Seseorang berlari ke arah Aldy membawa sebuah payung yang masih belum dia pakai.
Karena jaraknya agak lumayan dekat, posisi mereka berdua sudah saling berhadapan kemudian perempuan itu berkata "Ini .. emmm .. Sekarangkan masih hujan .. Aaanuuuuu .. kalau kamu ngga keberatan kamu boleh pakai pakai payung aku ini" perempuan itu menyodorkan payung miliknya yang dia bawa.
Belum sempat Aldy berkata sepatah katapun perempuan itu menarik salah satu tangan Aldy kemudian dia memberikan payung itu dengan paksa. Setelah Aldy menggenggam payung itu perempuan itu langsung berlari kearah temannya yang sedang berjalan sendirian satu tangan kanannya memegang payung.
Aldy mengamati perempuan itu yang sekarang jaraknya sudah lumayan jauh darinya merasa bingung sendiri.
"Ngomong sama orang aja ngga jelas, persis kayak Rusa Bodoh itu tapi masih ada keberanian buat ngasih payung ini" gumam Aldy sendiri yang masih kehujanan.
Belum jauh dari
Melihat senior selalu ramah ke semua orang perasaanya pun entah tak karuan hatinya bimbang yang dia rasakan, beberapa hari belakangan ini dia merasakan Galih sangatlah ramah kepada dirinya tapi sekarang dia melihat ternyata Galih selalu ramah ke semua orang. Lisa pun berpikiran dia cuma salah satu orang yang berada disekeliling Galih, misal pun Aldy mau membantu.... kalau pun Lisa bisa dekat Galih, apakah hubungan selanjutnya ? Lisa bisa berbincang satu kalimat lebih banyak, dia bisa melihat senyum Galih, dia bisa melihat Galih senang, semua itu kebahagiaan yang luar biasa baginya... Tapi bagi Galih dia itu seperti apa ? bukanya ngga mungkin beda jauh sama saja seperti orang lain di sekitar .... Memang benar kata pepatah menebak isi hati orang memanglah ngga mudah seperti yang dia kira selama ini... Terdengar suara "Ini memang style nya seperti Lisa, lucu banget" Eh? 'Apakah saya ngga salah dengar, tadi ka
Berdiri didepan jendela, melihat air hujan terus menerus jatuh menetes. Seperti rezeki sudah ada yang mengatur begitu juga dengan tetesan air hujan yang jatuh pun sudah di atur Tuhan. Awan hitam yang tiada kuat menahan air yang ditampung, seperti hal nya sekuat apapun memendam perasaan pasti akan terucap seiring waktu berjalan. Hari yang paling dia tunggu akan segera tiba, suatu hari nanti Lisa akan mengungkapkan perasaanya selama ini yang dia pendam selama tiga tahun. Lisa masih berandai andai dengan ilusinya membayangkan semua itu terjadi, entah apapun hasilnya itu semua harus diterima walaupun itu yang bukan diharapkan. Disudut lain Aldy berada diluar perpustakaan sebelah Lisa berdiri. Seolah mengerti semua perasaan Lisa, wajahnya tampak muncul rasa kekecewaan yang tak dapat dia sembunyikan. Perlahan Aldy melangkahkan kaki berjalan menjauh kemudian dia melihat sebuah tong sampah, membuang sebuah payung pemberian dari perempuan yan
Di situ ialah tempat yang penuh ilalang berwarna hijau muda, sekitarnya ditumbuhi juga berbagai macam bunga liar yang mulai bermekaran. Di atasnya banyak serangga kecil seperti capung, kupu-kupu, belalang terbang kesana kemari layaknya sedang berbahagia. Di tengah luasnya padang rumput itu berdiri satu pohon yang agak besar dan juga tinggi, rantingnya bercabang dan meliuk-liuk disetial ujung ranting tumbuh daun berwarna hijau muda yang rimbun. Di salah satu ranting yang besar terikat sebuah ayunan dudukannya terbuat dari ban bekas. Langit tampat begitu cerah berwana biru muda, ditambah pelangi itu masih terlihat seusai turuh hujan memperindah pemandangan saat itu. Angin yang berhembus sepoi sepoi seolah membawa bau khas sehabis turun hujan. Tempat itu mirip seperti dunia mimpi yang tertinggal karena zaman. Sungguh betapa indah ciptaan dari Sang Maha Kuasa. Setelah Lisa masuk dia tercengang melihat tempat sekitarnya, tumbuhan, hewan, dan alam bekerjasa
Eh! Guru magang disekolah?! 'Aduh gimana ini, Bu Elsa kenapa bisa kesini ...' batin Lisa melihat dihadapanya ada seseorang yang mereka kenal. Guru magang disekolah itu masih muda, berparas cantik, bertubuh tinggi ideal, berkulit putih, setiap cowok yang melihat saja pasti hatinya akan meleleh. -- Melepaskan pegangan -- "...... eh Ibu.. Ibu juga datang ke sini mau melihat pemandangan ke tempat itu ya?" tanya Galih dengan gugup dan memaksakan senyumannya. "Iya denger dari orang sekitar tempat ini mau dibongkar, pulang kerja ibu sekalian ke sini buat sketsa. Kalian berdua cepetan pulang sana dan hati-hati dijalan" jawab Guru itu yang matanya menatap ke arah tembok yang lusuh. "Iya bu, sampai ketemu nanti lagi" sahut mereka berdua bersamaan. Setelah mereka mendengar ucapan Bu Elsa mereka melangkah untuk pulang ke rumah masing-masing, sebenarnya bukan karena ucapan Bu Elsa tapi memang mereka ber
"Nih minuman dingin buat kamu biar ngga ngantuk" tawar Lisa tanganya yang menyodorkan sebotol minuman dingin yang dia beli barusan. Lirik ~ Aldy cuma melirik gadis cantik juga polos menawarkan sebotol minuman itu, gadis itu tersenyum wajahnya tampak gembira dengan tangan menyodorkan sebotol minuman. Tapi kalau diingat waktu itu rasa kekecewaan yang dalam entah kenapa Aldy merasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata melihat gadis itu jalan berdua sama cowok yang disukai gadis itu. "Ah kenapa? Habis kemarin jalan berdua sama Senior senangnya berlarut sampai sekarang? Beli minuman kasih dia aja, ngapain kamu kasih ke aku" cuek perkataanya tapi mengandung sesuatu yang tidak beres. "Kok kamu tau aku dan senior kemarin habis jalan berdua?" jawab Lisa melongo mendengar omongan cowok yang sedang dihadapanya. "Hmm .. Ngga usah mikir aneh-aneh ya, aku cuma denger dari temenku yang melihat kalian berdua. Dasar rusa bodoh,
"Pffttttt, btw foto saat itu yang ada kita berdua hapus aja dong. Rahasia soal mamamu itu aku janji ngga akan bercerita sama siapapun deh janji" rengek Lisa meminta untuk menghapus foto berdua waktu lalu. "Ngga mau pokoknya, kalau foto itu aku hapus jadi aku ngga punya screens layer buat dihpku lagi" sanggah Aldy tidak mau menghapus foto itu. Mereka berdua berjalan menuju ruang kelas UTS masing-masing sambil mengobrol hangat. -- Beberapa hari kemudian -- UTS akhirnya telah terlewatkan dengan mudah bagi Lisa, hari yang ditunggu semua orang pun datang. Sport days! hanya saja saat ini.... Tik .. Tik .. Tik .. Tik .. "Kenapa jadi begini, hari pertama sport days akan dilaksanakan. Belum juga mulai udah turun hujan" keluh Lisa melihat keadaan cuaca yang turun hujan. 'Kenapa sial banget sih, kenapa juga cuaca tak berkawan ? Meskipun cuma gerimis kecil sih tapi kan buat
Aldy yang melihat itu terlintas ide sangat brilian, dia ingin membantu Lisa sekali lagi untuk lebih dekat dengan pria yang dia suka. Berjalan mendekati Maya yang msaih duduk dikursi sendirian... "Aku mau rekomendasi satu orang perempuan, tenang orang itu pasti setuju kok tadi dia sudah bilang sama saya" ucap Aldy tanpa basa basi to the point. -- Rekomendasi?? -- Terlihat bingung nampak diwajah Maya, kenapa pria ini bisa merekomendasikan seseorang, apa orang ini bisa dipercaya. Masih ragu Maya dengan ucapan pria yang sekarang berada dihapannya, takut bila dia hanya dibohongi oleh Aldy saja. Disisi lain setelah mengambil form lomba, Lisa dudu disebuah tangga tidak jauh dari lapangan sekolah, duduk sendirian dengan berhayal yang sangat indah. Jaket yang dipinjamkan kepanya pun masih dia pakai dan dicium jaket tersebut tercium bau harum ciri khas senior yang dia rasa. Lisa merasa akhir akhir ini hidupnya terasa begitu indah sekali
"Lisa ini beneran kamu bisa memerankan tokoh seperti itu? Ngga ada masalah?" tanya Miya penuh keraguan akan sahabatnya. "ngga masalah gimana? Bagi aku masalah banget lah, apa kamu punya saran atau solusi. Bantu aku pliss, tentang aku yang akan menjadi pemain pengganti ini sudah disetujui kepala umum jadi ngga bisa diganti lagi" rengek Lisa meminta solusi sama sahabatnya. Lanjut Miya menambah catatan untuk Lisa tokoh yang diperankannya tidak banyak bicara, pandangan matanya tajam, dekat dengan tajam, dekat dengan layar panggung, dan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Panggung pentas drama kali ini sangatlah begitu megah, soalnya ada perwakilan dari wali kota, anak sekolah lain juga datang melihat pertunjukan. "Emang benar ngga bisa ganti orang?" tanya Miya yang ragu Lisa bisa memerankan drama ini. Hufft.. -- Flashback saat bertemu kepala umum pentas drama festival kesenian -- "Waktu bapak tahu kamu yang menj