Share

Kian, aku takut

Kian mengambil lap yang kubawa lalu meletakkannya asal. Tatapan teduhnya mampu menghipnotis bahkan seketika pandanganku hanya dipenuhi dirinya saja. Seolah poros kehidupanku yang baru hanya akan bermuara padanya.

Tangan kirinya mulai menarik pinggangku mendekati tubuhnya yang tinggi. Dan tangan kanannya perlahan membelai pipiku dengan wajah dimiringkan ke kanan. Lalu tatapannya seperti memindai seluruh wajahku ke dalam panglihatannya dan berakhir di bibirku.

Pandangan Kian membuat dahaga di sanubariku berteriak meminta pelepasnya. Kian, dia wujud lelaki sempurna penghapus dahaga kaum hawa yang lemah akan cinta sepertiku. Menikmati ciuman dan belaian darinya seperti membuat oase di tengah gersangnya padang pasir.

Demi apapun, setiap tatapan teduh matanya seolah memiliki mantra pengendali jiwa ragaku, apapun yang ia lakukan pada ragaku selalu saja tidak ada penolakan.

Kian mulai mendekatkan wajahnya dengan aku masih menikmati belaian lembut jemari seksinya di pipiku. Astaga Tuhan, ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status