Beranda / Romansa / Akhirnya Aku Kembali / 9. Kakek Shen Kesayangan

Share

9. Kakek Shen Kesayangan

Penulis: Rainy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-14 06:59:13

.

.

.

Dari arah jalan raya, Shen Yiyi melajukan mobilnya menuju ke kediaman Shen yang terletak di area pohon pinus yang tidak jauh dari pusat perkotaan. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu terlihat membenarkan dandanannya dan juga mencari-cari syal untuk menutupi leher putihnya yang jenjang. 

Sekilas dari dalam mobil, Shen Yiyi melihat bahwa tidak ada yang berubah dari kediaman Shen. Asri, rindang, dan sejuk, itulah hal yang Shen Yiyi rindukan dari rumah keluarganya ini.

Setelah membuka pintu mobil disampingnya, Shen Yiyi kemudian mengambil tas kecil ditangannya dan segera melangkah untuk menuju rumah besar itu. Sesampainya di depan pintu rumahnya, ia sempat terkejut karena kemunculan suara yang telah lama dirindukannya.

"Oh.. Cucu kesayangan kakek.. Masuklah..", terdengar suara bahagia seorang pria tua yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban berwarna putih keabu-abuan dari sana.

"Halo Kakek. Bagaimana kabar kakek?", Shen Yiyi bergegas menghampiri sang kakek dan langsung memeluknya dengan erat, sangat erat, sampai ia tidak ingin melepaskannya. Melihat tangan kakeknya yang berada di atas tongkat sedikit bergetar, Shen Yiyi yakin pasti kakeknya sudah lama menunggu kedatangannya di pintu utama kediaman Shen sedari tadi.

"Yiyi.. Di mana suamimu?", Kedua alis  Kakek Shen sedikit mengeryit karena ia tidak bisa menemukan bayangan cucu menantunya yang sangat ingin ditemuinya selama dua tahun terakhir.

Dengan sedikit terbata-bata, Shen Yiyi bergegas menjawab sang kakek yang mulai terlihat tidak senang diwajahnya, "Emm.. Kakek, Shenan sedang kurang enak badan pagi ini. Jadi aku saja yang kemari.",kilahnya.

Ungkapan yang baru saja dikatakan Shen Yiyi, tentu tidak membuatnya senang. Bagaimana-pun kakek Shen berharap kalau cucu menantunya akan menjenguknya meskipun hanya sekali saja! Namun, kekesalan hati kakek Shen tidak bertahan lama setelah hembusan angin bertiup dengan cukup kencang dan tanpa sengaja menyingkap syal yang dipakai oleh Shen Yiyi di lehernya.

Saat melihat leher putih cucunya yang ditaburi dengan tanda cinta, Kakek Shen sudah bisa menebak apa yang telah terjadi semalam! Sangat wajar jika Mu Shenan kelelahan, batinnya.

"Iya. . Iya.. Kakek mengerti. Ha..ha..ha..", Kakek Shen tertawa dengan sangat puas! Kepuasan karena keberhasilan perjodohan keluarga Shen dan Mu!

Sambil memapah lengan sang kakek yang sudah terlihat lemah itu Shen Yiyi berujar, "Ayo masuk ke dalam Kek, di luar sangat berangin". 

"Iya.. Iya.. Iya.. Ayo masuk", ucap kakek Shen dengan bersemangat. Bersemangat karena ia membayangkan akan menimang seorang cicit, ya, seorang cicit!!

.

.

.

Sebelumnya, beberapa saat yang lalu di pinggiran taman kota S, Shen Yiyi mendengar telponnya berbunyi di tengah kekacauan pikirannya.

"dddrrrt..dddrrrt..dddrrrt"

Awalnya, Shen Yiyi enggan untuk memperdulikan suara panggilan di ponselnya itu. Namun setelah melihat ID si penelepon yang tertera di layar kaca Falcon Supernova iPhone6 yang bertabur pink diamond miliknya, Shen Yiyi bergegas untuk menerimanya.

"Halo Kakek..", suara lembut Shen Yiyi terdengar mengalun begitu indah ditelinga kakeknya.

Mendengar suara cucu kesayangannya, Kakek Shen begitu bahagia dan tidak bisa menahan tawanya. "Ha...ha...ha..., gadis nakal.. Mengapa kamu tidak menghubungi kakek? Kakek baru saja tahu dari berita semalam kalau cucu menantuku sudah kembali ke negara ini. Hanya saja, dirimu tidak muncul dalam berita. Aiyo.. Kenapa kakek tidak bisa melihat fotomu juga?"

Sedikit kebingungan, Shen Yiyi mencari alasan yang tepat untuk menutupi kebohongannya kali ini. Benar, kebohongannya selama ini pada keluarga Shen, keluarganya sendiri!

Dahulu, setelah Mu Shenan berangkat ke negara A, Shen Yiyi sebenarnya diminta oleh sang kakek untuk belajar dan membantu Shen Haoran, ayahnya, mengelola perusahaan. Namun saat itu, Wei Yuna, sepupu rubahnya yang jahat, mengatakan padanya jika Mu Shenan tidak suka dengan wanita pekerja keras, melainkan wanita konvensional yang menunggu sang suami mencari nafkah.

Oleh sebab itu, Shen Yiyi membohongi kakek dan ayahnya dengan mengatakan bahwa ia diminta pindah oleh Mu Shenan ke negara A untuk mengurusi semua keperluan suaminya di sana. Saat itu, Kakek Shen sangat senang mendengar penuturan cucu kesayangannya itu, sehingga Kakek Shen langsung menyetujui keinginan Shen Yiyi tanpa meminta pendapat Shen Haoran, sang ayah, terlebih dahulu. 

Dan sebagai gantinya, paman, bibi dan sepupunya-lah yang pada akhirnya ditunjuk oleh Kakek Shen untuk membantu perusahaan Shen.

"Emm.. Kakek..Mungkin kemarin saat di bandara aku sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil, jadi..", Shen Yiyi menggigit bibir bagian bawahnya dengan sedikit ketakutan sambil memikirkan kata-kata yang tidak akan menimbulkan kecurigaan kakeknya.

"Ah.. Baik.. Baik.. Aku mengerti. Kau tidak perlu menjelaskannya pada kakek. Lagipula pernikahan kalian juga belum dirayakan dan diumumkan.", Kakek Shen segera memotong perkataan Shen Yiyi karena Ia tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktu berbicara di telepon. Sebenarnya, Ia ingin langsung bertemu saja dengan cucu manjanya itu! Dan mencubit kedua pipinya dengan gemas!!

"Iya Kek, tunggu aku di rumah, aku akan segera pulang.", kata Shen Yiyi berusaha untuk menenangkan hati dari kakeknya itu dan kemudian undur diri untuk menutup ponselnya.

Menghembuskan nafasnya, Shen Yiyi kebingungan dengan semua kebohongan yang telah ia ciptakan sebelumnya. Tetapi bagaimanakah cara untuk mengatakan kebenaran itu pada sang kakek dan ayahnya?

Ayahnya? Tunggu! Shen Yiyi baru menyadari bahwa ia juga lupa untuk memberi kabar kepada sang ayah. Sehingga dengan sigap ia kemudian menghubunginya.

Tut...

Tut...

Tut...

Panggilan itu tidak terjawab! Apakah ayahnya sedang marah padanya kali ini?! Memikirkan itu, Shen Yiyi menjadi bersedih. Ia ingat bagaimana ayahnya dulu melarangnya menikahi Mu Shenan yang tidak diketahuinya. Ayahnya mengatakan bahwa Mu Shenan adalah seseorang yang tidak seharusnya terhubung dengan keluarga Shen, dan bahkan harus dihindari! 

Rupanya perkataan ayahnya itu benar. Meskipun Shen Yiyi tidak tahu maksud terselubung dibalik perkataan sang ayah, tetapi ia sudah mengalami sendiri pahitnya pengejaran cintanya! Entah bagaimanapun, segala sesuatu harus kembali ke tempatnya semula. Untuk itu, Shen Yiyi harus mencari caranya.

Sebelum kembali menyalakan mobilnya, Shen Yiyi memilih untuk berada disana sebentar untuk menikmati udara pagi yang masih segar disana. Saat melayangkan pandangannya untuk melihat suasana yang ada disekitarnya, tanpa sadar, kedua mata cantik Shen Yiyi menangkap sebuah adegan yang mengharukan dan menyentuh hati.

Disana, ia melihat seorang kakek tua sedang duduk bersama anak dan cucu kecilnya untuk menikmati tiga potong roti isi daging. Begitu sederhana, namun itu sangat bermakna!

Dahulu, Shen Yiyi ingat, dikehidupannya yang lalu ia bahkan tidak pernah mengunjungi keluarganya bahkan sampai pada saat kematiannya. Waktu itu, ia begitu menyesal! Tetapi kali ini, Shen Yiyi akan menggunakan waktunya untuk menyenangkan orang-orang yang dikasihinya, yaitu keluarganya sendiri.

Berlalu dari sana, Shen Yiyi kemudian pergi ke suatu tempat untuk membeli buah tangan, sebelum akhirnya melaju menuju kediaman Shen.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Akhirnya Aku Kembali   255. Ke Kediaman Mu (1)

    ...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M

  • Akhirnya Aku Kembali   254. Pria itu Penuh Kasih Sayang (3)

    ...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y

  • Akhirnya Aku Kembali   253. Pria itu Penuh Kasih Sayang (2)

    ...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria

  • Akhirnya Aku Kembali   252. Pria Itu Penuh Kasih Sayang

    ...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.

  • Akhirnya Aku Kembali   251. Duka Mendalam (2)

    ...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa

  • Akhirnya Aku Kembali   250. Duka Mendalam (1)

    ...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status