Share

11.

last update Last Updated: 2025-12-12 20:18:53

LATIHAN RONDE KEDUA

Ling Xuan berdiri tegak, napasnya teratur, tubuh dikelilingi uap panas tipis yang naik dari kulitnya.

Sementara itu, Lava Maw berdiri di seberang. Bulu-bulu api tegak seperti duri, matanya sudah berubah menjadi emas menyala, tanda ia membuka kekuatan inti magma lebih dalam.

“Tuan… ronde kedua tidak akan sama seperti tadi. Aku akan serius… sedikit," kata Lava Maw.

“Sempurna,” jawab Ling Xuan tenang, tanpa ragu sedikit pun.

Lava Maw menggeram kecil. “Sebelumnya aku hanya menggunakan kecepatan. Sekarang… aku akan menambahkan ledakan.”

Tanah di bawah kaki kucing magma itu mulai meleleh, berubah menjadi kolam lava kecil.

Ling Xuan bersiaga.

WHUUUS!!

Tiba-tiba Lava Maw menghilang lagi. Namun kali ini tidak dalam garis lurus.

Ia muncul, menghilang... muncul lagi, dalam pola zig-zag, meninggalkan jejak api di udara seperti kilat merah.

Lebih cepat dari tadi.

Ling Xuan menajamkan fokusnya.

BOOM!!

Sebuah bola magma kecil ditembakkan dari mulut Lava Maw, untuk memaksa Ling Xu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   20.

    Tetua Mo menyipitkan mata.Ia akhirnya berbicara. “Sejak kapan ini terjadi?”Bai Zhenhai menelan ludah. “Sejak kembali dari lembah… ia sering berbicara sendiri. Kadang terdiam lama. Kadang memanggil nama itu.”Bai Yuer tersenyum tipis, senyum yang salah tempat.“Dia bilang… aku akan baik-baik saja,” gumamnya. “Dia selalu bilang begitu…” Tangannya bergerak pelan, seolah meraih sesuatu yang tidak ada. “Hangat…” bisiknya. “Masih terasa hangat…”Tetua Mo menarik napas dalam. Ia menutup matanya sejenak, lalu membukanya kembali. Bukan jejak beast agung. Melainkan satu kemungkinan yang jauh lebih sederhana, dan jauh lebih menyedihkan. Gangguan jiwa akibat trauma ekstrem dan kehilangan.“Kultivator muda,” ujar Tetua Mo akhirnya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya, “jiwamu terlalu terluka.”Bai Yuer tidak menjawab. Ia hanya menunduk, air mata jatuh satu, membasahi selimut.Tubuh Bai Yuer yang semula gemetar tiba-tiba menegang. Getaran halus pada bahunya berhenti mendadak.Lalu, ia mendongak

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   19.

    Fajar datang dengan tenang.Kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu Sekte Batu, menyerap sisa panas malam dan menggantinya dengan hawa dingin yang jernih. Lonceng pagi belum dibunyikan, para murid masih berada dalam siklus pernapasan pertama mereka.Namun di Kediaman Kepala Sekte, ketenangan itu pecah. Langkah kaki terdengar di jalur batu utama. Setiap pijakan seolah membuat tanah sedikit… menunduk.Bai Zhenhai yang sedang menyesuaikan jubahnya berhenti seketika.Alisnya berkerut. “Langkah ini…” gumamnya pelan.Sebelum ia sempat mengirimkan indera spiritual, bayangan seorang lelaki tua telah muncul di ujung halaman. Rambutnya putih keabu-abuan, tidak terurai rapi, tidak pula acak-acakan. Jubahnya polos, tanpa lambang, tanpa penanda jabatan. Namun justru karena itulah, ia tidak mungkin disalahartikan.Bai Zhenhai menarik napas dalam, lalu melangkah maju dan menangkupkan tangan.“Tetua Mo.”Lelaki tua itu berhenti tiga langkah dari ambang aula. Matanya tajam, dalam, seolah telah meli

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   18.

    Bai Yuer menutup jendela perlahan.Begitu daun kayu itu rapat, udara di dalam kamarnya langsung berubah. Tidak terasa menekan, namun ada energi asing.Seperti benang-benang Qi yang sangat halus, menyentuh dinding, lantai, langit-langit, lalu saling terhubung membentuk pola yang tidak ia kenali. Bai Yuer tidak bergerak. Ia berdiri di tempat, punggung tegak, napas teratur. Hanya matanya yang menyipit tajam, memindai aliran energi di sekelilingnya.“Hmmm…” gumamnya pelan.Tangannya mengepal perlahan di balik lengan bajunya. 'Jadi… seseorang menyadari energi Ling Xuan?'Namun bukan kepanikan yang muncul di hatinya. Melainkan pemahaman yang dingin dan jernih. Ia melangkah perlahan menuju meja, duduk seperti biasa, lalu menuangkan secangkir teh yang sudah dingin.Dalam pantulan cairan teh itu, ia melihat wajahnya sendiri, tenang dan terkendali.Mereka hanya merasakan sisa resonansi. Jejak hangat, sesuatu yang sudah berlalu. Dan justru di situlah letak keunggulannya."Logika kalian, tidak a

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   17.

    Sepertiga malam terakhir telah tiba, waktu ketika Qi langit dan bumi berada pada titik paling hening, dan bahkan formasi penjaga Sekte Batu sedikit melemah untuk beradaptasi dengan aliran alam.Ling Xuan menunduk menatap Bai Yuer yang bersandar di dadanya. Napas gadis itu sudah lebih stabil, namun wajahnya masih pucat, jelas belum pulih sepenuhnya.“Kau tidak boleh berjalan jauh dalam kondisi ini,” katanya pelan.Bai Yuer hendak membantah, namun tubuhnya sendiri yang berkhianat. Sedikit saja ia mencoba mengalirkan Qi, kepalanya langsung terasa pusing.“…Aku tahu,” akhirnya ia mengangguk kecil. “Tapi… kamu juga tidak bisa terus tinggal di sini, kan?”“Karena itu,” Ling Xuan mengangkat pandangan, “Aku akan mengantarmu pulang.”Di dekat akar pohon, Lava Maw menggerakkan tubuh kecilnya dengan susah payah. Nyala apinya masih redup, retakan di inti magmanya belum sepenuhnya tertutup.Ling Xuan berdiri, lalu berjongkok di hadapan kucing api itu.“Lava Maw.”“Ya, Tuan…” jawabnya lemah, namun

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   16.

    Cahaya merah dan putih perlahan memudar.Pusaran Qi yang tadi berputar lembut akhirnya menghilang sepenuhnya, meninggalkan keheningan hangat di bawah pohon batu raksasa itu. Api Batu Api Langit di dada Ling Xuan berdenyut tenang, stabil, seolah akhirnya tertidur dengan puas.Ling Xuan menghela napas panjang.Tubuhnya terasa… utuh. Tidak ada lagi retakan meridian. Tidak ada rasa panas liar yang menggerogoti dari dalam. Setiap tarikan napas mengalirkan kekuatan padat, kokoh, jauh lebih terkendali.Ia menunduk, menatap Bai Yuer yang masih berada di bawahnya.“Yuer…?” panggilnya pelan.Namun, tidak ada jawaban.Wajah gadis itu pucat, bulu matanya bergetar halus, napasnya dangkal. Tubuhnya terasa ringan.Ling Xuan membeku.“Yuer?” Kali ini suaranya sedikit meninggi. Ia cepat membalikkan posisi, mendudukkan tubuhnya dan menopang Bai Yuer di lengannya. “Yuer!”Kepala Bai Yuer terkulai ke samping. Tidak sadarkan diri.“Kenapa dia tidak bangun?” gumam Ling Xuan, suara dinginnya pecah.Ia seger

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   15.

    Di bawah pohon batu raksasa itu, udara terasa hangatvuntuk malam di Lembah Neraka Batu.Bai Yuer masih menopang tubuh Ling Xuan, napasnya belum sepenuhnya tenang. Tiba-tiba, lelaki itu berbalik beradapan.Merangkul pinggangnya cukup kuat, sebelum Bai Yuer sempat bereaksi, tubuhnya sudah tertarik masuk ke dalam pelukan Ling Xuan.Gadis itu terkejut, dadanya membentur dada lelaki itu. Panas menyebar seketika, panas yang teratur, stabil, seperti dua aliran Qi yang akhirnya bertemu jalur yang sama.Suara Ling Xuan terdengar rendah, serak, dalam keadaan sadar sepenuhnya.“Yuer,” katanya pelan, seolah takut jika suara sedikit lebih keras akan membuat semua ini lenyap.“Kau benar-benar datang tepat waktu.” Napas memburu terasa di sisi lehr Bai Yuer.Gadis itu membeku. Tangannya masih menempel di lengan Ling Xuan. Ia bisa merasakan denyut jantungnya kuat.Ling Xuan menurunkan kepalanya sedikit, bibirnya menyentuh leher. “Apakah racunmu kambuh lagi?” tanyanya cemas, protektif, sepenuhnya nalur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status