Share

Waktu

Ayah Zarhan meneguk kopinya. Ia menatap datar Naren yang berdiri di depannya dengan tegap. “Kenapa kamu baru mengabari tadi pagi?” tanya Ayah Zarhan sembari meletakan cangkir di meja. Pria itu tak paham dengan pikiran Naren yang mengabarinya pagi tadi mengenai sang istri yang menginap di rumah Rara.

“Saya minta maaf, Tuan,” ucap Naren menuduk.

“Saya tidak butuh itu,” tanggap Ayah Zarhan dingin. “Kenapa kamu membiarkan wanita itu menginap di Rara? Bukankah kamu pengawalnya?”

“Saya minta maaf, Tuan,” Naren lagi – lagi mengulang ucapannya.

Ayah Zarhan menatap Naren tajam, “Itu tidak menjawab pertanyaan saya.”

“Saya min-“

Prang!

Naren terdiam dan menahan napas, saat cangkir tiba – tiba saja terbang, nyaris saja mengenai wajahnya.

“Jelaskan yang benar. Kalau kamu tidak mau saya pecat,” ucap Ayah Zarham dingin.

Naren menatap atasannya kemudian mengangguk, “Saya sengaja tidak memberitahu anda, Tuan. Karena saya pikir Nona Rara butuh waktu berdua.”

“Mereka tidak perlu seperti itu. Sa
Anavya

Terima kasih sudah membaca~ Jangan lupa tinggalkan jejak~

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status