. . . Memanggilnya 'kakak'? Apa dia bercanda? batin Shen Yiyi sambil memutar memori di kepalanya yang tiba-tiba melintas di pikirannya. Kala itu, Shen Yiyi ingat betul… ‘Kakak Mu… Kakak Mu… Kumohon berhentilah sebentar. Aku hanya ingin sedikit berbicara denganmu…,’ ucap Shen Yiyi berlarian mengejar langkah kaki Mu Shenan yang tidak kunjung mau untuk berhenti untuk mendengarkannya. ‘Kak, aku membawa pastry. Setidaknya, biarkan aku memberikannya untukmu." ‘Kak, bolehkah aku ikut.’ ‘Kakak Mu?’ ‘Kak?’ Ya. Dahulu, Shen Yiyi selalu memanggil-manggil pria itu dengan panggilan ‘kakak’. Panggilan itu terdengar begitu manis dan manja layaknya panggilan yang ditujukan pada pasangan yang baru saja berpacaran ataupun menikah. Hanya saja, ketika itu, Mu Shenan langsung marah dan menyuruh pengawalnya menyuruh menutup mulut kecil Shen Yiyi dengan lakban. Mulai saat itu, selama masa pengejarannya bertahun-tahun silam… Shen Yiyi tidak lagi memanggil nama pria dingin itu dengan sebutan ‘kakak’!
...Selepas makan sore itu, Shen Yiyi kembali pulang dengan perasaan agak kesal. Pintu mobil ditutupnya cukup kencang, hingga sopir Ding yang sudah cukup tua itu-pun terkejut mendengar perubahan suasana hati nona muda-nya.“Sopir Ding, ingat. Jangan beritahu ayah bahwa aku pergi ke Chang ‘An.” Shen Yiyi menunjuk sopir itu dari luar jendelanya seakan ia ingin meluapkan seluruh kekesalan hatinya pada sopir tua yang tidak tahu apa-apa itu.Sopir Ding hanya bisa berkedip-kedip. Dia tidak melakukan apa-apa dan sekarang, dia harus menerima seluruh akibat dari hal yang tidak dilakukannya. Setidaknya, hati sopir Ding cukup sedih, dan mungkin akan bertambah sedih lagi andaikata tidak ada seseorang disampingnya yang menenangkannya.“Hehe… Sopir Ding. Tidak apa-apa. Aku tahu kau tidak bersalah… Nyonya muda memang suka begitu kalau sedang kesal. Apa kau tahu sopir Ding, aku juga salah satu korban dari Nyonya muda. Bahkan aku pernah hampir mati karena memakan makanan mematikan dari Nyonya muda…
...Selama menjadi sopir di kediaman Shen, tentu saja sopir Ding sudah menerima gaji dari Shen Haoran. Dan selama ini pula, sopir Ding merasa bahwa apa yang diberikan oleh Shen Haoran jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang diterima oleh sopir-sopir pada umumnya.Tapi kali ini, sopir Ding benar-benar dibuat tidak bisa berkata-kata setelah melihat nominal uang pemberian dari tuan Mu. Bukannya dia membandingkan, tapi jumlah itu memanglah sangat besar. Bahkan bisa dikatakan, pemberian putra keluarga Mu itu bahkan lebih dari 3 kali gaji yang diberikan oleh kediaman Shen kepadanya.‘Ada apa ini? Apakah Tuan Mu memang sebaik itu?’ batin sopir Ding di dalam hatinya.Sopir Ding lantas memasukkan kembali uang-uang itu ke dalam amplopnya. Dia berpikir, pada akhir pekan ini, dia mungkin akan mengambil cuti satu hari, supaya dia bisa mengantar uang-uang itu ke desa dan membeli se-ekor lembu untuk menantu pria-nya disana. Itulah pemikiran sopir Ding sebelum dia melihat ada sebuah lipatan k
...Shen Yiyi terduduk di atas ranjangnya. Dia sudah membuang tiga rangkai buket bunga dari sekian banyak buket bunga pemberian Mu Shenan dalam sepekan ini. Meskipun begitu, kekesalan hatinya belum juga surut. Entah mengapa, Shen Yiyi merasa benar-benar tidak terima ketika pria brengsek itu sudah melupakan perasaan sukanya dalam sekejap mata.“Cih! Lihat saja ya, Mu Shenan. Jangan harap aku akan mau menjadi kekasihmu!” ancam Shen Yiyi setelah dia mengingat apa yang dikatakan oleh suami busuknya di kedai rainbow itu.Shen Yiyi lantas membaringkan dirinya di atas ranjang empuk di bawahnya. Pertemuan dengan Mu Shenan benar-benar langsung mengalihkan seluruh perhatiannya. Meskipun begitu, Shen Yiyi juga tidak sepenuhnya lupa akan kejadian yang di-alaminya di Chang ‘An. Sehingga setelah mengingatnya, Shen Yiyi sedikit mengesampingkan rasa kesalnya sebelum dia mencari tasnya untuk mengambil kertas yang diberikan oleh pria bermarga Han itu.CEO Han Suo Yuan Xi Corp.Jianju Street xxxMemb
...“Oh. Tadi Tuan Mu yang memberikannya, Nona. Katanya, Nona tidak sengaja menjatuhkan bunga-bunga ini sehingga Tuan Mu datang khusus untuk membantu anda memungutnya. Bukankah itu sangat romantis, Nona?” terang bibi Zhang langsung melangkahkan kakinya sembari membawa ketiga buket bunga mawar putih berbentuk hati itu.Tapi nampaknya, Shen Yiyi tidak menangkap hal yang sama seperti yang ditangkap oleh kepala pelayannya itu. Apa? Romantis? Cih! Tadi di kedai saja, jelas-jelas pria itu mengatakan bahwa…‘Aku tidak datang untukmu’‘Jangan terlalu percaya diri Nyonya Mu!’‘Aku hanya ingin menyuapi bayiku. Bukan kau!’‘Jangan salah sangka.’Lekas-lekas, Shen Yiyi melangkahkan kakinya menuju ke balkon yang ada di depan kamarnya. Dan betul kata bibi Zhang, pria tampan itu memang ada dibawah sana dengan kedua tangan yang sudah masuk ke dalam saku celananya. Tampak agung dan begitu tampan pada saat bersamaan.“Apa maksudnya dia berdiri disana seperti itu?” gumam Shen Yiyi yang langsung disamb
. . . Shen Ara meletakkan salinan laporan penjualan panti asuhan kelopak teratai di atas meja di depannya. Senyum langsung mengembang ketika dia membayangkan bagaimana pahitnya ekspresi Shen Yiyi saat ini. “Panti itu sudah terjual. Dan aku dengar, hari ini pemilik barunya telah mengganti orang lama dan membuang berkas-berkasnya.” Shen Ara lalu menyodorkan kertas itu supaya dilihat oleh putrinya. Bagaimana-pun, Shen Ara bisa merasakan penderitaan putrinya. Dia berpikir, dengan memberitahunya sebuah kabar gembira, maka putrinya itu bisa sedikit terhibur. “Sudah terjual, Ibu? Benarkah?” tanya Wei Yuna yang langsung di-angguki oleh Shen Ara. Raut kebahagiaan sangat jelas ter-ukir pada wajah Wei Yuna. Gadis yang tadinya bermuka muram itu, saat ini telah sedikit merasa terhibur, sehingga dia mau mengangkat secangkir kopi yang tadi dipesankan oleh sang ibu untuknya. “Ibu, tapi bagaimana bisa? Bukankah dulu paman Haoran tidak menyetujui pembongkaran panti itu? Tetapi kenapa sekarang pam
. . . Shen Ara sebelumnya memang telah mencari tahu. Meskipun terbatas, tapi koneksinya dengan para preman rupanya mampu membantunya untuk mendapatkan informasi rahasia mengenai group Zinhan. Oleh karenanya, Shen Ara sama sekali tidak khawatir meskipun panti itu sudah berpindah tangan. Karena bagaimanapun, untuk gadis secantik Shen Yiyi, hanya akan ada satu kemungkinan yang akan terjadi jika dia tetap pergi ke panti itu, yakni, putra Zinhan itu pasti menginginkannya, atau kalau tidak, setidaknya, gadis bodoh itu akan ber-urusan dengan klan para penjahat. Bukankah itu berita baik bagi keluarga Wei? “Haha… Yuna, ibu sangat senang. Ayo pesanlah apa yang kau suka. Dan juga, kau boleh memanggil semua teman-temanmu kemari. Kita akan sedikit bersenang-senang," ucap Shen Ara sambil menepuk punggung tangan putrinya yang kembali bahagia. Di dalam café itu, mereka berdua bergembira. Bahkan, Shen Ara langsung memesan seluruh meja dan mengundang para kaki tangannya juga untuk datang pada pesta
...Matahari belum naik terlalu tinggi dan waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi. Akan tetapi, Shen Yiyi bersama sopir Ding telah berada di pinggiran jalan Jianju tidak jauh dari Perusahaan Yuan Xi milik dari pria bermarga Han itu berada.Di dalam mobilnya, Shen Yiyi masih berkutat dengan riasan penyamarannya sementara sopir Ding disuruhnya untuk menunggu diluar. Kali ini, Shen Yiyi merias wajahnya dengan alas bedak yang tidak setebal biasanya. Meski begitu, kontur wajahnya tetap dilukis seperti penyamaran sebelumnya, supaya dia bisa tetap bisa menyembunyikan identitas dirinya.Semua sudah siap. Shen Yiyi memasukkan semua make-up miliknya kembali ke dalam tas. Lalu kemudian, dia menentengnya sembari dia membuka pintu mobil milik kediaman Shen yang mengantarkannya itu.“Paman Ding.” Shen Yiyi memanggil sopir yang langsung berlari ke arahnya. “Apakah aku sudah tidak dikenali?” tanyanya kepada sopir Ding yang tampak mengerutkan alis tua-nya."Nona, tentu saja anda tidak dikenali. Hanya s