maya biar kubawa bermain dulu sampai puas, bukankah nanti lama aku bisa bertemu Maya lagi. Bukan tidak mungkin Maya sudah besar ketika aku pulang!” pinta Diana lirih sambil menggendong anaknya. Waktu akan terasa sangat lama untuk dapat bertemu dengan anaknya, sebab Diana harus menabung guna membeli pekarangan dan membangun rumah ke kampung sebela
Suasana penampungan yang berada di tengah kota metropolitan memudahkan akses tele komunikasi dan transportasi dari dan menuju lokasi penampungan Tenaga Kerja Wanita, tempat Diana di karantina selama beberapa bulan lamanya. Diana termasuk salah satu peserta pelatihan praktik kerja yang mudah menangkap dan memahami instruksi yang diberikan oleh trainer dengan cepat. Kecerdasan yang dimiliki oleh Diana mungkin berada di atas rata-rata kemampuan banyak wanita lainnya, sehingga dia termasuk salah seorang peserta terbaik yang menjad primadona disana. Kecakapan dan kegesitan Diana dalam menjalankan instruksi dari pelatih menyebabkannya mendapat persaingan dari teman se karantinanya yang merasa cemburu dengan kelebihan yang dimiliki Diana dalam menangkap setiap perintah yang diberikan dalam p