.
.
.
Sementara itu di kantor sekretaris Perusahaan Mu, para sekretaris sedang bekerja lembur untuk menyortir dokumen-dokumen yang baru masuk serta membuat jadwal perjalanan bisnis sang CEO yang akan berlangsung minggu depan.
"Sekretaris Ji. Apakah saat ini CEO memiliki peliharaan atau semacamnya? Kucing mungkin?” Sekretaris Yun tampak memberanikan diri bertanya dengan sesuatu yang mengusik pikirannya seharian ini.
“Iya. Semua dari kita sebenarnya juga penasaran. Karena CEO sekarang selalu rajin pulang ke rumah. Atau apakah anda mau menanyakannya secara langsung kepada CEO, sekretaris Yun?” Sahut sekretaris Ji yang sedang serius membuat rencana perjalanan sang CEO itu.
Menanyakan tentang kucing? Tentu saja tidak! Hari ini saja bonus tahunannya sudah terpotong karena tidak becus menyiapkan rapat! Masakan ia menanyakan tentang hal sepele seperti..kucing?! Sungguh ia tidak ingin bonus bulanannya juga hangus raib tak berjejak!
. . . Sedangkan di apartemen Sky Garden... "Mu Shenan!!! Gila! Brengsek!" Terdengar umpatan Shen Yiyi yang menggema begitu keras di seisi kamar besar itu! Dengan kemarahan yang membuncah dan mata yang berapi-api, Shen Yiyi melayangkan pukulan-pukulan dari tangan kecilnya ke dada Mu Shenan dengan begitu kuat. Namun sayangnya, pria disampingnya sedikitpun tidak merasa terganggu dengan pukulannya itu! Apakah pukulannya dianggap seperti gigitan semut belaka? Mengapa ia tidak bereaksi sama sekali?! batin Shen Yiyi di dalam hati. Setelah beberapa waktu menyalurkan seluruh energinya, Shen Yiyi akhirnya merasa kelelahan dengan aksinya dan akhirnya menghentikan pukulannya. Sejenak, ia terlihat memandangi kedua tangan putihnya yang terasa perih dan sedikit memerah. Ya, saat ini Shen Yiyi terlihat kesakitan setelah memukul dada Mu Shenan yang sekeras batu dengan kedua tangan lembutnya! Sayangnya, bukannya Mu Shenan yang kesakitan, malahan dirinya
...Drrrrttt… Drtttt...Bunyi ponsel mendadak mengejutkan Mu Shenan hingga ia menghentikan untuk menguleni adonan di atasnya dan menjatuhkan tubuh wanita yang memberontak itu begitu saja ke atas kasur empuk disampingnya. Sekilas, pria itu mengamati ID penelepon yang dirasanya cukup penting hingga pria itu segera mengangkatnya tanpa banyak pertimbangan.Hanya dengan melihatnya saja, Shen Yiyi sudah tahu pasti hubungan di antara keduanya sangatlah dekat. Entah mengapa seketika rasa sedih menelusup ke dalam hati Shen Yiyi yang sebelumnya sudah sakit itu, bahkan sekarang rasanya semakin sakit setelah melihat Mu Shenan dengan begitu mudahnya segera mengangkat telepon dari wanita lain.Sekilas untuk beberapa detik, Shen Yiyi teringat masa lalunya. Dahulu, ia mati-matian menghubungi suaminya itu. Tetapi pria itu selalu menolak panggilan darinya. Lebih parahnya lagi, pria itu bahkan selalu memblokir nomor miliknya hingga Shen Yiyi selalu me
...Pagi harinya, akhir pekan telah datang dan semua orang beramai-ramai melakukan aktifitas untuk mengisi waktu libur mereka baik itu untuk berjalan-jalan, bermain, ataupun menikmati hari seperti yang saat ini dilakukan oleh Wei Yuna yang sebelumnya telah membuat janji bertemu dengan Shen Yiyi. Hari ini, sesuai kesepakatan, mereka berdua akan betemu di sebuah café ice cream yang tidak jauh dari pusat kota S. Tentu saja, hal itu dilakukan karena Wei Yuna ingin menyenangkan hati sepupunya yang sepertinya sudah agak jauh darinya.Beberapa waktu menunggu, Wei Yuna dengan temannya sedikit merasa tidak tenang karena Shen Yiyi belum juga datang. Ia sebetulnya sedikit khawatir bila Shen Yiyi bangun kesiangan. Padahal, tadi malam Wei Yuna sudah ingin mengingatkannya, tetapi Wei Yuna mengurungkan niatnya karena ia tidak mau terlihat tergesa-gesa hingga menimbulkan kecurigaan bagi Shen Yiyi. Tetapi siapa yang menyangka jika sepupu bodohnya itu benar-benar
...Menit demi menit telah berlalu begitu saja di Cafe X, sampai tak terasa sudah lebih dari 2 jam Wei Yuna dan teman gendut berkumisnya itu menunggu disana. Dengan tidak sabar Wei Yuna terus melirik ke arah pintu masuk di cafe itu. Sebenarnya, ia sedikit khawatir jika sepupunya tidak datang karena pasti Do Man akan meminta uangnya kembali. Tidak! itu tidak boleh terjadi! Lalu, dimana Shen Yiyi sialan itu sebenarnya?! Biasanya dia tidak pernah terlambat sedikitpun. Kalau begini terus rencananya bisa gagal total! batinnya dalam hati.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Wei Yuna yang merasa hampir meledak itupun segera mencari nomor Shen Yiyi di ponselnya dan menekan tombol 'call' dengan segera."Tut...Tut....." Tidak berapa lama panggilan itu segera tersambung dengan nomor milik Shen Yiyi. Namun, sebelum panggilan itu diterima, Wei Yuna telah terlebih dahulu dikejutkan oleh suara dari arah belakangnya."Do Man? Kau disini rupanya? Astaga aku me
. . . Di depan sepiring pancake stacks dengan olesan peanut butter di atasnya, Shen Yiyi terlihat terkikik sendirian sambil memandangi ponsel ditangannya. Benar. Shen Yiyi sangat puas dengan serangan balasannya pada sepupu jahatnya kali ini. Sebenarnya yang terjadi beberapa hari lalu, saat Wei Yuna telah mengundangnya untuk bertemu, tanpa sengaja Shen Yiyi membuka-buka album kenangan miliknya semasa kuliah dulu. Entah mengapa, di kehidupannya yang lalu ia teringat dengan sosok pria gendut yang selalu datang saat ia makan bersama Wei Yuna. Bahkan pria itu suka sekali mencari kesempatan untuk duduk dekat dengannya. Apakah itu hanya kebetulan saja atau memang Wei Yuna sengaja melakukannya?! Jika Wei Yuna memang sengaja, bukankah ia harus memberinya sedikit pelajaran berharga?! Setelah berpikir beberapa saat, Shen Yiyi bergegas mencari kontak dua orang yang ia rasa bisa memberikan kejutan pada Wei Yuna dan Do Man. Dan Ya... rencana Shen Yiyi
...Melihat ucapannya sama sekali tidak digubris oleh pria di depannya, Shen Yiyi pun merasa sedikit geram! Bagaimanapun ia harus memperjuangkan batasan di antara mereka bukan?!"Mu Shenan... Begini…” Katanya untuk memulai pembicaraan serius mereka berdua yang sayangnya harus kembali terpotong karena pria dihadapannya kembali menjejalkan potongan besar pancake ke mulutnya yang mungil itu!"Emmm... " Sialan! Kalau begini mana mungkin Shen Yiyi bisa mengungkapkan pemikirannya?! Setelah bersusah payah menelan makanan itu, Shen Yiyi akhirnya bergegas menutup mulutnya dengan kedua tangannya supaya pria itu tidak bisa menghentikan ucapannya lagi. Tidak! Tentu saja Mu Shenan tidak boleh menjejali mulutnya dengan potongan pancake lagi!!"Mu Shenan!! Awas kalau kau berani memasukkan pancake lagi ke mulutku!! Bagaimana aku bisa berdiskusi denganmu kalau kau begitu?! Jadi sekarang... kau dengarkan aku...! Okey?! Mu Shenan, sebenarn
...Menjelang sore di sebuah swalayan di kota S, Shen Yiyi berencana berbelanja kebutuhan harian yang ia butuhkan di apartemen Sky Garden. Jika sebelumnya, ia tidak perlu banyak berbelanja karena dirinya hanya hidup sendirian. Tetapi sekarang, suami busuknya rupanya juga tinggal disana dan bagai parasite terus menyerap stok makanan yang telah ia beli. Sehingga mau tidak mau, Shen Yiyi harus berbelanja beberapa kali lipat dari sebelumnya.Setelah memarkirkan mobil BMW M6 Cabrionya yang berwarna biru mengkilap diparkiran yang ada di sana, ia kemudian teringat dengan makan siang di akhir pekan mereka yang sangat menjengkelkan! Tapi harus bagaimana lagi, ia telah meminum ramuan teh semanggi merah yang terkenal sangat ampuh untuk membuat anak itu. Bahkan, tidak hanya dirinya saja, tetapi Mu Shenanpun juga meminumnya dalam jumlah banyak.Dalam kegundahannya, Shen Yiyi merasa sedikit merasa takut jika suami mesumnya kembali lepas kendali lagi dan melaku
...Beberapa jam kemudian di apartemen Sky Garden, Mu Shenan nampak menunggu istri sialnya yang belum kunjung pulang. Sekilas, ia teringat kejadian tadi siang dimana detektif swasta sewaannya berhasil membuntuti beberapa orang yang sempat momotret Shen Yiyi diam-diam. Awalnya ia berpikir bahwa mereka adalah orang jalanan yang mungkin merasa terpesona dengan kecantikan wanita itu. Tetapi ternyata, dugaannya salah! Mereka semua, tidak hanya berandalan biasa, melainkan para orang sewaan yang melakukan apapun demi uang.Mengetahui berita itu, sekilas ada rasa khawatir di dalam hatinya mengenai wanita itu yang sedang berusaha ditutupinya. Tetapi ia sedikit merasa lega karena setidaknya ia sudah mengaktifkan agen 119 disekitar wanita itu. Paling tidak, kalaupun ada bahaya, wanita tidak akan sampai mati karena ada orang-orangnya disana.Dengan pemikiran yang sedikit lebih lega, Mu Shenan kemudian memandangi meja yang masih kosong dihadapannya. Biasanya