Share

Akad Kedua Sang Perwira
Akad Kedua Sang Perwira
Penulis: Ziana Abia

Tentang Perceraian

Penulis: Ziana Abia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 13:41:20

"Menikah sama anggota Tentara itu sulit. Kalian harus urus banyak persyaratan. Jadi, jangan sampai saat sudah menikah, kalian mudah mengucapkan kata cerai hanya karena masalah-masalah kecil. Saat keinginan itu muncul, ingatlah perjuangan kalian untuk menikah.' sayup terdengar suara Adimas yang tengah memberikan petuah pada serombongan anggota dan calonnya yang tengah menghadap untuk mengajukan persyaratan pernikahan.

" Dek!!" lagi suara Adimas terdengar memanggil. Bergegas Vina menuju ke ruang tamu sambil membawa nampan berisi beberapa cangkir teh manis hangat.

"Silahkan diminum!" kata Vina pada mereka.

"Ijin, terima kasih Bu!" jawab mereka serentak.

Setelah itu Vina duduk disamping Adimas.

"Dek, ini mereka mau menikah. Tadi Abang sudah sampaikan beberapa hal, sekarang giliran Adek."

Vina tersenyum kecil, lalu berkata, "Tadi Bapak sudah banyak memberi masukan ya?" tanya Vina yang dijawab anggukan oleh mereka.

"Saya ngga akan banyak ngasih nasehat, karena pasti sebelumnya sudah banyak yang disampaikan oleh Bapak, jadi dari saya hanya tambahan aja. Saya harap kalian bisa saling menghargai, suami menghargai istri, dan sebaliknya istri menghargai suami. Setelah menikah, sebagai istri anggota Tentara Angkatan Darat uga terikat dengan aturan Organisasi Istri Tentara. Saya harap, kalian bisa membagi waktu terutama untuk istri yang bekerja. Lainnya, saya kira nanti sambil berjalan kita bisa sama-sama belajar. Saya ucapkan selamat datang di Orsit Cabang X Batalyon XYZ." kata Vina.

Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya rombongan itupun berpamitan.

Sepeninggal mereka, Vina membereskan cangkir-cangkir teh di meja tamu. Sementara Adimas beranjak menuju kamar.

"Biar saya yang bereskan saja Bu!" tiba-tiba saja Om Yono, ajudan di rumah dinas sudah ada disamping Vina.

"Lho, Riri kemana Om?" tanya Vina.

"Ijin Bu, Riri sedang antar Mbak Alisa ke kantin Bu Ridwan."

"Oh, ya sudah. Makasih ya Om!" ucap Vina.

Setelah itu Vina meninggalkan Om Yono dan menyusul Adimas di kamar.

"Ngga ke kantor lagi Bang?"

"Ngga Dek, Abang mau ke lapangan tembak nanti, lihat anggota yang sedang latihan." jawab Adimas.

Vina hanya mengangguk mengerti. Setelah itu kamar senyap tanpa obrolan lagi.

Adimas suami Vina sudah 4 bulan ini menjabat sebagai Danyon di Batalyon XYZ kota C. Kesibukannya pun makin padat, membuat hubungan mereka yang sudah renggang jadi semakin renggang.

Ya, pernikahan Vina dan Adimas sebenarnya sedang tidak baik-baik saja semenjak Vina tahu sepak terjang Adimas diluar sana. Dimata orang lain, Adimas adalah sosok suami dan ayah yang baik. Tapi mereka tidak tahu betapa tertekan nya Vina sebagai istrinya. Sudah berkali-kali Vina menemukan chat mesra Adimas dengan perempuan lain. Itu terjadi sejak 3 bulan mereka menikah. Lalu mengapa Vina mampu bertahan sampai punya anak tiga? Itu karena pesan Ayah Vina dulu yang mengatakan bahwa Vina tak boleh meninggalkan suami apapun alasannya. Bodoh memang, karena dengan itu sama saja Vina memelihara sakit hati. Tapi saat Vina membicarakan masalah ini pada Adimas, dia selalu berkata, "sama siapapun aku diluar sana, kamu tetap istri sah-ku Dek! Dan aku juga tak pernah menikah dengan perempuan lain selain kamu."

---

Hari beranjak sore, selepas Ashar Vina bersiap untuk ke lapangan untuk kegiatan olah raga bersama Ibu-ibu anggota.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan terdengar dipintu kamar. Saat Vina membuka pintu, tampak Riri tengah berdiri di depan pintu.

"Kenapa Ri?" tanya Vina sambil beranjak keluar.

"Di depan ada Bu Mul, Bu!" jawab Riri.

"Oh ya udah, makasih Ri! Saya sekalian berangkat ya! Titip anak-anak." yang dijawab dengan anggukan oleh Riri.

"Bu Mul!" sapa Vina pada seseorang yang tengah duduk di kursi teras.

"Ijin Bu, maaf mengganggu." kata Bu Mul seraya berdiri dan menyalami Vina.

"Ah ngga kok. Santai aja. Bu Mul ngga ke lapangan?" tanya Vina arena tak melihat Bu Mul memakai training olah raga.

"Ijin Bu, saya baru pulang dari rumah teman, tadi saya pulang ternyata rumah kosong, suami saya sedang di lapangan tembak katanya dan kunci rumah terbawa. Jadi saya ngga bisa ganti seragam, tadinya mau minta anggota kompi antar kuncinya, tapi kata suami di lapangan tembak ada Komandan.".

"Oh iya, tadi Bapak memang bilang mau ke lapangan tembak. Ya udah ngga apa-apa, yang penting kita ke lapangan aja. Ngomong-ngomong Bu Mul ada perlu sama saya?"

"Ijin Bu, iya. Saya mau bicara sedikit sama Ibu apa bisa?"

"Masih ada waktu sepuluh menit, bisa lah bicara sebentar." jawab Vina sambil mempersilahkan Bu Mul duduk kembali. "Jadi gimana Bu?"

"Ijin Bu, saya mau menyampaikan masalah anggota saya Bu Rompis. Kemarin dia menghadap saya Bu, bilang mau mengajukan cerai. Saya sudah memberi nasehat tapi sepertinya Bu Rompis sudah yakin akan keputusannya."

"Cerai? Ada masalah apa mereka? Apa dinas sudah pernah memanggil mereka?"

"Om Rompis katanya selingkuh Bu. Dinas sudah pernah mengklarifikasi, tapi Om Rompis bilang itu hanya salah paham. Jadi ya tidak ditindak lanjuti."

"Kalau salah paham, kenapa Bu Rompis masih juga ngotot cerai?"

"Sepertinya Bu Rompis tetap yakin kalau suaminya itu memang selingkuh."

Vina menarik nafas pendek. Lalu bertanya, "sekarang Bu Rompis ada?"

"Sepertinya ada Bu! Mungkin sekarang sedang di lapangan juga."

"Hmmm.. Kalau begitu, bilang saya mau bicara. Kita ke lapangan aja, nanti ajak Bu Rompis ke kantor saya, kita bicara disana!"

"Baik Bu!"

---

Di kantor Orsit

"Jadi bagaimana Bu Rompis? Tadi Bu Mul baru cerita sekilas aja, jadi saya ingin mendengar cerita keseluruhan dari Bu Rompis." Vina bertanya pada sosok yang duduk dihadapannya, sementara Bu Mul, duduk disamping Vina.

"Ijin Bu, saya sudah ngga kuat lagi. Suami saya saat ini sedang dekat dengan seorang LC. Saya juga sudah beberapa kali melihat chat mesra mereka Bu." katanya sambil terisak.

"Bisa saya lihat chat-nya Bu?"

"Bisa Bu " katanya, lalu segera memberikan ponselnya pada Vina setelah sebelumnya membuka galeri foto yang berisi screenshot percakapan suaminya.

"Ini sudah pernah diberikan ke dinas?"

tanya Vina setelah selesai membaca screenshot percakapan itu.

"Sudah Bu. Tapi saat diklarifikasi, suami saya bilang itu hanya chat iseng. Saya juga pernah memberikan bukti ini ke Pak Anton orang di POLMIL, tapi katanya bukti ini masih kurang, Kecuali istri yang selingkuh, pasti dinas langsung memproses."

Vina menghela nafas sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Bu Rompis, untuk cerai dari anggota Tentara Pasukan Darat itu memang sulit. Saya pernah bertanya pada staf intel, jika suami selingkuh bagaimana. Orang intel bilang, kalau selingkuh harus ada bukti minimal foto atau video untuk membuktikannya. Kalau hanya screenshot pesan seperti ini memang agak sulit untuk diproses."

"Jadi saya harus cari bukti berupa foto atau video Bu baru bisa diproses? Apa bisa saya minta tolong ke staf Intel untuk mencari tahu?"

Vina memijat keningnya, sejenak pikirannya terbelah, mengingat kondisi pernikahannya sendiri, karena saat inipun Vina sedang berusaha keluar dari pernikahan yang sudah tak sehat ini, tapi sebagai ketua mereka, Vina tetap harus memberikan solusi pada anggotanya. Apalagi mereka juga tak tahu apa yang tengah menimpa keluarganya.

"Begini saja Bu, kalau memang Pak Rompis benar-benar selingkuh, kumpulkan bukti sebanyak-banyaknya, lalu lapor ke dinas. Bagaimana cara mencari bukti itu, coba koordinasi dengan Danki. Bu Mul, bisa bantu kah?" tanya Vina pada Bu Mul.

"Ijin Bu, dari suami saya katanya sudah pernah meminta anggota untuk mengikuti Pak Rompis, tapi belum ada pergerakan."

"Kalau gitu, kita tunggu aja Bu Rompis. Bisa bersabar sebentar ya? Tapi semoga memang hanya salah paham"

"Tapi saya udah ngga kuat Bu." katanya lagi masih dengan terisak.

"Saya paham Bu, tapi aturan dinas memang tidak semudah itu."

Bu Rompis hanya bisa menunduk. Vina tahu pasti ini berat untuknya. Karena Vina pun tengah merasakan hal yang sama. Dipeluknya Bu Rompis seraya berkata, " Sabar sebentar ya Bu! Kita sama-sama berusaha mencari bukti itu."

Tbc

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Akad Kedua Sang Perwira   Cemas

    “Mbak masih kepikiran sama suaminya Mbak Nana ya?” tanya sang asisten. “Ya bagaimana ya, kamu kan dengar sendiri tadi Om Trisno manggil suaminya Nana apa?” “Iya sih, tapi setahu saya Mbak, yang dipanggil Komandan kan ngga hanya suaminya Mbak Vina. Ingat ngga, Bu Siska yang orang Kodim, suaminya juga dipanggil Komandan, padahal bukan Dandim.” “Memang suaminya Bu Siska jabatannya apa?” “Ngga tahu Mbak, ngga paham saya. Tapi suka dipanggil Komandan juga dia.” “Masalahnya, saya juga merasa Vina agak aneh.” “Aneh gimana Mbak? Karena minta video akad itu?” “Salah satunya itu, tapi dari awal dikenalkan ke Nana, Vina juga sudah aneh. Dia memperkenalkan diri sebagai Okta. Seolah Vina ngga mau Nana tahu nama asli Vina.” “Jadi Mbak mencurigai kalau suami Mbak Nana itu suaminya Mbak Vina juga?” tanya sang asisten to the point. “Ngga tahu lah, tapi saya curiganya sih gitu. Kalau dihubung-hubungkan juga sedikit masuk akal. Pernikahan yang sepi seperti kata kamu, seolah rahasia, Vina yang

  • Akad Kedua Sang Perwira   Sah

    Kasus Bu Riki dan suaminya masih ditangani secara internal di tingkat kompi. Tapi Vina melalui Bu Rahmat tetap memantau. Dari Bu Rahmat Vina tahu bahwa Bu Riki memutuskan untuk mengajukan permohonan cerai. Namun dari dinas melalui Danki B masih diupayakan mediasi agar Bu Riki mengurungkan niatnya. Tak ada yang menyinggung tentang perempuan selingkuhan Om Riki. Padahal awal masalah itu adalah tentang perselingkuhan yang menghasilkan seorang anak. Vina yang merasa gemas dengan proses yang berjalan akhirnya protes pada Adimas. "Bang, itu kenapa kasus Om Riki dan istrinya itu malah sibuk nyuruh Bu Riki jangan cerai sih? Bukannya awal masalah ini itu karena perselingkuhan ya?""Iya, tapi selingkuhannya Riki kan ngga nuntut Riki untuk dinikahi? Jadi yang diurus itu masalah Bu Riki minta cerai dulu. Sebisa mungkin dinas upayakan supaya Riki dan istrinya ngga cerai ""Ya kan Bu Riki minta cerai ada sebabnya. Ngga tiba-tiba bilang mau cerai.""Kan kamu tahu Dek, bagi anggota Tentara Angkatan

  • Akad Kedua Sang Perwira   Kasus Lagi

    Brak! Brak! Brak! "IBU TOLONG SAYA!!! IBU....!!! "Samar terdengar suara teriakan disertai gedoran pintu. Tak lama terdengar ketukan pintu kamar. "Ijin Komandan, Ibu... Ada yang mencari." suara Om Yono terdengar dari balik pintu. "Sebentar Om." jawab Vina. "Bang bangun! Ada yang cari kita." Kata Vina pada Adimas yang tidur disampingnya. "Hoaaaaam, kenapa Dek?" tanya Adimas dengan suara serak khas orang bangun tidur. "Ada yang cari kita.""Siapa?" tanya Adimas lagi sambil mengambil jam weker di atas nakas. Terlihat waktu masih menunjukkan pukul satu dini hari. "Ngga tahu Bang, tapi tadi sempat dengar ada yang teriak minta tolong.""Ya sudah, kita lihat siapa."Setelah merapikan diri sebentar keduanya menghampiri tamu di dini hari itu. Di ruang tamu tampak Bu Riki, anggota kompi B yang juga pengurus cabang. Sambil menahan sakit, Bu Riki langsung menghampiri Vina. "Ibu, tolong saya!" katanya sambil menangis sekaligus menahan rasa nyeri. Vina hendak memeluk Bu Riki, tapi saat m

  • Akad Kedua Sang Perwira   Rencana Menikah

    "Kak, jadinya rencana pernikahan kita bagaimana?" tanya Nana pada Adimas. Keduanya kini tengah menghabiskan waktu di sebuah villa milik kenalan Adimas. "Ya sesuai rencana awal. Kita menikah disini, tapi tanpa mengundang siapapun kecuali orang tuamu, orang tuaku dan mungkin sedikit kerabat kamu. Semakin sedikit yang tahu tentang pernikahan kita, semakin baik." jawab Adimas. Nana menatap Adimas sendu, sejujurnya sebagai seorang gadis, dia mempunyai konsep pernikahan impian. Pernikahan yang diharapkan hanya sekali seumur hidup untuknya tentu harus memberikan kesan yang indah. Namun semuanya buyar, karena yang menjadi calon suaminya adalah Adimas, seorang pria yang telah mempunyai istri dan juga anak. Pernikahan yang seharusnya merupakan kabar bahagia harus disembunyikan agar tidak memicu permasalahan yang tentu saja akan merugikan dirinya dan juga Adimas. "Iya Kak, aku mengerti. Tapi boleh ya aku undang satu orang kenalanku disini? Hanya satu kok Kak... " rayu Nana. "Okey, hanya sat

  • Akad Kedua Sang Perwira   Vina bertemu Nana

    Sore itu sepulang piket di Kantor Koorcab, Vina mampir ke sebuah cafe untuk bertemu dengan kenalannya di kota ini. Sebuat saja namanya Rinda. Rinda adalah pemilik salah satu klinik kecantikan di kota C ini. "Vin!" panggil seseorang sambil melambaikan tangan ke arah Vina. Vina menghampiri orang itu, "Udah lama nunggu Rin?" tanya Vina sambil menarik kursi di hadapan Rinda. "Baru lima belas menit. Aku baru pesenin lemon tea buat kamu. Takut keburu haus, kalau makanan pesan sendiri ya? Aku ngga tahu kamu mau pesan apa." kata Rinda. "Oh thanks ya! Sebentar aku pesan dulu ke sana." kata Vina sambil beranjak menuju ke kasir. Karena Cafe yang mereka datangi memang memiliki konsep pesan di kasir dan langsung bayar. "Sibuk banget ya Vin? Sampai baru bisa ketemu padahal aku udah minta ketemu sejak dua minggu lalu." tanya Rinda. "Maaf Rin, kemarin itu kan mau ada kunjungan, jadi beneran aku ribet sama mengurus itu semua. Aku mau treatment ke tempat kamu aja belum sempat." keluh Vina. "Hayo

  • Akad Kedua Sang Perwira   Pertemuan

    Siang hingga menjelang sore tadi adalah hari yang melelahkan untuk semua anggota di Batalyon XYZ. Karena hari ini adalah hari Kunjungan Kerja Pangdam beserta Ketua Daerah. Bersyukur semua berjalan lancar, tak ada teguran terhadap dinas maupun Persit. Namun yang mengejutkan Vina adalah, Ibu Ketua Daerah ternyata orang yang pernah Vina kenal sejak kecil, tapi sudah lost contact sejak lama. Ibu Ketua Daerah atau dulu biasa Vina panggil sebagai Tante Intan adalah sahabat Ayah dan Bunda Vina sejak SMA. Dimasa lalu, Vina kecil sering diajak Tante Intan menginap di rumahnya. Orang tua Vina memang menikah muda, mereka menikah saat masih kuliah karena perjodohan yang digagas kakek dan nenek Vina dari kedua belah pihak. Jadi sampai Vina berumur 5 atau 6 tahun, Tante Intan masih sering mengajaknya bermain. Hanya saja sejak menikah, Tante Intan mengikuti dinas suaminya, Vina sendiri tahu Tante Intan menikah dengan seorang Perwira Tentara Angkatan Darat yang jarak usianya cukup jauh, tapi Vina t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status