Share

Bab 38: Tidak Bisa Tidur

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 09:35:15
‘Nggak cuma pura-pura.’

Kalimat itu berputar seperti gema di kepala Isvara.

Kenapa pria itu tiba-tiba ingin pernikahan ini jadi pernikahan yang nyata?!

“Aaarrgh!”

Isvara menendang selimut dan menggerutu frustrasi. Suaranya tertahan di tenggorokan, seperti emosi yang tidak tahu harus keluar dalam bentuk apa. Dada terasa sesak, pikirannya kacau, dan matanya masih terbuka lebar padahal jam sudah menunjuk pukul satu dini hari.

Tidur jelas bukan pilihan malam ini.

Dari pagi hidupnya seperti dihajar berkali-kali tanpa jeda.

Dipecat secara sepihak karena difitnah, dan kini statusnya berubah jadi pengangguran, sementara cicilan rumah orang tuanya masih harus dia tanggung.

Belum selesai mengolah kekalutan itu, muncul permintaan tidak masuk akal dari ayah Alvano—tentang penerus keluarga, secepatnya. Dan sekarang, Alvano sendiri … pria yang bahkan belum genap sebulan jadi suaminya, malah bicara soal menjadikan pernikahan ini nyata.

Nyata.

Kata yang dulu terdengar manis kini justru menakutkan. Ap
Duvessa

Buat kalian yang suka sama buku ini, jangan lupa kasih like, komen dan ulasan ya ... Terima Kasih :)

| 2
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 42: Kejutan

    “Nggak mungkin,” gumam Isvara tanpa sadar.“Apa?” tanya Citra, tidak begitu jelas mendengar gumaman Isvara.“Oh, nggak apa-apa,” jawab Isvara cepat. “Aku soalnya baru pertama kali lihat CEO kita. Kirain tadi salah satu brand director atau apa.”Beruntung suara Isvara tetap stabil, padahal jantungnya berdentum tak karuan. Kepalanya mendadak penuh pertanyaan.Kenapa Alvano tidak bilang?Apa dia sengaja menyembunyikannya?Atau … memang Isvara yang terlalu polos karena tidak pernah bertanya?Lift berdenting. Pintu terbuka. Mereka melangkah keluar, kembali menuju area kerja masing-masing.“Kalian tahu nggak?” Andre ikut bersuara. “Mulai besok Pak Al bakal turun langsung buat handle proyek Valora X Tenka.”Citra mengangkat alis. “Serius? CEO turun langsung ke proyek kita?”“Iya,” Andre mengangguk antusias. “Katanya proyek ini besar dan strategis banget. Jadi beliau mau lihat langsung progress-nya. HR udah konfirmasi tadi pagi.”Langkah Isvara refleks melambat.Langsung memimpin proyek?Itu b

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 41: Tidak Mungkin

    Kalau sudah cukup personel, mengapa Isvara diterima bekerja di tempat ini?Isvara diam. Tidak tahu apakah perlu menjawab atau cukup tersenyum sopan.Andre, laki-laki satu-satunya di ruangan itu cepat-cepat menyahut, mencoba mencairkan suasana, “Mungkin kerjaannya nambah, Mbak. Tenka ‘kan rewel katanya. Lima kepala aja kadang ngos-ngosan.”“Bukan soal jumlah kepala,” timpal Retha. Kali ini pandangannya mengarah langsung ke Isvara. “Tapi biasanya, penambahan personel itu melalui diskusi tim. Dan aku pribadi ... nggak diajak bicara soal ini.”Isvara kembali diam. Ada rasa tidak nyaman merayap di tengkuknya. Namun, dia tetap berusaha tersenyum.“Maaf, saya juga belum banyak tahu soal pengaturannya,” ucap Isvara pelan. “Saya hanya mengikuti instruksi HR untuk hadir hari ini.”Retha tidak menjawab, hanya kembali menunduk ke layar laptop.Lalu terdengar suara gesekan kursi. Seorang perempuan berkacamata dengan wajah teduh berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Isvara.“Hai, aku Citra. C

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 40: Kantor Baru

    Setelah melewati tahap wawancara dan tes masuk, Isvara akhirnya mendapat email panggilan untuk tanda tangan kontrak. Hari ini, dia resmi mulai bekerja di Valora Group.Dua hari.Hanya butuh dua hari dari kirim CV sampai diterima kerja.Sesingkat itu?Isvara bukannya tidak curiga. Dia paham betul, proses seleksi dalam dunia kerja biasanya memakan waktu. Apalagi untuk perusahaan sebesar Valora. Dalam hati kecilnya, dia tahu kemungkinan besar ada ‘dorongan dari atas’. Dan siapa lagi kalau bukan Alvano?Namun, Isvara memilih tidak membahasnya—bahkan kepada dirinya sendiri. Dia tidak ingin hari pertamanya diwarnai prasangka atau keraguan. Jika memang ada campur tangan Alvano, maka itu urusan lain. Sekarang, dia hanya ingin fokus bekerja.Berdiri di depan gedung Valora Group yang menjulang di tengah distrik bisnis ibu kota, Isvara menarik napas dalam. Bangunan kaca setinggi belasan lantai itu terlihat modern dan megah, seperti lambang prestise yang selama ini hanya dia lihat dari kejauhan.L

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 39: Kamu Serius?

    “Kamu serius?” Mata Isvara langsung berbinar. Mungkin ini bisa jadi jalan keluar agar dia tidak terlalu lama menganggur. Tinggal di rumah saja benar-benar bukan gaya hidup wanita itu.Sejak SMA, Isvara terbiasa sibuk. Kuliah sambil kerja part time, lalu setelah lulus langsung bekerja di Dermavia tanpa jeda. Berhenti tiba-tiba seperti sekarang membuatnya merasa kosong, dan sedikit kehilangan arah.“Serius,” jawab Alvano. “Kirim aja. Aku bantu terusin ke bagian yang relevan.”“Oke … makasih.” Isvara mengangguk pelan, masih setengah tidak percaya. Alvano kembali menyesap kopi hitamnya, lalu mengangguk singkat. “Jangan lupa, CV yang bener, ya. Jangan format ala kadarnya.”Isvara menyipit. “Maksudnya?”“Ya siapa tahu kamu biasa nulis CV pakai Comic Sans dan kasih background pink,” jawab Alvano sambil tersenyum.“Please, aku nganggur, bukan nggak punya selera,” balas Isvara, menggeleng. Namun, sudut bibirnya terangkat sedikit. Akhirnya, dia merasa napasnya tidak terlalu berat pagi ini.Alva

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 38: Tidak Bisa Tidur

    ‘Nggak cuma pura-pura.’Kalimat itu berputar seperti gema di kepala Isvara.Kenapa pria itu tiba-tiba ingin pernikahan ini jadi pernikahan yang nyata?!“Aaarrgh!”Isvara menendang selimut dan menggerutu frustrasi. Suaranya tertahan di tenggorokan, seperti emosi yang tidak tahu harus keluar dalam bentuk apa. Dada terasa sesak, pikirannya kacau, dan matanya masih terbuka lebar padahal jam sudah menunjuk pukul satu dini hari.Tidur jelas bukan pilihan malam ini.Dari pagi hidupnya seperti dihajar berkali-kali tanpa jeda.Dipecat secara sepihak karena difitnah, dan kini statusnya berubah jadi pengangguran, sementara cicilan rumah orang tuanya masih harus dia tanggung. Belum selesai mengolah kekalutan itu, muncul permintaan tidak masuk akal dari ayah Alvano—tentang penerus keluarga, secepatnya. Dan sekarang, Alvano sendiri … pria yang bahkan belum genap sebulan jadi suaminya, malah bicara soal menjadikan pernikahan ini nyata.Nyata.Kata yang dulu terdengar manis kini justru menakutkan. Ap

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 37: Pura-Pura

    Pasangan pura-pura tapi harus memiliki anak? Bukankah ini … gila?Sepanjang perjalanan pulang, kabin mobil mereka tenggelam dalam keheningan. Bukan karena tidak ada yang ingin bicara, tapi karena keduanya terlalu sibuk dengan pikirannya masing-masing.Alvano menyetir dengan pandangan lurus ke depan, tetapi benaknya jauh lebih kacau dari lalu lintas malam itu.Haruskah pria itu benar-benar meminta Isvara … memiliki anak darinya?Itu ide paling konyol sekaligus paling serius yang pernah terlintas di kepalanya.Namun, bagaimana bisa? Wanita itu bahkan selalu menjaga jarak. Sentuhan ringan saja bisa membuat wanita itu reflek menjauh. Apalagi ... soal anak?Alvano menarik napas panjang, seolah berharap udara malam bisa meredam ketegangan di dadanya.Bukan hanya karena permintaan ayahnya, tapi karena dalam hatinya sendiri, Alvano ingin mempertahankan pernikahan ini. Meski alasannya pun belum bisa dia definisikan dengan jujur.Sementara di sebelahnya, Isvara menatap kosong ke luar jendela. P

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status