Share

Bab 32 | Pesan Bapak

“Permisi, Pak, Bu, ada titipan surat buat bu dokter,” sela seorang panitia acara, menginterupsi candaanku dengan Mas Essa. Memberikan secarik kertas tanpa amplop kepadaku.

‘Buktikan kalau kamu serius mau cerai dari Damar!’

Degh! Aku tau siapa yang menulis ini.

==================================================================

Tanpa meliat siapa yang mengirim, aku pastikan tebakanku tidak akan salah, mengenai siapa yang sudah menitipkan surat ini kepada panitia tadi. Aku mengarahkan pandangan ke sekitar venue, berharap dapat menangkap basah si penulis surat tersebut. Namun, sayang, tidak kutemukan jejaknya di sana.

Aku menyimpan suratnya ke dalam kantong jas putihku, membiarkan Mas Essa penasaran dibuatnya, sengaja aku tidak membiarkannya mengetahui isi surat tersebut, karena kurasa ini bukanlah urusannya, biarlah, akan kutangani masalah ini bersama pengacaraku saja.

Selesai menghabiskan makan siang kami, aku mengajak Mas Essa untuk segera balik ke ruangan di mana donor darah diadakan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status