"Mas Pandu pernah nggak, sekali saja, memikirkan nasib saya ke depannya. Pernah nggak, Mas? Coba Mas, sekaliii... aja, Mas memposisikan saya sebagai adik kandung, Mas. Bukan adik ipar. Bagaimana, Mas?" Kata-kata Keira membuat air muka Pandu berubah-ubah. Sebentar termangu, sebentar malu dan sebentar berpikir keras. Kedua alis Pandu menyatu saat ia mengernyitkan kening. Pandu diam seribu bahasa. Setelah beberapa menit hening, Pandu bersuara.
"Saya memang egois, Ra. Saya minta maaf."
"Mas, coba Mas bayangkan. Apa kata orang kalau setelah saya bercerai dengan Mas Panji, saya malah menikah dengan Mas Pandu? Mereka pasti mengira bahwa saya selingkuh dengan Mas Pandu, makanya Mas Panji menceraikan saya. Itu anggapan mereka yang pertama," Keira menatap Panji lurus-lurus. Ia juga merubah posisi duduknya. Ia ingin menatap Pandu secara langsung saat mengemukakan argumennya.
"Kemudian setelah menikah dengan Mas Pandu, saya kembali be
"Pantas saja kamu tidak mau saya temani. Ternyata kamu mau menemui laki-laki lain. Firasat saya memang tidak pernah salah!" Suara hardikan Panji membuat Keira kaget. Terlebih lagi saat melihat bayangan Panji muncul dari pintu depan mini market. Merah padamnya wajah Panji dan nada suaranya yang naik beberapa oktaf, membuat Keira siaga. Kalau Panji tidak segera keluar dari mini market ini, bisa kacau balaulah keadaan di sini. Ia sangat mengenal karakter Panji. Panji ini sifatnya seperti anak kecil. Apabila ia tidak senang akan sesuatu, ia pasti akan mengamuk tidak terkendali tanpa mempedulikan situasi dan kondisi."Hanya saja saya tidak menduga kalau laki-laki yang akan kamu temui adalah pengacara saya," decih Panji gera. Pandangan Panji kini terarah pada Rasya. "Gue sama sekali nggak mengira, kalo selain sebagai pengacara, lo ternyata punya bakat sebagai tukang tikung juga," sembur Panji geram. Keira menunggu ledakan amarah Rasya. Ia tahu harga diri laki-la
"Kamu bertengkar dengan Panji, Sya?" Mendengar pertanyaan papanya, Rasya menyilangkan sendok dan garpunya. Menandakan kalau ia telah selesai makan. Saat ini keluarganya sedang makan malam. Dan sudah menjadi kebiasaan, papanya selalu membahas sesuatu pada anak-anaknya di meja makan. Karena pada saat itulah, biasanya anggota keluarga mereka berkumpul secara lengkap. Sesaat sebelum atau sesudah makan malam, mereka sekeluarga biasanya berbincang-bincang ringan. Entah itu mengenai kegiatan masing-masing, atau pun membahas masalah bisnis keluarga."Kenapa Papa bertanya seperti itu? Panji mengadu pada Papa ya?" Rasya merasa agak tidak nyaman saat ditodong tiba-tiba oleh papanya seperti ini. Bukan apa-apa. Ia takut memberikan jawaban yang salah pada papanya. Karena ia tidak tahu sampai sejauh mana Panji mengadukan tentang perselisihan mereka."Tidak. Hanya saja Papa heran. Kemarin Papa ketemu dengan Ethan di restaurant Nikmat Rasa. Ethan cerita, k
Keira berusaha mempercepat langkahnya. Kabar tentang ibunya yang berada di ruang IGD, membuatnya tidak sabar untuk bisa secepatnya melihat keadaan ibunya. Minggu-minggu terakhir ini memang gerakannya sudah semakin lamban. Gerak tubuhnya yang dulu begitu lincah dan gesit, kini hanya tinggal kenangan. Masih mending jika hanya gerakan tubuhnya saja yang terbatas. Sudah seminggu ini pinggang dan punggungnya malah sering terasa sakit. Ginekolognya mengatakan bahwa sakit pinggang saat hamil tua adalah hal yang lazim. Keadaan seperti itu biasanya terjadi dikarenakan perubahan pusat gravitasi tubuh. Bobot tubuh yang bertambah menjadikan tubuhnya harus menyesuaikan gerakan apabila sedang beraktifitas. Selain itu, memang terjadi perubahan hormon dan peregangan ligamen sebagai proses alami tubuh dalam mempersiapkan persalinan.Keira melihat ayahnya duduk di ruang tunggu IGD dengan gelisah. Keira seolah-olah mengalami dejavu. Rasanya baru kemarin saja ia meng
"Bu, Keisha mohon keluarkan Keisha dari tempat ini. Keisha nggak kuat di sini terus. Kata Ibu, semuanya akan baik-baik saja. Tapi ini sudah seminggu dan Keisha masih belum bisa keluar-keluar juga. Tolong Keisha, Bu! Tolong!" Keshia menghambur ke dalam pelukan ibunya, begitu petugas penjara mempertemukannya dengan mereka semua. Saat ini mereka berada di ruangan khusus tahanan kepolisian. Keisha saat ini masih berstatus sebagai tersangka. Ia belum disidang karena para penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti hingga berkas dinyatakan lengkap atau P21."Sabar ya, Nak? Ethan sedang berjuang untuk mengeluarkan kamu. Ethan sedang mengumpulkan bukti-bukti. Kamu sabar dulu, ya Nak? Sebentar lagi kamu pasti keluar. Sebentar lagi ya, sayang?" Keira melihat ibunya terus saja berupaya membujuk Keisha. Adik kembarnya itu langsung histeris begitu melihat kedatangannya bersama dengan ayah dan ibunya.Hari ini ia memang sengaja menjenguk Keisha bersama deng
"Sebelum draft perjanjian kerjasama ini ditanda tangani dan memiliki kekuatan hukum, silahkan kedua belah pihak membaca dan mempelajarinya terlebih dahulu. Karena setelah penandatanganan, semua poin-poin yang termaktub akan dinyatakan deal, dan tidak bisa dicomplain lagi," Rasya memberikan waktu kepada para clientnya untuk memeriksa poin-poin penting dalam draft, sebelum kerjasama dinyatakan deal. Ia memang selalu bersikap seperti ini. Memberi clientnya waktu untuk memahami sejelas-jelasnya, apa hak dan kewajiban mereka sebelum draft kerjasama ditanda tangani. Ia tidak mau para clientnya merasa seperti membeli kucing dalam karung."Permisi," dari sudut matanya Rasya melihat Panji merogoh sakunya dan buru-buru berjalan ke sudut ruangan. Ia tahu, pasti panggilan itu darurat sekali. Mengingat Panji biasanya tidak akan menjawab panggilan telepon apabila sedang rapat penting."Ya, Bu. Apa? Rara akan
Keira sudah tahu bahwa persalinannya ini tidak berjalan dengan mulus. Ia adalah seorang perawat yang setiap hari berkutat dengan ibu-ibu hamil. Ia paham sekali posisinya saat ini. Dokter Sita tadi mengatakan kalau ia menderita atonia uteri. Ia paham, pasti telah terjadi pendarahan karena kontraksinya sangat lamban. Belum lagi cairan ketubannya sudah lebih dulu pecah, dan keadaan bayinya yang makrosomia atau ukurannya terlalu besar dari ukuran berat badan bayi normal lainnya. Lamanya durasi selama proses persalinan juga bisa memacu terjadinya pendarahan.Selain itu ia juga sudah lemas sekali. Tulang-tulangnya seperti dilolosi semua dari tubuhnya. Ia kini menjadi selembek agar-agar. Bahkan untuk mengangkat tangannya saja, ia tidak mampu. Rasa sakit yang dirasakannya sudah tidak terkatakan lagi. Apabila ada yang mengatakan rasa sakit melahirkan itu begitu hebat dan hanya ti
Keira tidak henti-hentinya berdoa saat dokter dan perawat mulai bekerja.Tindakan selanjutnya ia seperti sedang bermimpi saja. Keira merasa kalau ia tengah diberi anestesi parsial dan tindakan-tindakan untuk melakukan operasi lainnya. Saat operasi dimulai beberapa waktu kemudian, ia tetap terjaga dan tahu apa yang sedang terjadi. Ia masih bisa merasakan kalau Dokter Sita mulai menarik dan mendorong organ-organ tubuhnya ketika mereka sedang mengoperasinya.Keira dengan sabar terus menunggu suara tangis bayi yang akan dikeluarkan dari tubuhnya. Salah satu rekannya sesama perawat bertanya, apa yang saat ini ia rasakan. Keira pun menjawab bahwa ia sedang merasakan kalau dokter Sita tengah menarik-narik organ tubuhnya. Semua yang ada dalam ruangan tertawa mendengar ucapannya. Para dokter dan perawat yang ada dalam ruangan operasi ini adalah rekan-rekan kerjanya. Sehingga suasa
"Bisa Ayah berbicara sebentar dengan kamu, Pandu?" Pandu yang sedang sibuk membalas email relasi-relasinya di ruang kerja, tertegun sejenak. Ayahnya berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Jarang-jarang ayahnya mengganggunya di saat ia tengah sibuk bekerja. Nada suara ayahnya yang serius, membuat Pandu menganggukkan kepala seketika. Ayahnya melebarkan daun pintu menghampiri meja kerjanya."Ayah mau berbicara soal apa?" Pandu menutup laptop dan mempersilahkan ayahnya duduk. Ayahnya meghempaskan pinggul dan duduk tepat di hadapannya. Tetapi ayahnya diam saja. Ayahnya seperti sedang menimbang-nimbang pertanyaan yang akan diajukan padanya. Itu adalah ciri khas ayahnya setiap ia mengatakan ingin berbicara dengan anak-anaknya."Ayah ingin berbicara soal Keira dan Indhira. Cucu ayah, keponakan kamu," ayahnya kini menatapnya dalam-dalam. Ada permohonan yang tidak ia ucapkan di sana.Oh jadi keponakannya bernama