Share

Bab 199

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2025-05-09 14:38:26

Pasword apartemen Tere sudah diubah, Zidan tidak lagi bisa masuk dengan leluasa.

Akan tetapi dia tidak kehabisan akal untuk bisa membuka pintu.

Dia pun meminta seseorang untuk datang dan merusak pintu tersebut.

Tak sia-sia, dengan sangat mudah Zidan pun bisa masuk.

Ketika melangkah masuk dia langsung melihat sofa dan di atas meja tersebut ada beberapa botol minuman.

Disebelahnya ada asbak berisi puntung rok*k yang cukup banyak.

Artinya apa?

Artinya Tere masih melakukannya meskipun dirinya pernah memergokinya.

Kemudian Zidan pun menuju kamar dan melihat di atas ranjang ada banyak jenis benda haram itu.

Tak perlu susah mencarinya, semuanya sudah diperlihatkan.

"Jadi, ini tujuannya ke sini?" tanya Zidan yang sangat syok dengan semua ini.

"Sepertinya kau harus tahu banyak hal tentang dia," ucap David yang juga melihat apa yang dilihat oleh Zidan.

"Tapi, aku tidak percaya jika dia bisa seperti ini," kata Zidan lagi.

David pun mengangkat kedua bahunya seakan tidak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
semoga Tere bahagia kelak .... & cepat move on , gak lagi pake barang haram & miras ..
goodnovel comment avatar
Nurul
semgat kak tulis nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 200

    "Tapi, Mama masih berharap Zidan dan Tere bisa bersama. Bagaimana pun Kakak kamu harus berubah, dia harus bertanggungjawab," ucap Wina. "Sampai kapan, Ma?" tanya Ayunda frustasi."Kenapa harus membahas ini sekarang? Bukankah baru saja Tere kehilangan calon anaknya?""Calon cucu Mama? Kenapa harus membahas ini sekarang?" "Tere, beri waktu untuk Zidan ya. Sampai satu atau dua bulan ini dia tidak berubah juga kamu bisa meninggalkan dia, Mama yang akan meminta dia menceraikan kamu," mohon Wina. "Ma, Kak Zidan udah keterlaluan banget. Tere sampai seperti ini!" sahut Ayunda lagi, kemudian dia pun mulai menatap wajah Tere, "Kalau kamu mau cerai nggak papa, tapi kamu harus janji nggak akan pakai barang haram itu lagi," mohon Ayunda. Degh! Jantung Tere mulai berdetak kencang karena mendengar ucapan sahabatnya. Apakah Ayunda sudah tahu semuanya? Sungguh Tere tidak percaya jika Ayunda sudah mengetahuinya.Kini wajah Ayunda semakin memucat karena syok berat. "Barang haram apa?" t

    Last Updated : 2025-05-09
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 201

    Wina melihat Zidan yang baru tiba di rumah sakit, mereka bertemu di koridor rumah sakit. Wina pun menghentikan langkahnya begitu juga dengan Zidan. Sedangkan David juga ikut berhenti melangkah, dia berdiri di belakang Zidan. Plak! Tangan Wina langsung menamparnya, dia tidak lagi sanggup menahan rasa kecewanya terhadap sang anak. "Ceraikan Tere, dan kamu yang harus keluar dari rumah!" ucapnya. Zidan pun semakin dibuat terkejut mendengar ucapan Wina. Menampar dan memintanya untuk menceraikan Tere, kemudian dia harus pergi dari rumah? "Ma?" tangannya bingung. "Kamu harus pergi dari rumah, ceraikan Tere!" Wina pun kembali mengulang ucapannya dengan sangat jelas. "Maksud, Mama apa?" "Mama tahu Tere adalah wanita baik-baik, tapi kamu menghancurkannya! Kamu bisa membunuhnya perlahan dan penyebabnya adalah dendam yang tidak memiliki alasan!" ucap Wina lagi sambil menunjuk wajah sang anak. Setelah hari ini Wina sadar bahwa dirinya adalah seorang ibu yang buruk, dia gag

    Last Updated : 2025-05-10
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 1

    "Bisa-bisanya kamu selingkuh sama sahabatku, Erwin!” seru Ayunda dengan suara cukup keras. Hati istri mana yang tidak sakit melihat sendiri dengan mata kepalanya saat sang suami tengah bermesraan dengan sahabatnya sendiri di kantor? Tubuh Ayunda bahkan sampai gemetaran karena tidak menyangka akan menyaksikan sendiri hal kotor ini. Dia pikir kedekatan keduanya selama ini sebatas sekretaris dan atasan saja. Siapa sangka, keduanya berkhianat? Di sisi lain, Erwin tampak tidak merasa bersalah. Pria itu bahkan menatap Ayunda sinis. "Cukup Ayunda! Nggak usah teriak-teriak!" ucap pria itu dengan suara pelan, tetapi penuh penekanan. Ayunda sontak tertawa kehilangan akal. "Aku udah berusaha jadi istri yang baik buat kamu, tapi apa yang kamu lakukan ke aku?" kecewa wanita itu. "Alah! Nggak usah mendramatisir keadaan, Ayunda atau kamu mau semua orang tahu bahwa anak itu adalah anak haram, hah?!" ucap Erwin sambil menunjuk perut buncit Ayunda, “kamu wanita murahan yang bahkan tak t

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 2

    Beberapa bulan lalu … keadaan Ayunda sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu mabuk berat setelah merayakan hari ulang tahun salah satu sahabatnya di sebuah apartemen.Sepertinya, ada yang sengaja menukar koktail tanpa alkohol miliknya dengan minuman yang seharusnya tak ia minum."Ayunda…." Samar-samar, ia merasakan David–sahabat dan asisten kakaknya itu–sedang menepuk-nepuk pipinya.Pria itu memang ditugaskan untuk menjemputnya malam ini. Tentu, dia tak menolak karena Ayunda dan dirinya diam-diam menjalin hubungan.Ya, mereka terpaksa menyembunyikannya karena David terlahir dari keluarga sederhana, sementara keluarga Ayunda mencari calon menantu yang setara. Meski demikian, Ayunda berjanji akan membuka rahasia itu setelah lulus S2 di tahun depan!"Kak David, kok ganteng banget sih?" ucap Ayunda tanpa sadar. Tubuhnya yang panas seolah mendamba sentuhan David yang tampak terkesiap.Untungnya, pria itu berhasil mengendalikan diri.Setelah memastikan tidak ada yang melihat seperti apa

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 3

    "Itu, Kak. Soalnya Yunda kesulitan buat thesis, Ayunda kan biasanya dibantuin Kak David, atau Kakak aja yang bantuin?" ucap Ayunda memberi alibi dengan cepat. Mendengar itu, kecurigaan Zidan pun lenyap. "Kerjain aja sendiri! Oh iya, kalau David, dia pulang ke rumah orang tuanya. Mungkin dia mau dijodohkan dengan pilihan Ibunya," jawab Zidan. "Dijodohkan?" kaget Ayunda sambil berusaha untuk terlihat tetap baik-baik saja. "Iya, sudah lama dia itu dijodohkan. Bahkan, dari kecil kayanya deh sama anak sahabat Ibunya. Tunangan sejak kecil pokoknya," kata Zidan lagi. Deg! Ayunda pun kehabisan kata-kata saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Tanpa bersuara lagi, dia pun segera pergi dari sana. Sementara Zidan hanya menatap punggung Ayunda dengan santai karena adiknya itu memang datang dan pergi sesukanya selama ini. Sayangnya, pria itu tak tahu ada rasa yang berkecamuk di dada Ayunda saat ini. Bertapa runtuhnya dunia Ayunda karena mendengar ucapan sang Kakak yang tidak men

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 4

    Ayunda kembali terkesiap kala menyadari tatapan David begitu dingin padanya.Kini keduanya tampak sangat asing, padahal dulunya pernah saling mencinta dan tak jarang bergenggaman tangan dengan erat. Bahkan, ucapannya juga terdengar kasar dan asing di telinga wanita itu….. Jauh berbeda dengan yang dulu. Tapi, apa yang dapat Ayunda harapkan dari suami orang? Ayunda tersenyum getir. Namun, tiba-tiba ada gerakan dari dalam perutnya membuat Ayunda terkesiap. Mata David juga tertuju pada perut Ayunda. Akan tetapi, seperti ada kebencian terhadap apa yang dia lihat saat ini.David mengepalkan tangannya menahan rasa bencinya. "Terima kasih, aku permisi," ucap Ayunda memilih tak peduli. Dicopotnya selang infus di tangannya dengan terburu-buru. Ada setitik darah yang keluar, tapi tidak masalah. Sebab, itu tidak seberapa dibandingkan luka di hati yang terpaksa wanita itu sembunyikan dari semua orang, termasuk David. Brugh! Ayunda perlahan turun dari atas ranjang. Namun, seoran

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 5

    "David?" Dirga, ayah dari Zidan dan Ayunda, yang telah lama tidak bertemu dengan David seketika memanggilnya. Akhirnya pria itu pun tidak bisa pergi begitu saja. "Tuan Dirga," sapanya ramah. "Ayo, masuk! Kenapa hanya duduk diam di dalam mobil? Kamu pasti mau ketemu Zidan, kan?" tebak pria paruh baya itu akrab. Dia tahu seperti apa kedekatan antara anaknya dan David. Meskipun David pernah menjadi asisten anaknya, tapi mereka sudah bersahabat sejak lama. Bahkan, sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Hal ini membuat David semakin kesulitan untuk menolak. Berjalan beriringan, keduanya pun masuk, sampai David tak sengaja melihat bingkai foto pernikahan Ayunda dan Erwin dipajang di ruang tamu…. Sejenak, pria itu bahkan mematung karenanya. "Itu adalah foto pernikahan Ayunda, kamu tidak lupa seperti apa bocah itu membuatmu sibuk karena ulahnya yang bermacam-macam?" seloroh Dirga yang tak tahu pergulatan batin David saat ini. Seketika itu juga David pun tersenyum tipis–mencoba me

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 6

    Ayunda kini menuju meja makan. Perutnya sudah sangat lapar karena ternyata sejak pagi tadi belum makan sama sekali. Hanya saja, ia terkejut menemukan Erwin sudah kembali. Bahkan, David juga ikut makan malam bersama! "Yunda, duduk. Malam ini kita akan makan malam dengan tamu istimewa," ucap Wina. Ayunda pun hanya bisa mengangguk pelan menurut pada ucapan ibunya itu. Dia memilih duduk di samping Erwin dan berhadapan dengan David. "Ayunda, isi piring suamimu," ucap Wina lagi mengingatkan Ayunda akan kewajibannya sebagai istri. Ayunda kembali menganggukkan kepalanya sambil bergerak untuk mengisi piring Erwin. Isi pikirannya terlalu banyak, hingga dia tidak bisa melakukan apapun tanpa diperintahkan. "Entah kapan kita dilayani istri, ya?" keluh Zidan. "Semoga kalian juga segera nyusul, kemudian punya anak. Tidak sabar menunggu hari kelahiran calon cucu dari Ayunda dan Erwin," ucap Wina sambil tersenyum pada sang anak. Deg! Jantung Ayunda seketika berdetak lebih k

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 201

    Wina melihat Zidan yang baru tiba di rumah sakit, mereka bertemu di koridor rumah sakit. Wina pun menghentikan langkahnya begitu juga dengan Zidan. Sedangkan David juga ikut berhenti melangkah, dia berdiri di belakang Zidan. Plak! Tangan Wina langsung menamparnya, dia tidak lagi sanggup menahan rasa kecewanya terhadap sang anak. "Ceraikan Tere, dan kamu yang harus keluar dari rumah!" ucapnya. Zidan pun semakin dibuat terkejut mendengar ucapan Wina. Menampar dan memintanya untuk menceraikan Tere, kemudian dia harus pergi dari rumah? "Ma?" tangannya bingung. "Kamu harus pergi dari rumah, ceraikan Tere!" Wina pun kembali mengulang ucapannya dengan sangat jelas. "Maksud, Mama apa?" "Mama tahu Tere adalah wanita baik-baik, tapi kamu menghancurkannya! Kamu bisa membunuhnya perlahan dan penyebabnya adalah dendam yang tidak memiliki alasan!" ucap Wina lagi sambil menunjuk wajah sang anak. Setelah hari ini Wina sadar bahwa dirinya adalah seorang ibu yang buruk, dia gag

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 200

    "Tapi, Mama masih berharap Zidan dan Tere bisa bersama. Bagaimana pun Kakak kamu harus berubah, dia harus bertanggungjawab," ucap Wina. "Sampai kapan, Ma?" tanya Ayunda frustasi."Kenapa harus membahas ini sekarang? Bukankah baru saja Tere kehilangan calon anaknya?""Calon cucu Mama? Kenapa harus membahas ini sekarang?" "Tere, beri waktu untuk Zidan ya. Sampai satu atau dua bulan ini dia tidak berubah juga kamu bisa meninggalkan dia, Mama yang akan meminta dia menceraikan kamu," mohon Wina. "Ma, Kak Zidan udah keterlaluan banget. Tere sampai seperti ini!" sahut Ayunda lagi, kemudian dia pun mulai menatap wajah Tere, "Kalau kamu mau cerai nggak papa, tapi kamu harus janji nggak akan pakai barang haram itu lagi," mohon Ayunda. Degh! Jantung Tere mulai berdetak kencang karena mendengar ucapan sahabatnya. Apakah Ayunda sudah tahu semuanya? Sungguh Tere tidak percaya jika Ayunda sudah mengetahuinya.Kini wajah Ayunda semakin memucat karena syok berat. "Barang haram apa?" t

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 199

    Pasword apartemen Tere sudah diubah, Zidan tidak lagi bisa masuk dengan leluasa. Akan tetapi dia tidak kehabisan akal untuk bisa membuka pintu. Dia pun meminta seseorang untuk datang dan merusak pintu tersebut. Tak sia-sia, dengan sangat mudah Zidan pun bisa masuk. Ketika melangkah masuk dia langsung melihat sofa dan di atas meja tersebut ada beberapa botol minuman. Disebelahnya ada asbak berisi puntung rok*k yang cukup banyak. Artinya apa? Artinya Tere masih melakukannya meskipun dirinya pernah memergokinya. Kemudian Zidan pun menuju kamar dan melihat di atas ranjang ada banyak jenis benda haram itu. Tak perlu susah mencarinya, semuanya sudah diperlihatkan. "Jadi, ini tujuannya ke sini?" tanya Zidan yang sangat syok dengan semua ini. "Sepertinya kau harus tahu banyak hal tentang dia," ucap David yang juga melihat apa yang dilihat oleh Zidan. "Tapi, aku tidak percaya jika dia bisa seperti ini," kata Zidan lagi. David pun mengangkat kedua bahunya seakan tidak

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 198

    "Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap istri anda, tapi hasilnya diluar dugaan kami. Maksud saya, hasilnya jauh lebih buruk dari apa yang kami prediksi," ucap sang dokter. Sang dokter pun menjeda ucapannya sambil menatap wajah Zidan. Terasa berat, tapi semua ini harus diberitahu agar mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan. Ataupun mungkin keluarga sudah tahu, entahlah. Yang jelas sebagai seorang dokter hanya ingin melakukan yang terbaik untuk pasiennya. Sedangkan Zidan semakin bingung dengan penjelasan sang dokter. Dia bahkan tidak sabar untuk mendengar penjelasan lebih lanjut sang dokter. "Istri ada perok*k berat?" tanya sang dokter. Zidan pun hanya bisa diam tanpa menjawab pertanyaan tersebut. "Saya, Dokter Yogi dan saya adalah sepupu David. Saya rasa tidak masalah untuk anda lebih terbuka," ucap Dokter Yogi. Zidan pun mengangguk, "Saya pernah melihatnya, tapi saya tidak tahu seberapa beratnya dia....." Zidan pun mengusap wajahnya karena tidak bisa

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 197

    Zidan pulang ke rumah di waktu tengah malam dan melihat Tere yang tengah tertidur pulas di ranjang, sejenak dia pun mendekat agar memastikan apakah benar yang dikatakan oleh Mamanya jika Tere sedang sakit. Wajahnya terlihat sangat pucat.Tanpa sadar tangan Zidan pun bergerak untuk memegang dahi Tere.Terasa sangat dingin. "Tere," panggil Wina sambil membuka pintu. Zidan pun menatapnya begitu juga sebaliknya. "Kamu udah pulang?" tanya Wina. Zidan pun mengangguk. "Mama pikir kamu belum pulang," ucap Wina lagi, "Tere, tidur?" tanya Wina lagi sambil berjalan masuk. "Masih, Ma."Wina pun melihat makanan yang sebelumnya dia antarkan ke kamar Tere dan dia letakan di atas meja nakas masih utuh.Artinya Tere tidak memakannya sama sekali.Berarti seharian ini Tere tidak makan apa-apa. "Tapi dia belum makan dari pagi, Mama bangunin aja kali ya," kata Wina. Zidan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya seperti biasanya dia lakukan sepulang dari kantor. Tapi tiba

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 196

    Beberapa Minggu kemudian. "Huuueeeekkkkkk...." "Huuueeeekkkkkk....." Kepala Tere terasa pusing, sedangkan rasa mualnya pun semakin menjadi-jadi. Mukanya terlihat pucat dan dia juga menggigil Kedinginan. "Apa mungkin......." Tere mulai menebak-nebak apa yang terjadi padanya. Dia mengigit kukunya dengan perasaan was-was. Dia juga melihat wajahnya pada pantulan cermin, wajahnya terlihat sangat pucat. Dengan perasaan bingung dia pun keluar dari kamar mandi dan mendapati Zidan yang ternyata sudah pulang. Sejak hari itu Zidan jadi jarang pulang, jarang berkomunikasi dengannya. Sebenarnya tidak masalah, karena selama ini pun Zidan bersikap dingin padanya. Kecuali beberapa hari setelah malam panas itu terjadi. Beruntung ada Wina dan Ayunda yang selalu ada untuknya, sehingga Tere tidak lagi berpikir untuk mengakhiri hidupnya. "Kak, Tere bisa minta tolong nggak?" tanya mohon Tere karena kepalanya benar-benar pusing. Zidan pun menatapnya dengan tajam, dia pusing karen

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 195

    Tere pun keluar dari mobil dan mulai berjalan masuk. Ternyata bertepatan dengan Wina dan Ayunda yang juga baru saja menginjakkan kaki di teras. "Tere, kamu udah pulang?" tanya Wina yang benar-benar merasa lega. "Iya, Ma," jawab Tere. "Mama khawatir sama kamu, ini kita mau nyusulin kamu ke apartemen. Tapi sukur kamu udah pulang," sahut Ayunda. "Iya, Mama lega karena kamu sudah pulang," kata Wina lagi sambil memegang lengan Tere. Tiba-tiba saja mata Tere berkaca-kaca sedetik kemudian air matanya pun menetes. "Hey, ada apa? Kamu kenapa?" Wina terlihat begitu khawatir akan Tere. Membuat air mata Tere semakin mengalir desa. "Tere?" tanya Wina lagi dia bingung dengan keadaan menantunya itu saat ini. "Makasih ya, Ma udah khawatir sama Tere. Padahal Tere mikir udah nggak punya siapa-siapa," ungkapnya penuh haru. "Kamu tidak boleh berpikir seperti itu, kami keluarga kamu," Wina pun tersenyum lembut. Dia terlihat kasihan pada Tere, dan lama-kelamaan dia juga merasa memil

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 194

    "Kak, Tere ada salah ya? Tere minta maaf," kata Tere dengan begitu tulus. Zidan yang berada dalam tekanan tinggi pun menariknya hingga membentur dinding. Sesaat kemudian Zidan pun mulai melumat bibirnya dengan kasar. Tere terkesiap karena tidak menyangka Zidan akan melakukan ini. "Tere," panggil Wina sambil memutar gagang pintu. Zidan pun mulai tersadar dan menjauhi Tere dengan nafas yang tersengal-sengal. Begitu juga dengan Tere yang akhirnya bisa bernafas setelah sebelumnya tidak bisa bernafas. "Zidan, bagaimana keadaan mu?" tanya Wina. Wina bertujuan untuk melihat keadaan anaknya di pagi hari ini. Dia tak sempat melihat apa yang berusaha terjadi. Tapi dia sedikit bingung melihat wajah-wajah tegang di hadapannya. "Kalian kenapa?" tanyanya penuh intimidasi. Glek! Zidan pun meneguk saliva mendengar pertanyaan sang Mama. "Zidan, kamu tidak sedang berbuat jahat pada istri kamu kan? Dia ini istri kamu lho," kata Wina yang berulangkali mengingatkan sang anak si

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 193

    Tere menutup matanya sejenak kemudian menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan, setelah itu dia kembali masuk ke dalam kamar. Untuk yang tadi lupakan saja, dia bisa dan dia tak perlu ambil pusing. "Kak maaf untuk yang tadi, Tere nggak sengaja dan apakah kakinya sakit?" tanya Tere sambil memegang kaki Zidan. Tapi Zidan yang masih terdiam sambil menatap bibir Tere. "Kak?" panggil Tere sambil menggerakkan tangannya di depan wajah Zidan. "Iya," kata Zidan sambil kembali menetralkan dirinya. Tere pun mengangguk. "Baiklah, lampunya Tere matikan ya?" "Hummm." Tere pun mematikan lampu setelah menyalakan lampu tidur. Sesaat setelahnya dia pun mengambil bantal dan ternyata dia berbaring di sofa. "Kenapa kamu tidur di sana?" tanya Zidan. "Tere tidur di sini aja, Kak. Lagian Tere belum ngantuk," jawabnya. 'Sial, kenapa suaranya lembut sekali,' batin Zidan pun mulai berbicara. Bahkan bukan hanya sekedar suara tapi bibirnya juga sangat lembut. Kacau! Mendadak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status