Share

9. Kakek Shen Kesayangan

.

.

.

Dari arah jalan raya, Shen Yiyi melajukan mobilnya menuju ke kediaman Shen yang terletak di area pohon pinus yang tidak jauh dari pusat perkotaan. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu terlihat membenarkan dandanannya dan juga mencari-cari syal untuk menutupi leher putihnya yang jenjang. 

Sekilas dari dalam mobil, Shen Yiyi melihat bahwa tidak ada yang berubah dari kediaman Shen. Asri, rindang, dan sejuk, itulah hal yang Shen Yiyi rindukan dari rumah keluarganya ini.

Setelah membuka pintu mobil disampingnya, Shen Yiyi kemudian mengambil tas kecil ditangannya dan segera melangkah untuk menuju rumah besar itu. Sesampainya di depan pintu rumahnya, ia sempat terkejut karena kemunculan suara yang telah lama dirindukannya.

"Oh.. Cucu kesayangan kakek.. Masuklah..", terdengar suara bahagia seorang pria tua yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban berwarna putih keabu-abuan dari sana.

"Halo Kakek. Bagaimana kabar kakek?", Shen Yiyi bergegas menghampiri sang kakek dan langsung memeluknya dengan erat, sangat erat, sampai ia tidak ingin melepaskannya. Melihat tangan kakeknya yang berada di atas tongkat sedikit bergetar, Shen Yiyi yakin pasti kakeknya sudah lama menunggu kedatangannya di pintu utama kediaman Shen sedari tadi.

"Yiyi.. Di mana suamimu?", Kedua alis  Kakek Shen sedikit mengeryit karena ia tidak bisa menemukan bayangan cucu menantunya yang sangat ingin ditemuinya selama dua tahun terakhir.

Dengan sedikit terbata-bata, Shen Yiyi bergegas menjawab sang kakek yang mulai terlihat tidak senang diwajahnya, "Emm.. Kakek, Shenan sedang kurang enak badan pagi ini. Jadi aku saja yang kemari.",kilahnya.

Ungkapan yang baru saja dikatakan Shen Yiyi, tentu tidak membuatnya senang. Bagaimana-pun kakek Shen berharap kalau cucu menantunya akan menjenguknya meskipun hanya sekali saja! Namun, kekesalan hati kakek Shen tidak bertahan lama setelah hembusan angin bertiup dengan cukup kencang dan tanpa sengaja menyingkap syal yang dipakai oleh Shen Yiyi di lehernya.

Saat melihat leher putih cucunya yang ditaburi dengan tanda cinta, Kakek Shen sudah bisa menebak apa yang telah terjadi semalam! Sangat wajar jika Mu Shenan kelelahan, batinnya.

"Iya. . Iya.. Kakek mengerti. Ha..ha..ha..", Kakek Shen tertawa dengan sangat puas! Kepuasan karena keberhasilan perjodohan keluarga Shen dan Mu!

Sambil memapah lengan sang kakek yang sudah terlihat lemah itu Shen Yiyi berujar, "Ayo masuk ke dalam Kek, di luar sangat berangin". 

"Iya.. Iya.. Iya.. Ayo masuk", ucap kakek Shen dengan bersemangat. Bersemangat karena ia membayangkan akan menimang seorang cicit, ya, seorang cicit!!

.

.

.

Sebelumnya, beberapa saat yang lalu di pinggiran taman kota S, Shen Yiyi mendengar telponnya berbunyi di tengah kekacauan pikirannya.

"dddrrrt..dddrrrt..dddrrrt"

Awalnya, Shen Yiyi enggan untuk memperdulikan suara panggilan di ponselnya itu. Namun setelah melihat ID si penelepon yang tertera di layar kaca Falcon Supernova iPhone6 yang bertabur pink diamond miliknya, Shen Yiyi bergegas untuk menerimanya.

"Halo Kakek..", suara lembut Shen Yiyi terdengar mengalun begitu indah ditelinga kakeknya.

Mendengar suara cucu kesayangannya, Kakek Shen begitu bahagia dan tidak bisa menahan tawanya. "Ha...ha...ha..., gadis nakal.. Mengapa kamu tidak menghubungi kakek? Kakek baru saja tahu dari berita semalam kalau cucu menantuku sudah kembali ke negara ini. Hanya saja, dirimu tidak muncul dalam berita. Aiyo.. Kenapa kakek tidak bisa melihat fotomu juga?"

Sedikit kebingungan, Shen Yiyi mencari alasan yang tepat untuk menutupi kebohongannya kali ini. Benar, kebohongannya selama ini pada keluarga Shen, keluarganya sendiri!

Dahulu, setelah Mu Shenan berangkat ke negara A, Shen Yiyi sebenarnya diminta oleh sang kakek untuk belajar dan membantu Shen Haoran, ayahnya, mengelola perusahaan. Namun saat itu, Wei Yuna, sepupu rubahnya yang jahat, mengatakan padanya jika Mu Shenan tidak suka dengan wanita pekerja keras, melainkan wanita konvensional yang menunggu sang suami mencari nafkah.

Oleh sebab itu, Shen Yiyi membohongi kakek dan ayahnya dengan mengatakan bahwa ia diminta pindah oleh Mu Shenan ke negara A untuk mengurusi semua keperluan suaminya di sana. Saat itu, Kakek Shen sangat senang mendengar penuturan cucu kesayangannya itu, sehingga Kakek Shen langsung menyetujui keinginan Shen Yiyi tanpa meminta pendapat Shen Haoran, sang ayah, terlebih dahulu. 

Dan sebagai gantinya, paman, bibi dan sepupunya-lah yang pada akhirnya ditunjuk oleh Kakek Shen untuk membantu perusahaan Shen.

"Emm.. Kakek..Mungkin kemarin saat di bandara aku sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil, jadi..", Shen Yiyi menggigit bibir bagian bawahnya dengan sedikit ketakutan sambil memikirkan kata-kata yang tidak akan menimbulkan kecurigaan kakeknya.

"Ah.. Baik.. Baik.. Aku mengerti. Kau tidak perlu menjelaskannya pada kakek. Lagipula pernikahan kalian juga belum dirayakan dan diumumkan.", Kakek Shen segera memotong perkataan Shen Yiyi karena Ia tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktu berbicara di telepon. Sebenarnya, Ia ingin langsung bertemu saja dengan cucu manjanya itu! Dan mencubit kedua pipinya dengan gemas!!

"Iya Kek, tunggu aku di rumah, aku akan segera pulang.", kata Shen Yiyi berusaha untuk menenangkan hati dari kakeknya itu dan kemudian undur diri untuk menutup ponselnya.

Menghembuskan nafasnya, Shen Yiyi kebingungan dengan semua kebohongan yang telah ia ciptakan sebelumnya. Tetapi bagaimanakah cara untuk mengatakan kebenaran itu pada sang kakek dan ayahnya?

Ayahnya? Tunggu! Shen Yiyi baru menyadari bahwa ia juga lupa untuk memberi kabar kepada sang ayah. Sehingga dengan sigap ia kemudian menghubunginya.

Tut...

Tut...

Tut...

Panggilan itu tidak terjawab! Apakah ayahnya sedang marah padanya kali ini?! Memikirkan itu, Shen Yiyi menjadi bersedih. Ia ingat bagaimana ayahnya dulu melarangnya menikahi Mu Shenan yang tidak diketahuinya. Ayahnya mengatakan bahwa Mu Shenan adalah seseorang yang tidak seharusnya terhubung dengan keluarga Shen, dan bahkan harus dihindari! 

Rupanya perkataan ayahnya itu benar. Meskipun Shen Yiyi tidak tahu maksud terselubung dibalik perkataan sang ayah, tetapi ia sudah mengalami sendiri pahitnya pengejaran cintanya! Entah bagaimanapun, segala sesuatu harus kembali ke tempatnya semula. Untuk itu, Shen Yiyi harus mencari caranya.

Sebelum kembali menyalakan mobilnya, Shen Yiyi memilih untuk berada disana sebentar untuk menikmati udara pagi yang masih segar disana. Saat melayangkan pandangannya untuk melihat suasana yang ada disekitarnya, tanpa sadar, kedua mata cantik Shen Yiyi menangkap sebuah adegan yang mengharukan dan menyentuh hati.

Disana, ia melihat seorang kakek tua sedang duduk bersama anak dan cucu kecilnya untuk menikmati tiga potong roti isi daging. Begitu sederhana, namun itu sangat bermakna!

Dahulu, Shen Yiyi ingat, dikehidupannya yang lalu ia bahkan tidak pernah mengunjungi keluarganya bahkan sampai pada saat kematiannya. Waktu itu, ia begitu menyesal! Tetapi kali ini, Shen Yiyi akan menggunakan waktunya untuk menyenangkan orang-orang yang dikasihinya, yaitu keluarganya sendiri.

Berlalu dari sana, Shen Yiyi kemudian pergi ke suatu tempat untuk membeli buah tangan, sebelum akhirnya melaju menuju kediaman Shen.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status