.
.
Dari arah jalan raya, Shen Yiyi melajukan mobilnya menuju ke kediaman Shen yang terletak di area pohon pinus yang tidak jauh dari pusat perkotaan. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu terlihat membenarkan dandanannya dan juga mencari-cari syal untuk menutupi leher putihnya yang jenjang.
Sekilas dari dalam mobil, Shen Yiyi melihat bahwa tidak ada yang berubah dari kediaman Shen. Asri, rindang, dan sejuk, itulah hal yang Shen Yiyi rindukan dari rumah keluarganya ini.
Setelah membuka pintu mobil disampingnya, Shen Yiyi kemudian mengambil tas kecil ditangannya dan segera melangkah untuk menuju rumah besar itu. Sesampainya di depan pintu rumahnya, ia sempat terkejut karena kemunculan suara yang telah lama dirindukannya.
"Oh.. Cucu kesayangan kakek.. Masuklah..", terdengar suara bahagia seorang pria tua yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban berwarna putih keabu-abuan dari sana.
"Halo Kakek. Bagaimana kabar kakek?", Shen Yiyi bergegas menghampiri sang kakek dan langsung memeluknya dengan erat, sangat erat, sampai ia tidak ingin melepaskannya. Melihat tangan kakeknya yang berada di atas tongkat sedikit bergetar, Shen Yiyi yakin pasti kakeknya sudah lama menunggu kedatangannya di pintu utama kediaman Shen sedari tadi.
"Yiyi.. Di mana suamimu?", Kedua alis Kakek Shen sedikit mengeryit karena ia tidak bisa menemukan bayangan cucu menantunya yang sangat ingin ditemuinya selama dua tahun terakhir.
Dengan sedikit terbata-bata, Shen Yiyi bergegas menjawab sang kakek yang mulai terlihat tidak senang diwajahnya, "Emm.. Kakek, Shenan sedang kurang enak badan pagi ini. Jadi aku saja yang kemari.",kilahnya.
Ungkapan yang baru saja dikatakan Shen Yiyi, tentu tidak membuatnya senang. Bagaimana-pun kakek Shen berharap kalau cucu menantunya akan menjenguknya meskipun hanya sekali saja! Namun, kekesalan hati kakek Shen tidak bertahan lama setelah hembusan angin bertiup dengan cukup kencang dan tanpa sengaja menyingkap syal yang dipakai oleh Shen Yiyi di lehernya.
Saat melihat leher putih cucunya yang ditaburi dengan tanda cinta, Kakek Shen sudah bisa menebak apa yang telah terjadi semalam! Sangat wajar jika Mu Shenan kelelahan, batinnya.
"Iya. . Iya.. Kakek mengerti. Ha..ha..ha..", Kakek Shen tertawa dengan sangat puas! Kepuasan karena keberhasilan perjodohan keluarga Shen dan Mu!
Sambil memapah lengan sang kakek yang sudah terlihat lemah itu Shen Yiyi berujar, "Ayo masuk ke dalam Kek, di luar sangat berangin".
"Iya.. Iya.. Iya.. Ayo masuk", ucap kakek Shen dengan bersemangat. Bersemangat karena ia membayangkan akan menimang seorang cicit, ya, seorang cicit!!
..
.
Sebelumnya, beberapa saat yang lalu di pinggiran taman kota S, Shen Yiyi mendengar telponnya berbunyi di tengah kekacauan pikirannya.
"dddrrrt..dddrrrt..dddrrrt"
Awalnya, Shen Yiyi enggan untuk memperdulikan suara panggilan di ponselnya itu. Namun setelah melihat ID si penelepon yang tertera di layar kaca Falcon Supernova iPhone6 yang bertabur pink diamond miliknya, Shen Yiyi bergegas untuk menerimanya.
"Halo Kakek..", suara lembut Shen Yiyi terdengar mengalun begitu indah ditelinga kakeknya.
Mendengar suara cucu kesayangannya, Kakek Shen begitu bahagia dan tidak bisa menahan tawanya. "Ha...ha...ha..., gadis nakal.. Mengapa kamu tidak menghubungi kakek? Kakek baru saja tahu dari berita semalam kalau cucu menantuku sudah kembali ke negara ini. Hanya saja, dirimu tidak muncul dalam berita. Aiyo.. Kenapa kakek tidak bisa melihat fotomu juga?"
Sedikit kebingungan, Shen Yiyi mencari alasan yang tepat untuk menutupi kebohongannya kali ini. Benar, kebohongannya selama ini pada keluarga Shen, keluarganya sendiri!
Dahulu, setelah Mu Shenan berangkat ke negara A, Shen Yiyi sebenarnya diminta oleh sang kakek untuk belajar dan membantu Shen Haoran, ayahnya, mengelola perusahaan. Namun saat itu, Wei Yuna, sepupu rubahnya yang jahat, mengatakan padanya jika Mu Shenan tidak suka dengan wanita pekerja keras, melainkan wanita konvensional yang menunggu sang suami mencari nafkah.
Oleh sebab itu, Shen Yiyi membohongi kakek dan ayahnya dengan mengatakan bahwa ia diminta pindah oleh Mu Shenan ke negara A untuk mengurusi semua keperluan suaminya di sana. Saat itu, Kakek Shen sangat senang mendengar penuturan cucu kesayangannya itu, sehingga Kakek Shen langsung menyetujui keinginan Shen Yiyi tanpa meminta pendapat Shen Haoran, sang ayah, terlebih dahulu.
Dan sebagai gantinya, paman, bibi dan sepupunya-lah yang pada akhirnya ditunjuk oleh Kakek Shen untuk membantu perusahaan Shen.
"Emm.. Kakek..Mungkin kemarin saat di bandara aku sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil, jadi..", Shen Yiyi menggigit bibir bagian bawahnya dengan sedikit ketakutan sambil memikirkan kata-kata yang tidak akan menimbulkan kecurigaan kakeknya.
"Ah.. Baik.. Baik.. Aku mengerti. Kau tidak perlu menjelaskannya pada kakek. Lagipula pernikahan kalian juga belum dirayakan dan diumumkan.", Kakek Shen segera memotong perkataan Shen Yiyi karena Ia tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktu berbicara di telepon. Sebenarnya, Ia ingin langsung bertemu saja dengan cucu manjanya itu! Dan mencubit kedua pipinya dengan gemas!!
"Iya Kek, tunggu aku di rumah, aku akan segera pulang.", kata Shen Yiyi berusaha untuk menenangkan hati dari kakeknya itu dan kemudian undur diri untuk menutup ponselnya.
Menghembuskan nafasnya, Shen Yiyi kebingungan dengan semua kebohongan yang telah ia ciptakan sebelumnya. Tetapi bagaimanakah cara untuk mengatakan kebenaran itu pada sang kakek dan ayahnya?
Ayahnya? Tunggu! Shen Yiyi baru menyadari bahwa ia juga lupa untuk memberi kabar kepada sang ayah. Sehingga dengan sigap ia kemudian menghubunginya.
Tut...
Tut...Tut...Panggilan itu tidak terjawab! Apakah ayahnya sedang marah padanya kali ini?! Memikirkan itu, Shen Yiyi menjadi bersedih. Ia ingat bagaimana ayahnya dulu melarangnya menikahi Mu Shenan yang tidak diketahuinya. Ayahnya mengatakan bahwa Mu Shenan adalah seseorang yang tidak seharusnya terhubung dengan keluarga Shen, dan bahkan harus dihindari!Rupanya perkataan ayahnya itu benar. Meskipun Shen Yiyi tidak tahu maksud terselubung dibalik perkataan sang ayah, tetapi ia sudah mengalami sendiri pahitnya pengejaran cintanya! Entah bagaimanapun, segala sesuatu harus kembali ke tempatnya semula. Untuk itu, Shen Yiyi harus mencari caranya.
Sebelum kembali menyalakan mobilnya, Shen Yiyi memilih untuk berada disana sebentar untuk menikmati udara pagi yang masih segar disana. Saat melayangkan pandangannya untuk melihat suasana yang ada disekitarnya, tanpa sadar, kedua mata cantik Shen Yiyi menangkap sebuah adegan yang mengharukan dan menyentuh hati.
Disana, ia melihat seorang kakek tua sedang duduk bersama anak dan cucu kecilnya untuk menikmati tiga potong roti isi daging. Begitu sederhana, namun itu sangat bermakna!
Dahulu, Shen Yiyi ingat, dikehidupannya yang lalu ia bahkan tidak pernah mengunjungi keluarganya bahkan sampai pada saat kematiannya. Waktu itu, ia begitu menyesal! Tetapi kali ini, Shen Yiyi akan menggunakan waktunya untuk menyenangkan orang-orang yang dikasihinya, yaitu keluarganya sendiri.
Berlalu dari sana, Shen Yiyi kemudian pergi ke suatu tempat untuk membeli buah tangan, sebelum akhirnya melaju menuju kediaman Shen.
...Setelah masuk ke dalam kediaman Shen, Shen Yiyi mengarahkan pandangannya pada setiap sudut yang ada dalam rumah itu. "Sama sekali tidak ada yang berubah", batinnya.Semua hal di sana masih terlihat sama seperti ketika ia meninggalkan rumahnya itu sepuluh tahun yang lalu, oh tidak! Lebih tepatnya dua tahun yang lalu dikehidupan ini.Shen Yiyi melihat semua perabotannya tidak ada yang berubah! Tirai sutera berwarna coral peach yang sangat halus dan lembut itu adalah favoritnya, kursi Banqueted hitam putih karya seniman Fernando dan Humberto Campana yang menjadi kesukaannya itupun masih menghiasi ruang tamu dengan manis. Sebenarnya, semua perabot di kediaman Shen dipilih dan ditata menurut kesukaan Shen Yiyi sendiri!Saat Shen Yiyi melihat semua itu, tiba-tiba ia merasakan sebuah kehangatan menjalar masuk ke dalam hatinya yang membuatnya seketika merasa aman dan nyaman. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasakan kehangatan seperti
...Di kediaman Shen, ketika Shen Yiyi, Shen Haoran dan Kakek Tua sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba sesosok wanita muda datang dengan memakai baju musim panas dari desainer yang cukup ternama, tas Gucci edisi terbatas, jam tangan mewah dari Paris, dan highheels menawan yang baru saja diluncurkan oleh Jimmy Choo Lang jenis metallic strappy sandal yang memikat.Sedikit melirik apa saja yang dipakai wanita itu, Shen Yiyi sudah bisa menebak bahwa ia adalah Wei Yuna! Mengapa tidak, seluruh barang yang dipakai oleh Wei Yuna adalah miliknya!Shen Yiyi baru menyadari sekarang, Wei Yuna begitu licik! Wanita itu memakai semua barang bagus untuk menonjolkan tubuhnya supaya tampak mempesona dan bahkan berencana memikat Mu Shenan, sedangkan dirinya malah memakai baju usang seperti pengemis di pinggir jalan.Mengingat itu semua, ada rasa sakit di hati Shen Yiyi, dia tidak akan membiarkan wanita ular itu menghancurkan masa depann
...Di kediaman Shen, setelah Wei Yuna pergi dari sana, Shen Yiyi merasa lega karena tidak perlu melihat paras munafik sepupu yang tidak sedarah dengannya itu.Di depan semua orang, Wei Yuna tampak begitu lembut dan penyayang, tapi siapa yang menyangka bahwa wanita itu bahkan tanpa segan melumuri tangan kotornya dengan darah orang lain untuk mendapatkan keinginannya.Sudahlah!! Shen Yiyi tidak ingin memikirkan wanita ular beludak itu. Saat ini belum tiba waktu bagi Shen Yiyi untuk membuka topeng Wei Yuna!Sejak Shen Yiyi bangkit dari kematiannya, ada begitu banyak hal yang terjadi, terutama adalah kecelakaan yang terjadi antara dirinya dan Mu Shenan semalam. Mengingat itu, sekelebat memori seketika membuat tubuh Shen Yiyi bergidik! Mu Shenan benar-benar serigala busuk!Kemudian dengan langkah gontai, Shen Yiyi melangkah menuju kamar pribadinya yang sudah sangat dirindukannya itu.Perlah
. . . Setelah Nyonya Besar Tua kembali ke rumahnya, Mu Shenan terlihat mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan jari-jemarinya yang panjang. Sesekali, ia membolak-balikkan dokumen dihadapannya itu, namun se-akan ada hal yang yang sedang dipikirkannya. Dari arah luar, nampak asisten Bai mendongakkan kepalanya untuk mengintip apa yang sedang bosnya itu lakukan. Setelah mengetuk pintu di depannya beberapa kali, asisten Bai segera masuk ke dalamnya untuk menyerahkan beberapa dokumen penting lainnya. Berdiri dihadapan Mu Shenan, asisten Bai hanya bisa terdiam. Bosnya ini, meskipun sudah dipanggil beberapa kali, namun belum juga meresponi keberadaan asisten Bai. "Tuan...", asisten memanggilnya, namun bosnya itu terlihat masih saja asyik dengan dunianya sendiri. "Tuan Mu..", katanya sambil menanti sebuah jawaban. Entah mengapa, kali ini, Mu Shenan sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya, seakan ia sedang memikirkan sesuatu,
..."Baiklah Kakek.. Aku akan menunggu.", seorang pria muda memakai setelan jas elegan dengan dasi bergaris merah terlihat mengangguk memberikan tanda hormat kepada kakek Shen yang nampak begitu bahagia dengan kedatangannya."Ha.. Ha..ha.. ", tak henti-hentinya kakek Shen terus tertawa sembari menepuk-nepuk pundak pria muda yang sangat tinggi di depannya.Kakek tua itu terlihat sangat senang! Apalagi pria muda itu membawakannya begitu banyak buah tangan yang disukainya. Ada gingseng berusia ratusan tahun, teh herbal penambah umur panjang, dan juga sekotak besar kue moci kesukaannya. Sungguh, pria itu adalah cucu menantu yang bisa diandalkan!Benar. Sore ini Mu Shenan pergi ke kediaman Shen untuk menjemput Shen Yiyi, isteri yang tidak disukainya itu. Awalnya, ia sendiri sangat enggan. Tetapi melihat kesehatan neneknya yang menurun, lelaki garang itu menjadi sangat tidak tega.Semua ini karena ulah neneknya yang unik itu! Jika b
...Setelah sampai di kediaman Mu, Shen Yiyi segera membuka pintu penumpang disampingnya dan bergegas keluar dari kesunyian yang menyiksa itu! Lehernya seakan-akan tercekik karena kehabisan udara!Ya, selama perjalanan, mereka berdua hanya diam!Jika dahulu, Shen Yiyi selalu memancing suami dinginnya itu berbicara, mencari-cari alasan untuk berkomunikasi dengannya, tetapi tidak kali ini! Shen Yiyi tidak sudi melakukannya!Saat melihat Shen Yiyi bergegas masuk ke dalam rumah kediaman Mu dengan begitu santai, alis Mu Shenan yang tebal itu sedikit mengernyit, "Apa wanita itu pernah kesini sebelumnya?", batin Mu Shenan dengan sedikit curiga.Sementara itu, Shen yiyi yang tengah melangkahkan kakinya memasuki halaman depan Kediaman Mu terlihat terus berjalan ke depan untuk menuju ke sebuah bangunan mewah bergaya Eropa dengan sentuhan arsitektur victorian yang saat ini telah siap untuk menyambutnya.Dengan langkah lebar,
...Setelah selesai bercengkrama dengan Nyonya Besar Tua, Shen Yiyi terlihat menuju ke arah kamar tidur yang sudah disiapkan untuknya."Ceklek!", perlahan, ia menarik gagang pintu yang ada didepannya dan sedikit mendorongnya.Sekilas, kedua bola matanya beredar kesana-kemari untuk melihat apakah ada sosok lain dikamar itu. Oh, rupanya tidak ada orang lain. Hal ini membuat hati Shen Yiyi merasa lega sehingga dengan langkah tenang, ia lalu memasuki kamar tidur yang beraroma maskulin itu.Melangkah ke depan, Shen Yiyi kembali meneliti se-isi hal yang ada disana. Ruangan besar itu terlihat sangat elegan dengan perpaduan warna abu-abu flint, porpoise dan anchor yang memancarkan aura dingin serta dilengkapi dengan perabot minimalis yang menonjolkan kesan bersih dan rapi."Sangat persis dengan kepribadian Mu Shenan.", Shen Yiyi bergumam sambil menggelengkan kepalanya dan terus melangkah masuk ke dalam kamar besar itu.Me
...Di atas kasur tipe White Crisp yang Modern di Kediaman Mu yang terlihat stylist dan elegan itu, nampak Shen Yiyi tertidur dengan sangat pulas sambil memeluk erat selimut tebal yang membungkusnya.Pagi ini cuaca terasa sedikit lebih dingin dari biasanya. Semilir angin yang masuk melalui jendela kaca besar yang terbuka itu membuat Shen Yiyi membenamkan tubuh indahnya semakin masuk ke dalam selimut yang sejak semalam dikuasainya.Shen Yiyi mengernyitkan kedua alisnya karena tidurnya terganggu oleh hembusan angin pagi yang semakin lama terasa semakin kencang.Ya. Hari ini musim panas telah berakhir di kota S dan mulai beralih ke musim gugur yang terasa lebih kering dan dingin.Perlahan-lahan Shen Yiyi mulai membuka mata indahnya yang memabukkan itu. Mata bulatnya menyapu seluruh ruangan hingga ia menyadari bahwa ia telah tidur di kamar Mu Shenan di Kediaman Mu."Ah!!", Shen Yiyi terkejut dan bergegas memeriksa seluruh p