Melawan Ipar Sombong Dan Julid (Mereka Tak Tahu Aku Kaya)

Melawan Ipar Sombong Dan Julid (Mereka Tak Tahu Aku Kaya)

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-14
Oleh:  Krisdian13On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
10Bab
9Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku tidak sengaja mendengar percakapan antara kakak dan adik iparku. Mereka sedang membahas warisan dan berniat membaginya hanya untuk berdua. Mereka pikir aku dan suami akan mengemis warisan itu tidak akan! Mereka tidak tahu siapa aku yang sebenarnya ..

Lihat lebih banyak

Bab 1

Ipar Licik

WARISAN

"Nih jadi aku dapet tanah bapak dengan luas 4375 meter persegi, kamu yang dapet 625 meter persegi."

"Iya gak bisa lah, Mas. Masa kamu luas banget gitu, nah aku cuman dapet segni? Kurang dong! Tambahin lah!"

"Segitu juga udah cukup, Yu. Lebar 25 meter panjang 25 meter. Kalau buat bikin rumah juga gede. Pas buat kamu kalau segitu mah! Kalau aku kan, mau buat bikin toko juga, harus ada parkiran yang luas, toko juga yang gede jadi memang harus luas tanah nya."

Keningku mengernyit saat mendengar suara kakak dan adik iparku yang sedang membicarakan soal pembagian tanah milik orang tua mereka. Bukannya apa, aku heran kenapa hanya mereka berdua yang dapat warisan tanah? Bagaimana dengan Mas Rusdi dan juga Rehan?

Bukan hanya itu, seharusnya warisan dibagikan saat orangtua sudah tidak ada kan? Karena warisan adalah harta peninggalan mereka. Sementara sekarang, ibu dan bapak masih hidup meski keadaan nya memang sedang tidak baik-baik saja. Kenapa mereka sudah membahas soal tanah itu?

"Bagaimana dengan Mas Rusdi dan Reihan? Sisa bagian tanah kecil itu untuk mereka?"

Aku kembali menoleh ke arah ruang tamu saat mendengar suara Ayu yang kembali bicara.

"Mereka gak usahlah dikasih jatah! Rusdi itu, dia mana ada du-it buat mengelola tanah itu. Mau dijadikan apa? Rumah? Dia gak akan bisa bangun! Warung? Gak bakal punya modal juga. Lagian dia itu kalau usaha bangkrut terus kok! Makanya hidup nya dia itu susah, miskin terus!"

Aku memicing seketika.

"Eman-eman tanah itu, nantinya gak keurus. Mending biar aku saja yang kelola. Aku mau bikin toserba di sana nanti. Pasti ramai warga kampung yang belanja. Tanah itu, akan lebih bermanfaat jika ada di tanganku."

Heh, bagaimana bisa begitu? Warisan itu, mau diapakan kan terserah sama yang berhak. Kenapa jadi mas Haidar yang ngatur begitu? Lagipula, Mas Rusdi dan Reihan itu kan adiknya mas Haidar sendiri kenapa dia begitu tega?

Ini gak bisa dibiarkan. Mereka salah! Membagi warisan itu ada hukumnya. Tidak bisa seenak jidat seperti itu. Hanya karena mas Rusdi dianggap tidak akan mampu mengelola tanah itu, lalu itu dijadikan sebagai alasan supaya mas Rusdi gak dapat warisan? Meski mungkin Mas Rusdi memang gak bisa membangun sesuatu di sana, tapi tanah itu kan bisa di-jual. Mas Haidar ini bagaimana sih!

"Oh, ya bener juga Mas! Kalau begitu, biar kita saja yang menikmati warisan tanah itu!"

Gi-la! Kakak adik itu sama gi-lanya. Aku gak bisa diam saja. Mereka harus dikasih paham.

Aku baru saja melangkah ketika merasakan ada cekalan yang menahan langkahku.

"Mas Rusdi?"

"Mau ke mana?"

Aku lihat wajah lelah mas Rusdi menatap ku, penasaran.

"Nyamperin Ayu dan mas Haidar."

"Buat apa? Biarkan saja!"

Keningku mengerut, heran. Biarkan saja? Apa maksud perkataan mas Rusdi? Memangnya dia tahu apa yang akan aku lakukan? Atau, sedari tadi dia juga mendengar semuanya?

"Mas sudah mendengar semuanya?"

Mas Rusdi mengangguk samar.

"Terus kenapa mas bilang biarkan saja? Mereka salah, Mas! Harus diluruskan!"

"Gak usah, Nin. Nanti malah bikin ribut."

Aku menghela nafas, lelaki yang baru aku nikahi lima bulan yang lalu itu terlalu apa ya? Bo-doh?

"Mas, mereka bahas warisan. Pembagian Warisan itu jelas ada aturannya dalam agama. Cara pembagian nya sudah dijelaskan. Gak bisa dibagi seenaknya seperti itu, Mas!"

"Mas tahu—"

"Kalau tahu kenapa diam saja? Jangan membiarkan kakak dan adik Mas melakukan kesalahan, nanti kita juga dapat dosa nya!" Aku memberontak dan berniat nyamperin dua orang itu.

"Nin, kamu gak ngerti mereka!"

Aku kembali menoleh ketika lagi-lagi Mas Rusdi mencekal tanganku. Aku tidak paham apa yang dimaksud mas Rusdi. Tidak tahu mereka?

"Dan sekarang aku pengen tahu!"

Aku melepas cekalan tangan mas Haidar dengan paksa. Lalu berjalan cepat.

"Mas Haidar, Ayu!"

Mas Haidar dan Ayu menoleh, Ayu terlihat sedikit terkejut ketika melihatku tapi tidak dengan Mas Haidar.

"Ada apa?!" tanya Mas Haidar dingin, tatapan matanya nya tajam seperti biasanya dia selalu begitu saat menatap ku.

"Aku tadi mendengar percakapan kalian, soal pembagian tanah. Kenapa kalian sudah membicarakan itu padahal ibu dan bapak masih hidup?" tanyaku balik menatap mata Mas Haidar tanpa takut sedikitpun.

Aku lihat mas Haidar menggelengkan kepalanya sambil melirikku sinis. "Rusdi, Rusdi. Apa sih yang bisa dia lakukan dengan baik? Mendidik istri aja gak becus! Sampe-sampe doyan nguping begini."

Aku me-lotot.

"Mas Haidar! Gak usah mengalihkan pembicaraan apalagi dengan cara menjelekkan mas Rusdi! Aku sama sekali gak nguping karena kalian ngomong itu cukup keras, dari ruang tengah aku bisa denger dengan jelas!"

"Nina! Kamu berani banget sih! Dia itu kakak ipar kamu!" Ayu membentakku.

Aku menoleh ke arahnya lalu menye-ringai dia memperingatkan aku supaya gak berani sama kakak ipar tapi apa yang dia lakukan sekarang?

"Kamu juga gak seharusnya mem-bentak aku, Ayu! Karena aku kakak ipar kamu!"

Bisa kulihat wajah ayu langsung berubah merah padam.

"Cukup!!!" Sentak mas Haidar. Dia melangkah mendekat ke arahku.

"Denger ya, Nina! Kamu itu gak usah ikut campur! Kamu itu orang baru di sini dan kamu gak tahu apa-apa jadi gak usah ikut-ikutan urusan kami! Ingat status kamu di keluarga ini cuman menantu!!! Kamu bukan siapa-siapa, kamu cuman numpang di keluarga ini jadi lebih baik diam!!"

Baca selengkapnya di apk KBM App

Napen : KrisDian13

Judul : Melawan Ipar Sombong Dan Julid

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status