Share

Pov Haris

pov Haris

Tak disangka, Ibuk dan Suci pulang sambil menangis. Kata mereka, Rini mengumpat. Awas, ya, kamu Rin.

Tanpa mendengar penjelasan Ibuk dan Suci, aku melenggang pergi. Aku harus mendengar penjelasan Rini, kenapa bisa, Suci dan Ibuk sampai menangis.

Dengan kecepatan tinggi, aku sampai rumah. Pintu rumah dalam keadaan tertutup.

Braak

Aku menendangnya. Emosiku sudah meletup-letup.

"Dek, ngomong apa kamu sama, Ibuk?" cecarku pada Rini.

Bukannya menjawab, dia malah terlihat santai, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu ngomong apa tadi, sama Ibuk?" bentakku lagi. Aku sangat emosi dibuatnya.

Rini malah meninggalkanku, lalu mencuci tangan dan mengelapnya.

"Rin ...," geramku karena tak kunjung menjawab.

"Kamu dengar aku gak, sih?" bentakku lebih keras lagi.

"Kamu bentak aku, Mas?" tanyanya.

Ya, ini pertama kalinya aku membentaknya. Aku benar-benar khilaf.

"Dek, tadi kamu ngomong apa sama Ibuk dan Suci. Mas cuma mau tau aja," aku mencoba mengambil hatinya.

"Gak ngomong apa-apa kok, Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status