Share

Luka di masa lalu

Kian menyodorkan air mineral yang sudah dibuka tutupnya dan roti sobek yang lezat. Setelah menandaskan roti itu kami segera masuk pesawat karena sudah mendekati jadwal take off.

Satu hal yang aku tahu sejak check in, bahwa seat-ku dan Kian berbeda. Itu adalah hal membuatku kurang senang padahal aku ingin sekali bersebelahan dengannya.

Dia bukan kekasihku tapi aku seperti ingin membari tali pada tubuhnya agar selalu dekat denganku, begitu juga sebaliknya.

Di dalam pesawat, ia duduk bersebelahan dengan seorang perempuan yang lebih dewasa dariku. Jujur terbersit rasa cemburu dan malas melihat mereka berdua terlibat obrolan kecil yang nampak menyenangkan.

Menyebalkan!

'Sama orang lain supel. Sama gue galaknya amit-amit!' Kesalku dalam dada.

Sayup-sayup suara mereka berbincang terdengar so sweat. Tapi hal itu seperti anak panah yang menghunus telingaku.

Aku berkali kali mengubah posisi duduk agar lebih nyaman untuk mengusir kegalauan.

Lebih kesal lagi, perempuan yang duduk bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status