Share

Move On!

Penulis: Ri Chi Rich
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-19 15:49:06

“Hai, Sayang!”

Wanita itu mendudukkan dirinya di atas pangkuan Reza. Tak lupa, tangannya ia kaitkan di leher sang CEO dengan manja. "I miss you honey! Daddy tadi meneleponku. Dia mengingatkan tentang makan malam keluarga nanti malam. Kamu nggak akan lembur lagi dan kita bisa dinner bareng keluargaku, kan Sayang? Daddy dan mommy sudah sangat merindukan kita, loh."

'I-itukah istrinya?'

Rania jadi berpikir demikian, sebab wanita itu begitu bangga memamerkan kemesraan mereka di hadapan David, juga dirinya. Terlebih, Reza yang tidak menolak perilaku manja wanita itu, tak mungkin wanita itu bukan siapa-siapa, kan?

Tentu tak ada yang bisa dilakukan oleh Rania selain menunduk dan menelan salivanya berusaha untuk tidak mengubah mimik wajahnya dan terlihat biasa saja selama ada dalam ruangan Reza.

"Hmm, kita akan ke sana."

"Yes! Makasih ya Sayang, daddy pasti seneng banget kalo kita dateng. muah!"

Bibir wanita itu kembali mengecup Reza yang membuat hati Rania semakin remuk. Sesuatu yang menyesakkan dan mengganggu dirasakan hatinya. Meski Rania tetap berusaha profesional, dia tak memungkiri ada rasa kesal kala matanya tanpa sengaja mengintip kemesraan mereka.

"Kalau gitu sekarang yuk kita siap-siap cari baju dulu! Aku juga ingin nyalon dulu dan kamu kan nggak mungkin pakai baju kayak gini, Sayang. Aku ingin kamu tampilannya lebih fresh!"

"David, kosongkan jadwalku hari ini!"

"Yuk berangkat, Sayang!" Wanita itu sudah berdiri dari pangkuan Reza dan menarik tangan pria itu supaya cepat-cepat berdiri, seolah tak sabar dengan acara yang akan mereka hadiri.

"Sayang, kira-kira kita kasih kado apa ya buat daddy?"

"Menurutmu?"

"Gimana kalo kamu minta kakek buat goal-in project kilang minyak onshore-nya daddy? Kurasa itu bakal jadi hadiah ulang tahun yang bikin daddy seneng deh, Sayang!"

Rania tidak bisa mendengar lagi obrolan mereka selanjutnya apa karena pintu ruangan itu sudah ditutup dan menyisakan David dengan Rania saja di dalamnya.

"Rania kamu bisa kembali ke Light Up. Buat rekapan laporan dan saya rasa pekerjaanmu di sini sudah selesai. Nanti saya minta Desi untuk menyiapkan sopir kantor yang akan mengantarmu ke Light Up."

"Oh, tidak usah diantar Pak David. Saya bisa naik taksi kok. La-lagian ini dekat dengan jam istirahat dan saya mau beli sesuatu dulu untuk makan siang di luar sebelum kembali ke kantor."

Matahari bersinar cukup terik siang ini. Rania tahu, seharusnya dia langsung naik taksi ke Light Up usai menolak tawaran David soal sopir perusahaan yang akan mengantarnya tadi. Namun, yang dia lakukan sekarang justru menghabiskan waktu untuk menyusuri trotoar sambil menumpahkan semua tangisnya saat berjalan.

'Tak bisakah kau berhenti menangis, Rania? Lagian kejadian ini sudah lama sekali tapi kenapa kau masih terus saja menangisinya?’

Rania juga tidak tahu apa yang dia inginkan dengan menangis begitu. Bukankah seharusnya dia sudah tahu kalau Reza tidak lagi menginginkannya sejak mereka berpisah?

Lagi pula memang tidak ada hubungan serius di antara mereka saat ini kecuali sebagai CEO dan sekretaris di Light Up. Lalu, kenapa dia masih menangisi Reza? Apa yang Rania harapkan?

‘Kenapa aku terus menangisi Reza? Ayo move on, Rania! Kamu masih punya Marsha!'

Kata-kata itu terus digaungkan Rania di dalam hatinya dan membuat dirinya punya kekuatan untuk memberhentikan taksi, kembali ke kantornya dan menyelesaikan semua pekerjaannya.

MOVE ON!

Entah berapa ratus kali Rania sudah mengutarakan itu di dalam hatinya setiap kali dia mengingat tentang Reza.

Rania berhenti menangis. Rania mencoba fokus hingga semua pekerjaannya bisa diselesaikan dan dia bisa pulang tepat waktu karena selama ini Rania selalu saja lembur dengan pekerjaan yang menumpuk dari Reza dan revisi yang tidak ada habisnya

"Mamaaaaaa!"

Senyum dan tawa bahagia dari seorang gadis kecil yang melihat mamanya menjemputnya di sekolah, membuat mood Rania semakin baik, sore itu.

Rasa sakit yang ditorehkan Reza memang belum hilang sepenuhnya tapi bocah itu berhasil membuat Rania merasakan secercah kebahagiaan saat tangan kecilnya melingkar di leher Rania. Cinta yang tulus diberikannya untuk Rania dan wanita itu tahu dari cara putrinya mengecup dahinya dan mengecup pipinya, memang memberikan harapan dan semangat baru untuknya.

Rania tahu kalau dirinya tidak boleh menyerah. Rania tahu dia harus tetap berjuang demi putrinya. Meski Rania juga tahu kalau dirinya kemungkinan akan mengalami masa-masa berat beberapa minggu ke depan.

'Tapi aku tidak akan pernah membiarkan putriku kesulitan! Aku harus mendapatkan pekerjaan baru sebelum Reza memecatku. Karena dia memang tidak menginginkanku di perusahaan itu!' bisik hati Rania mengingatkan pada dirinya sendiri.

Bayang-bayang kesulitan ekonomi yang pernah menghimpitnya beberapa tahun lalu memang tidak pernah bisa dilupakan oleh Rania. Kehidupan ekonominya sebelum bertemu dengan perusahaan tempatnya bernaung sekarang memang bisa dikatakan turun naik dan sangat buruk!

Rania tidak mau lagi terjebak dalam masalah itu apalagi sekarang putrinya membutuhkan dana lumayan besar untuk sekolah dan biaya hidup.

"Mama, ni dali om Amal buat Acha!"

"Amar?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Mara Mahesti Putri
racun aja tu perempuan biar gak jd ama Reza ...
goodnovel comment avatar
putri eka
gila ya,baru bab 3 gue udah ninggalin air mata.........
goodnovel comment avatar
Ira siregar
semangat Rania...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu   SLICE OF LIFE

    Delima: Mana ku tahu. Dia baru kembali beberapa jam yang lalu. Mungkin dia ingin memberikan surprise padamu.Shaun, dia menempuh kuliah S1 dan S2-nya di Jepang dan semuanya mendapat beasiswa. Hari ini kepulangannya dan Alila sungguh tak percaya kalau temannya itu sudah datang tanpa meneleponnya.Alila: Berikan teleponnya padanya.Shaun: Hai Alila.Delima pun menurut. Dan kini suara seseorang sudah membuat Alila begitu murka padanyaAlila: Kau. Sahabat macam apa kau pulang tidak bilang-bilang padaku?Shaun: Dengar dulu, aku-Alila: Tak mau. Aku lagi marah padamu Shaun.Yah, sudah terbayang memang bagaimana kesalnya Alila karena tidak diberitahukan tentang kedatangan pria itu. Padahal selama ini komunikasi mereka cukup lancar. Tapi kenapa dia harus tahu dari orang lain tentang kedatangan Shaun?Shaun: Baiklah, aku minta maaf, aku ingin kasih kejutan padamu.Alila: Maafmu tidak diterima. Cepat temui aku di plaza dan bantu aku mengurus empat monster kecil ini. Bawa juga Delima. Dia yang pa

  • Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu   ROMEO

    "Alila, kau dengar aku tidaaaak?""Dengaaaar, sabarlah Darwin, kan aku masih berpikir!"Entah kenapa Alila jadi mengingat ini. Sampai dia diam beberapa detik dan Darwin mengomel.Bayangan tentang Arthur memang tidak bisa dilupakannya dengan mudah. Ini yang membuatnya kembali menunjuk pekerjaan pada Darwin."Jangan bilang kau akan menunda lagi. Atau jangan-jangan kau menunda terus supaya aku berpaling dari Delima padamu.""Dih, kau pikir aku menyukaimu Darwin? Ish.""Habis, lama sekali sih. Aku sudah tidak sabar. Apa kau tidak mendukungku bersama dengannya dan hanya menipuku selama ini?"Darwin memang tidak sabaran. Delima memang sangat cantik sekali dan Darwin menyukainya sejak pandangan pertama. Alila jadi terkekeh lagi melihat bagaimana kesalnya Darwin padanya.Hubungannya dengan Darwin tidak se-kaku hubungan antara Reza dengan David. Mereka tak pakai panggilan resmi. Di tempat kerja, panggilan nama seperti ini juga tak masalah. Tak jarang mereka juga ribut satu sama lain di depan k

  • Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu   HATI SIAPA YANG TAHU?

    "Amar, Caca akan melahirkan!"Cuma sebelum siapapun merespon, Alila sadar duluan. Darah segar pun mengalir begitu saja yang membuat Amar cemas, Alila memekik."Kenapa kau diam saja? Cepat bawa istrimu ke dalam!"Reza juga panik. Dia segera mungkin membuka ruangan dan memanggil dokter untuk mempersiapkan operasi kedua yang jaraknya bahkan tak lebih dari seperempat jam dari Rania yang baru selesai.Caca tidak bisa diminta lahiran normal karena masalah di kepalanya dikhawatirkan akan mengganggu kesehatannya.Sekarang saja masalah di otaknya belum sembuh betul. Ya memang kondisinya sudah lebih baik. Caca bisa bertahan mengingat seseorang lebih dari seperempat jam. Bahkan rekor, pernah setengah jam dia tak bertanya dan bisa fokus ke obrolan tanpa gangguan. Tapi tetap saja, lahiran normal ini resiko berat."Papa. Amar. Bisa tidak sih kalian tidak bolak-balik? Mengganggu penglihatanku saja!"Tadi saat Rania melahirkan, Reza masih bisa tenang hanya menggenggam tangan Alila dan merangkul putri

  • Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu    MARBLE DEVAN

    "Aku tidak jadi bicara denganmu. Akan kupikirkan lagi bagaimana aku harus menyingkirkanmu!"Lagi-lagi jawaban yang membuat kepala David pening."Reza kau ingin aku mengundurkan diri kah?"Amar tak mengerti apa yang sedang mereka perdebatkan tapi sepertinya dia melihat sisi positif dari sikap David yang menekan Reza ini."Kau tidak perlu mengundurkan diri kalau Reza memang membenciku, David. Dia masih berpikir kalau aku ingin merebut Rania-""BUKAN HANYA RANIA!" Reza memekik."Kau pikir masalahku denganmu hanya karena itu? Aku membencimu karena kau selalu mengganggu hidupku, selalu mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."Bingung juga Amar mencernanya. Karena dia merasa tidak mengambil apapun dan bahkan dia sudah mengembalikan Rania kepada Reza.Dia tidak mengganggu hubungan mereka selama mereka bersama, dia tidak datang kecuali dia ingin mengecek DNA Caca barulah dia muncul."Sudah Amar, tidak perlu dipikirkan. Reza hanya cemburu tentang Marsha. Kau bersama dengan Marsha dari d

  • Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu   SHADOW COMPANY

    "Kau jaga Marsha. Aku akan bicara dengan suaminya tentu dia sendirian di dalam kamarnya, temani dia."Tapi Reza tidak mengizinkan Alila ikut.Dan putrinya pun menurut meski saat ini David yang melihat ini dia menatap tak suka pada Reza."Kenapa kau?""Aku ikut kau bicara dengannya. Tapi jika kau berani mencoba mengganggunya maka aku akan menyelamatkannya Reza. Kau temanku tapi aku tahu kalau menyerang Amar adalah tindakan yang salah."Ini hanya sebatas kekhawatiran David kalau Reza akan melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh kakeknya Frederick dulu. Bersikap baik pada Rania tapi di belakang dia menusuk Rania. Membuat wanita itu kesulitan dan bahkan Frederick adalah orang yang patut disalahkan untuk semua kejadian yang menimpa Marsha.Tidak mungkin Marsha diculik dan mengalami luka di kepalanya yang parah jika Frederick melindunginya."Kau ingin menentangku?"Dan tentu saja pembicaraan ini terjadi setelah Alila keluar dan dia menuju kamar Caca dan Amar. Reza mengingin

  • Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu   BIAR WAKTU YANG MENJAWABNYA

    "Papa?""Papa Reza, Marsha.""Sssh, Papa Rezanya Marsha, om Amar?""Hm, papanya Marsha. Papanya Marsha juga sudah kangen sekali dengan Marsha dan ingin sekali memeluk Marsha."Ada senyum dari wanita yang sedang ada dalam rangkulan Amar itu dan Reza juga menegang saat Amar mengatakannya.Tidak terbesit dalam pikiran Reza sama sekali kalau Amar akan membahas tentang dirinya pada Marsha dengan cara seperti ini setelah sebulan lebih Reza terus berpikir negatif tentang Amar dan cemburu padanya."Baca ini Reza."Amar memberikan handphone yang diambil David agar Reza baca.[Reza kemarilah. Putrimu yang ini juga ingin dipeluk olehmu. Dia memegang tanganku kencang sekali saat kau memeluk adiknya, Alila.]"Eh tentu Papa, kau harus memeluknya."Alila yang mengintip isi pesan itu, melepaskan diri dan dia khawatir sekali kalau kakaknya akan cemburu padanya.Dia meninggalkan Reza sendiri dan memberikan jarak agar papanya bisa mendekat pada Marsha di mana Amar juga memberikan jarak."Om Amar, dia pa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status