.
.
.
"Chiitttt!!!!!!", dari jalan besar yang ada disana, tiba-tiba terdengar bunyi deritan rem mobil BMW M6 Cabrio berwarna biru mengkilap yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalanan sebuah taman bunga di kota S.
Sebelumnya, mobil itu telah melaju dengan sangat kencang di atas kecepatan rata-rata dan juga sempat melanggar beberapa rambu lalu-lintas yang dilaluinya. Siapa yang menyangka jika dibalik kemudi mobil sedan mewah dengan konsep coupe asal pabrikan Jerman itu, terlihat seorang wanita muda dengan kulit seputih kertas yang terlihat dipenuhi oleh kissmark dibagian leher, tulang selangka, dan lengannya.
Mengepalkan kedua tangannya, wanita itu kemudian memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras. "Bang!!Bang!!Bang!!"
Seolah-olah meluapkan kekesalannya, ia memukul dengan mencurahkan seluruh tenaganya, sampai-sampai kepalan tangannya itu terlihat telah memerah. Sambil terengah-engah, wanita itu terdengar sesekali menjerit karena kejengkelannya yang telah memuncak!
Benar, wanita itu adalah Shen Yiyi, yang satu jam lalu bergegas meninggalkan apartemen Sky Garden dengan sangat tergesa-gesa setelah ia terbangun. Tanpa membawa apa-apa, ia hanya sempat mengenakan dress musim panas berwarna kuning yang secara asal ia ambil di dalam koper, syal dan tas kecilnya yang masih berada di depan pintu.
Sembari menitikkan air mata, Shen Yiyi mengingat kembali memorinya pagi ini. Ya, pagi ini Shen Yiyi terkejut saat ia terbangun dalam pelukan seorang pria yang dengan posesif mencengkeramnya.
Dibalik selimut yang menutupi mereka berdua, Shen Yiyi dapat melihat seluruh tubuhnya telah dibubuhi oleh jutaan tanda gigitan kecil yang berwarna merah muda ke-unguan disertai rasa ngilu dibagian intinya.
Sebenarnya, tadi, saat terbangun, ia sangat ingin menendang pantat pria brengsek itu, menjambak rambutnya atau bahkan menamparnya! Tetapi mengingat tujuan baru hidupnya, ia sama sekali tidak mau berurusan lagi dengan Mu Shenan, sehingga ia hanya bisa pergi dengan diam-diam dan melupakan apa yang telah terjadi sebelumnya!
"Tidak!!", Shen Yiyi begitu frustasi mengingat kembali semua hal memalukan yang terjadi tadi malam antara dirinya dan Mu Shenan di tengah kegelapan malam.
"Mengapa kali ini alurnya berbeda?", Shen Yiyi bergumam kesal dengan kedatangan Mu Shenan yang begitu saja menidurinya disaat ia bertekad untuk melupakannya. Bukankah ini suatu kejadian yang gila? Oh, langit, apa yang harus Shen yiyi lakukan?!
Melihat ke arah lengan bawahnya yang masih terdapat bekas suntikan karena infus, Shen Yiyi bertambah semakin geram. Kemarin, ia baru saja keluar dari sebuah rumah sakit karena kecelakaan yang telah membuatnya koma. Lalu dimana suami busuknya itu berada?!
Meskipun Shen Yiyi mengerti bahwa Mu Shenan pasti tidak tahu tentang kondisinya, tapi hal itu berhasil menjelaskan satu hal dengan sangat gamblang yaitu betapa tidak pedulinya Mu Shenan, suami tampannya itu padanya. Setelah mengingat itu, Shen Yiyi berteriak.
"Brengsek!! Dasar Bajingan!!!", iapun tanpa sadar mengumpat untuk meluapkan seluruh kekesalan yang telah memenuhi hatinya saat ini.
Kembali menancapkan gasnya, Shen Yiyi terlihat melajukan kembali mobilnya dengan sangat kencang seakan ia tidak perduli pada seisi jalanan yang ada disana.
.
.
.
Sedangkan di kamar utama apartemen Sky Garden, terlihat seorang pria baru saja keluar dari dalam jaccusinya. Ia mengenakan handuk kecil yang terlilit dipinggangnya, menampakkan otot-otot perutnya yang berkotak-kotak dan garis tegas yang berbentuk V di perut bagian bawahnya. Saat ini, Mu Shenan benar-benar terlihat begitu gagah dan mengagumkan!
Dengan langkah santai, pria itu menuju ke depan cermin besar dihadapannya dan mulai mengeringkan rambut pendeknya yang basah itu. Namun saat ia masih menggosok rambut hitamnya dengan handuk, tanpa diduga, sudut mata elangnya kembali menangkap bayangan surat berwarna pink yang tadinya tidak ingin ia hiraukan.
Tapi entah mengapa, hatinya saat ini merasa sedikit penasaran akan isi di dalamnya. Awalnya, Mu Shenan nampak ragu sesaat, tetapi dorongan kuat di hatinya sepertinya telah mengalahkan egonya sehingga ia pun mengambil surat itu dan duduk ditepian ranjang untuk membacanya.
Meskipun itu surat cinta yang menjijikkan, tapi tidak masalahkan jika ia membacanya sedikit saja?!, batinnya dengan penuh rasa percaya diri. Benar, Mu Shenan memang sangat percaya diri! Semenjak lahir, tidak ada satu keinginanpun yang tidak bisa dia dapatkan. Sehingga dengan demikian, dia mengira bahwa semua orang akan selalu tunduk padanya.
Menatap tajam pada kertas itu, Mu Shenan mulai membukanya. Dan ketika kertas itu telah terbuka dengan sempurna, dirinya dikejutkan oleh isi di dalamnya yang berhasil membuat kedua matanya terbelalak dengan tidak percaya.
"Mu Shenan, Bajingan!! Aku akan menceraikanmu!", itu adalah tulisan yang tertera pada kertas berwarna pink itu.
Kembali terdiam, Mu Shenan tidak percaya dengan apa yang baru saja dibacanya! Sebelumnya, ia mengira bahwa kertas pink itu adalah sebuah cinta, tetapi rupanya... Sungguh! Semua ini ada di luar dugaan Mu Shenan.
"Wanita itu..!!", sambil meremasnya, Mu Shenan merasa sangat jengkel karena tulisan Shen Yiyi yang telah dibacanya. Berani sekali, Shen Yiyi menulis itu padanya! Seorang Tuan Mu yang agung!
Seketika, harga dirinya langsung terjatuh! Lalu dengan liar ia mulai berpikir, apakah ia tidak memuaskan Shen Yiyi semalam?! Tentu saja, pikiran ini membuat keyakinan Mu Shenan semakin jatuh berkeping-keping. Sungguh sangat menyakitkan baginya!
"Tidak..Tidak..Tidak mungkin", Mu Shenan bergumam untuk menyangkal pemikirannya itu. Keperkasaannya tidak bisa dipertanyakan begini! Mu Shenan mendengar secara jelas erangan Shen Yiyi yang begitu dasyat. Jadi tidak mungkin kalau Shen Yiyi tidak merasa puas.
Atau... Apakah karena ia memaksanya begitu saja?, sekelebat memori semalam tiba-tiba muncul dipikirannya yang sebelumnya tidak pernah terisi oleh satupun wanita. Menggigit, menjerit, menendang, itu yang Shen Yiyi lakukan padanya untuk berusaha terlepas. Tapi, usaha wanita itu tentu tidak dapat melawan kekuatan Mu Shenan sehingga pada akhirnya, isterinya itu tidak dapat menolak dan hanya bisa menikmatinya bersama dengan Mu Shenan yang telah tersulut sebuah api membara.
"Tidak, aku yakin, dia menginginkannya!". Mengesampingkan kemungkinan itu, Mu Shenan mencari kemungkinan lain yang lebih membelanya. Sepertinya, ia benar-benar tidak mau disalahkan. Sudah pasti jika wanita itu hanya mau memainkan trik tarik-ulur untuk mendapatkan hatinya. Mu Shenan sangat yakin dengan argumentasinya kali ini.
Sepertinya, tulisan di dalam kertas pink itu telah berhasil mengguncang batin seorang Tuan Mu. Bukankah seharusnya ia senang dengan tulisan yang telah ia baca? Tapi entah mengapa, Mu Shenan tidak merasa senang kali ini?! Ia belum siap untuk diabaikan sehingga spekulasi-spekulasi mulai bermunculan dan mengacaukan isi otaknya.
Setelah kertas itu teremas ditangannya, Mu Shenan kembali membuka untuk merobeknya menjadi bagian-bagian lebih kecil, bahkan sangat kecil, sampai-sampai kertas itu tidak mungkin untuk disatukan lagi. Lalu kemudian, ia melemparkannya ke dalam tong sampah yang ada disana! Bahkan, ia juga menendang tempat sampah itu!!
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja