Share

Rujuk

Reflek, aku dan Ibas saling menjauh. Biar bagaimanapun, kami sudah dewasa, bila berdekatan begini, bisa menimbulkan fitnah. Sementara Ibas, menatapku penuh tanda tanya.

"Baru kemarin, aku menjatuhkan talak padamu. Sekarang, sudah dapat mangsa baru."

Haris, siapa lagi kalau bukan si mulut lemas itu. Hilang sudah rasa hormatku padanya. Tak sudi rasanya memanggil dia dengan sebutan, Mas Haris.

Aku diam saja, malas menanggapinya. Kuakui, aku juga salah, tidak bisa menjaga sikap di depan Ibas.

"Apa maksudmu?" tanya Ibas.

"Seperti yang kamu dengar tadi, dia sudah jadi janda," tekan Haris santai.

"Janda?" tanya Ibas heran seraya menatapku.

Aku mengangguk lemah.

"Ya, dia sudah janda, bekasku."

Bugh!

Tak disangka-sangka, Ibas menonjok mulut Haris. Haris yang tidak siap, sedikit terhuyung ke belakang. Terlihat, darah merembes dari ujung bibirnya. Sepertinya, Ibas tidak main-main.

"Ibas!" Kuseret tubuhnya untuk menjauhi Haris. Ibas yang bersiap memukul kedua kalinya, segera kutarik. Cengkraman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status