Share

Bab 60. Aku Juga Bisa Marah

Aku masih diam tak berkutik, hanya memandang mata Aksa yang melihatku tajam. Ya Allah, kuat kan aku untuk berbicara dengan laki-laki ini! Gerakan bibir ini, agar fasih berucap! Aku sudah berada di hadapannya. Tidak mungkin pulang sebelum mengeluarkan semua gundah dihati.

“Dari mana kamu tahu apartemenku? … Dan kenapa kamu datang ke sini?” Aksa kembali berkata. Nada suara yang pelan namun penuh ketegasan. Tatapannya masih sama, penuh amarah.

Aku harus bisa. Jangan sampai Aksa menutup pintu dan aku tidak punya kesempatan lagi untuk berbicara dengannya. Apalagi dia sudah tahu kalau aku mengetahui tempat tinggalnya yang lain.

“Aku ingin bicara serius dengan kamu, Aksa. Ini penting dan semua harus kita bicarakan,” tuturku sambil menatap Aksa. Aku tidak boleh lemah di hadapan lelaki ini. Jika itu terjadi, aku yakin dia akan puas menertawaiku dalam hatinya.

“Kita? Aku tidak ingin berbicara denganmu. Lebih baik sekarang kamu pulang! Aku tidak punya waktu berbicara dengan perempuan seperti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status