"Maaf, hari ini terlalu banyak pekerjaan," kata Alvano singkat. Isvara mengangguk pelan, berusaha menanggapi. Namun, pikirannya terlalu sibuk memperhatikan sekitar. Saat melangkah keluar dari mobil dan mengikuti Alvano menuju pintu masuk, matanya terus menelusuri setiap sudut rumah itu. Dinding-dindingnya mulus, bersih tanpa banyak ornamen. Namun, setiap detail, mulai dari gagang pintu, taman kecil di samping teras, hingga lampu gantung di dalam, semuanya terkesan mahal. Begitu pintu rumah terbuka, Isvara hampir menahan napas. Interiornya luas, lega, dan tetap bergaya minimalis. Lantai marmer mengkilap, sofa abu-abu besar di ruang tamu, dan rak buku tinggi dengan koleksi yang tampaknya benar-benar dibaca, bukan sekadar pajangan. Tak ada kemewahan berlebihan seperti emas-emas mencolok, namun justru itu yang membuat rumah ini terasa berkelas. Isvara berdiri kaku di depan pintu, merasa seolah baru saja melangkah ke dunia lain. Dalam hatinya, suara kecil berbisik getir, ‘Ternyata p
Last Updated : 2025-04-30 Read more