Share

Leo Deandra

Author: Canna oprhe
last update Last Updated: 2021-06-16 10:16:47

"Hah.. baiklah, kalau itu memang keinginan nona" kata Felix setelah menghela nafas berat.

"Terima kasih!" kata Chaterine dengan girang.

"Sepertinya di depan sana ada orang yang bisa kita tanyai tentang bengkel di daerah sini," kata Felix sambil melirik arah datangnya sebuah mobil dari kejauhan.

Perlahan mobil berwarna hitam itu semakin mendekat pada Felix dan Chaterine yang berhenti di pinggir jalan. Mobil hitam itu pun perlahan lahan berhenti.

Seseorang yang duduk di bagian belakang mobil membuka kaca mobilnya dari dalam. Felix pun dengan sigap langsung berdiri di depan Chaterine untuk antisipasi.

"Tidak apa apa Felix, aku tau siapa orang ini" kata Chaterine yang bersikap waspada.

"Apakah teman anda, nona?" tanya Felix sambil menengok ke Chaterine.

"Tidak, aku hanya mengenalnya saja" jawab Chaterine.

"Erinn!" teriak seorang anak laki laki yang terlihat seumuran Chaterine dari dalam mobil sambil melambai lambaikan tangannya.

Chaterine hanya diam saja sambil menatap bocah laki laki itu dengan tatapan yang tajam. Laki laki itu pun langsung membuka pintu mobilnya kemudian turun dan menghampiri Chaterine.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya anak laki laki itu yang keheranan melihat Chaterine berhenti di pinggir jalan.

Chaterine hanya diam saja dan mengabaikannya.

"Ah, sepertinya kamu sedang dalam masalah ya? mau ku bantu?" tanyanya.

Anak laki laki dengan perawakan tubuh yang kurus namun tinggi itu tak lain dan tak bukan adalah Leo Deandra, putra dari tuan Candra Deandra yang merupakan salah satu pegawai yang bekerja di perusahaan ayahnya.

Tentu saja Chaterine sudah tidak asing lagi dengan suara dan wajah itu karna sering kali tuan Candra secara terang terangan menjodohkannya dengan anak laki laki semata wayangnya itu.

"Terima kasih karna sudah menawarkan, tapi tidak usah repot repot. Aku bisa urus sendiri," tolak Chaterine dengan sopan.

"Ah tidak kok, siapa yang bilang repot? justru aku akan senang jika kamu menerima tawaranku ini" kata Leo yang masih berharap Chaterine akan meneriwa bantuannya.

"Tidak usah, aku bisa mengurusnya sendiri" kata Chaterine agak sedikit kasar.

"Tenang saja, aku bisa mengantarmu pulang sampai rumah dengan selamat loh. Sekalian aku mampir untuk menemui calon ayah mertuaku," kata Leo dengan maksut tersirat di dalamnya.

"Jika kamu menolongku hanya untuk mencari perhatian pada ayahku lebih baik kamu berhenti dan segera pergi sekarang, semua tindakanmu itu percuma saja" jawab Chaterine dengan tegas.

"Sekali ini saja coba buka hatimu dan pandanglah aku dengan baik. Aku menolongmu juga karna benar benar tulus kok. Sekarang, ayo pulang bersamaku" ujar Leo yang masih tidak menyerah.

"Sudah ku bilang tidak!" bentak Chaterine.

"Duh Erine, kita kan mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Lebih baik kamu terima saja tawaranku deh," kata Leo sambil meraih beberapa helai rambut Chaterine yang berterbangan karna angin kemudian menciumnya.

Felix yang sebelumnya berdiri di belakang Chaterine kini langsung maju setelah tau Chaterine diperlakukan dengan tidak sopan, "Menjauhlah," tutur Felix sambil melepaskan rambut Chaterine dari genggaman tangan Leo.

"Duh duh duh, siapa lagi ini? apa ini pengawalmu Erin?" tanya Leo yang sok akrab.

"Saya peringatkan sekali lagi, lebih baik anda menjauh" kata Felix sambil mencengkeram tangan Leo dengan sangat kuat.

"Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang kotor ini! apa kamu tidak tau siapa aku? hanya pengawal saja kenapa banyak gaya begini sih?" kata Leo merendahkan Felix.

"Leo! jaga bicaramu itu!" teriak Chaterine yang tidak terima jika Felix dihina.

Felix langsung menghadang Chaterine kemudian menggeleng gelengkan kepalanya seperti memberi kode agar Chaterine tetap berada di belakangnya dan mempercayakan soal ini padanya.

"Apa? kenapa kamu malah membela seorang pengawal seperti ini?" tanya Leo.

"Saya memang hanya pengawal rendah dengan tangan yang kotor. Saya ditugaskan untuk menjaga nona dengan seluruh jiwa dan raga saya. Saya tidak peduli anda siapa, tapi saya tidak terima perilaku sekecil apapun yang kurang sopan pada nona saya bahkan jika anda pemilik negara ini sekalipun!" kata Felix dengan tegas sambil memperkuat cengkeraman tangannya pada Leo.

"Banyak bicara sekali kamu! awas saja jika nanti aku bertemu Presdir Cervan, aku pasti akan mengadukanmu padanya! jangan salahkan aku jika kamu di pecat nanti!" teriak Leo yang tidak terima.

"Silahkan saja, akan saya nantikan itu" kata Felix dengan raut wajah datar sambil melepaskan cengkraman tangan nya pada Leo dengan kuat.

"Tu.. tuan muda, saya mohon jangan membuat gaduh di pinggir jalan seperti ini" saut supir pribadi yang dibawa Leo yang tiba tiba turun dari mobil setelah melihat Leo beradu mulut dengan Felix.

"Huh.. baiklah, aku akan kembali ke mobil. Chaterine, lihat saja suatu saat nanti aku pasti bisa mendapatkan hatimu itu. Dan kamu, jangan berfikir bahwa urusan kita selesai di sini!" kata Leo sambil menunjuk Felix di akhir perkataannya.

Dengan raut wajah yang kesal, Leo pun masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil dengan keras. 

"Saya minta maaf atas perlakuan kurang mengenakkan tuan saya tadi," kata supirnya sambil membungkuk memohon maaf.

"Sudahlah, aku tidak apa apa" ujar Felix yang merasa biasa saja.

"No.. nona Chaterine, saya mohon jangan sampai tuan Cervan tau apa yang dilakukan majikan saya hari ini" kata pak supir sambil memelas.

"Iya, tidak usah khawatir. Aku tidak akan bilang apapun pada ayahku," jawab Chaterine sambil tersenyum.

"Hei, pak tua! kenapa lama banget sih! aku pulang sendiri nih!" teriak Leo dari dalam mobil.

"Maaf, saya harus buru buru pulang" kata pak supir dengan terburu buru.

Pak supir pun langsung kembali ke dalam mobil setelah meminta maaf. Tak lama kemudian mobil Leo pergi dan meninggalkan Felix juga Chaterine yang masih berada di pinggir jalan.

"Sebaiknya kita segera mencari bengkel," kata Felix setelah mobil Leo meninggalkan mereka berdua.

Chaterine hanya diam dan tidak menjawab.

"Nona?" tanya Felix yang bingung kenapa Chaterine hanya diam saja sambil menengok ke arah Chaterine.

"Anda kenapa? apa ada yang membuat anda tidak senang?" tanya Felix yang merasa bingung melihat ekspresi wajah Chaterine yang terlihat murung.

"Kenapa.. kenapa tadi kamu tidak membiarkanku memukul wajah jelek si bodoh itu? berani beraninya dia menghinamu di depanku tadi? rasanya tanganku ini sangat gatal sampai ingin membuat wajahnya babak belur," kata Chaterine meluapkan kekesalannya.

"Pfttt.. hahaha," Felix tertawa terbahak bahak.

"Apa.. apanya yang lucu? kenapa tertawa begitu?" tanya Chaterine dengan cemberut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Adalah Putri Presdir   Merobek Surat Kontrak

    Kini Andreas merasa panik, ia berusaha memikirkan segala cara agar posisinya saat ini dapat ia pertahankan. Karna tentu saja dengan pembatalan kontrak ini, yang mendapatkan rugi hanya dirinya saja, karna bahkan JIAN GROUP bisa membayar model yang lebih terkenal darinya.Andreas pun langsung berlutut di bawah kaki Cervan. Ia terus memohon dengan melas, meminta kemurahan hati Cervan untuk memaafkannya. “Ti, tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu.” ujarnya.Cervan pun menatap Andreas dengan jijik, karna ia baru menyesal setelah melakukannya. “Cih, harusnya kamu pakai dulu otakmu itu sebelum melakukan sesuatu yang sia-sia. Apa kamu terlalu menganggapku remeh hanya karna mendapatkan satu kali kontrak denganku?” ucap Cervan yang terus menyombongkan dirinya sendiri.Dengan mengesampingkan harga diri maupun rasa gengsinya, Andreas mengucapkan kata maaf dari mulutnya sendiri. “Saya bersalah! Saya minta maaf!” teriaknya terus memoh

  • Aku Adalah Putri Presdir   Hendak Membatalkan Kontrak

    Cervan tersenyum mendengar pertanyaan pertama yang di ucapkan reporter barusan, seolah sudah memprediksinya. “Untuk saat ini, hal itu masih rahasia. Namun seluruh dunia bisa mengetahuinya sendiri besok. Karna, kami akan langsung mengeluarkan produk terbaru kami dan meluncurkannya ke pasaran mulai dari besok. ” jawab Cervan dengan percaya diri.Setelah itu, berbagai pertanyaan seputar produk baru yang akan di keluarkan JIAN GROUP terus di keluarkan. Chaterine dan Cervan, terus menjawabnya dengan bergantian. Dari tadi, Andreas seolah tidak di beri kesempatan untuk menjawab.Namun setelah sekian lama, akhirnya ada wartawan yang bertanya mengenai hubungan di antara Andreas dan Chaterine. Apalagi dengan pernyataan Andreas tadi pagi yang bisa membuat orang salah paham, publik langsung mengambil kesimpulan tersendiri bahwa ia dan Chaterine memang benar sepasang kekasih.“Bagaimana dengan hubungan di antara tuan muda Andreas dan juga nona Chateri

  • Aku Adalah Putri Presdir   Reporter

    Chaterine seolah memberi sinyal lewat tatapannya. Ia secara tidak langsung meminta Rogger untuk segera meraih ponsel yang di berikan padanya. Melihat arti dari tatapan Chaterine padanya, membuat Rogger mau tidak mau harus meraih ponsel yang di berikan padanya dengan terpaksa. Akhirnya, Rogger memfotokan mereka hingga beberapa kali dengan raut wajah yang terkesan terpaksa. Setelah selesai, Rogger mengembalikan ponsel milik pria tadi dengan wajahnya yang cemberut. Ia merasa muak dengan para pria yang sengaja mendekati Chaterine, meskipun Chaterine sebenarnya sudah memberikan ijin. Setelah selesai, banyak sekali yang mengucapkan rasa terimakasih pada Chaterine. Chaterine pun membalasnya dengan senyum andalannya. Kemudian ia segera pergi untuk mencari ayahnya. **** Dari saat memfotokannya tadi hingga kini, raut wajah Rogger sama sekali tidak be

  • Aku Adalah Putri Presdir   Terlihat Tidak Senang

    Saat hendak menjawab bisikan Chaterine padanya barusan, Felix merasakan adanya tanda-tanda kedatangan orang dengan suara ketukan langkah kaki. Felix dengan cepat menutupi wajahnya kembali dengan mantel yang ia bawa. “Nona, sepertinya ada yang datang.” bisiknya sambil menengok ke arah datangnya suara. Mendengar hal itu, Chaterine pun panik. Ia langsung memikirkan segala cara untuk menyembunyikan keberadaan Felix. Berbeda pada saat di kamarnya, di studio ini tidak ada celah untuk bersembunyi. “Ba, bagaimana ini? Kamu harus bersembunyi!” ujar Chaterine dengan panik. Meskipun Chaterine terlihat resah memikirkan bagaimana cara agar Felix bisa tidak ketahuan, justru Felix malah terlihat santai saja. Felix tersenyum melihat nona nya yang manis itu terlihat gelisah. “Saya tidak perlu bersembunyi,” katanya dengan santai. Ekspresi wajah Chaterine langsung berubah jadi tercengang melihat Felix yang masih bisa tersenyum di situasi seperti in

  • Aku Adalah Putri Presdir   Tidak Menyangka

    Sebagai seorang model yang baru saja merangkak naik, tentu saja menjaga citra dan harga diri merupakan hal yang paling penting untuk Andreas. Bagaimana jadinya jika ia di kabarkan telah melakukan pelecehan, bertindak semena mena, serta membuat berita bohong soal hubungan diantara mereka? Tentu saja hal ini akan berdampak pada karir yang baru saja ia rintis itu.Setelah mengingat kembali hal itu, setidaknya membuat rasa bersalah Chaterine berkurang meskipun hanya sedikit. Chaterine merasa ia juga sudah bertindak sewajarnya dan cukup berbaik hati pada Andreas yang telah sering kali membuatnya merasa tidak nyaman.Di tengah keheningan saat itu, tiba-tiba Chaterine di kejutkan dengan lengan besar seorang pria yang seketika menariknya dari balik tembok. Tangan pria itu langsung menarik tubuh Chaterine, kemudian menutup mulutnya agar tidak berteriak sehingga menarik perhatian banyak orang.Namun anehnya, pria ini tidak menutup mulut Chaterine dengan kain yang telah di

  • Aku Adalah Putri Presdir   Memberi Peringatan

    Chaterine mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang sedang melingkar di pinggangnya. Chaterine tak ingin membuat keributan ataupun membuat dirinya terlihat aneh. Jadi Chaterine mencoba untuk melepaskannya senatural mungkin. Namun tetap saja tangan Andreas tidak bisa lepas dari pinggangnya, Andreas sengaja melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang Chaterine sambil tersenyum seolah tak tau apa-apa. Chaterine terpaksa melanjutkan pemotretan yang sedang berlangsung itu dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Ia harus menahan amarahnya, apalagi kini ayahnya sedang tidak ada disini. “Pemotretannya sudah selesai. Terimakasih untuk kerja keras kalian hari ini.” tak lama kemudian, akhirnya pemotretan itu selesai dengan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya, Chaterine bisa bertahan dengan baik hingga akhir. Begitu pemotretan selesai, Chaterine langsung menarik tangan Andreas dan mengajaknya untuk pergi ke sebuah ruangan yang sama sekali tidak ada o

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status