Share

2. Sangat Lelah

"Aku bersihkan toilet cewek cup," ucap Sinta yang mengangkat jari telunjuknya.

"Gak adil, Sinta semalam sudah bersihkan toilet yang cewek. Sekarang gantian," ucap Clarissa yang tidak mau mengalah.

"Kalau gitu kita Sid," ucap Sinta memberi ide.

"Ayo, siapa takut," jawab Clarissa menantang. Di antara mereka tidak ada yang mau membersihkan toilet pria. Toilet pria lebih Kotor daripada toilet wanita karena  alasan itu yang membuat kedua gadis itu tidak ada yang ingin membersihkan toilet pria.

"Ayo mulai," ucap Sinta yang sudah bersiap dengan menyimpan jarinya di belakang tekuk lehernya.

"Ayo," jawab Clarissa. Kedua gadis itu terlihat seperti anak kecil yang sangat lucu saat melakukan sid tersebut.

"Ye aku menang kamu bersihkan toilet laki-laki," ucap Sinta yang begitu sangat senang dan mengangkat kedua tangannya ke atas.

Dengan muka cemberut dan bibir yang maju ke depan akhirnya Clarissa harus mengerjakan pekerjaan yang sangat tidak di senangnya itu.

Clarissa masuk ke dalam toilet laki-laki dan mulai membersihkan toilet tersebut. Toilet laki-laki lebih kotor daripada toilet perempuan, berada di dalam toilet ini cukup mengocok perut  di pagi hari. Clarissa menahan nafas agar aroma bau yang  tidak enak itu tidak tercium oleh Indra penciumannya. Clarissa menyemprot wipol agar aroma bau pesing itu cepat hilang.

Clarissa menyikat dinding kamar mandi dan closet. Membersihkan wastafel dan kaca besar yang ada di dalam kamar mandi. Satu jam lebih berada di kamar mandi membuat keringat gadis itu bercucuran. Clarissa keluar meninggalkan kamar mandi yang berjumlah 4 kloset duduk, 2 closet jongkok  dan 4 tempat khusus pipis laki-laki.

Clarissa mengeluarkan plastik berisi sampah-sampah bekas tisu dan puntung rokok dari dalam tong sampah yang ada di setiap kamar mandi. Clarissa memasukkan pelastik sampah itu kedalam kantong plastik berwarna hitam dengan ukuran yang cukup besar.  Clarissa membawa kantong sampah dengan menyeretnya.

"Sudah selesai," ucap Clarrissa saat melihat Sinta yang keluar dari toilet wanita dengan menyeret pelastik sampah sepertinya.

"Sudah," ucap Sinta yang menghempaskan nafasnya dengan sangat keras.

"Ayo kita buang," ucap Clarissa yang berjalan berdua dengan Sinta. 

Sinta hanya menganggukkan kepalanya.

Clarissa mengambil sampah-sampah yang ada di dalam tong sampah yang lain dan menggabungkan nya.  Begitu juga dengan Sinta. Kini kedua gadis itu sudah membawa kantong plastik besar berisi sampah.

"Bayangkan bila isi pelastik ini uang," ucap Sinta yang berjalan  dengan Sinta dengan menyeret pelastik yang cukup berat itu.

"Ini masih pagi. Kalau mau halu enaknya malam jawab Clarisa.

"Kapan kita mendapatkan keadilan. Setiap hari seperti ini, rasanya aku sangat lelah. Sikap mereka begitu sangat semena-mena dan sombong. Seakan kita bekerja mereka yang mengaji kita," ucap Sinta yang mengeluh.

"Gak tau, ingin rasanya Risa berhenti dari sini. Namun mendapatkan pekerjaan tidaklah muda. Jadi kita harus ikhlas dan sabar. Ini ujian," ucap Clarissa yang mencoba menguatkan sahabatnya dan menguatkan dirinya sendiri.

Setelah keluar dari kamar mandi Clarissa tidak banyak berbicara, disaat Clarissa merasa sangat lelah. Baju seragam CS berwarna Dongker yang di pakainya sudah basah oleh keringatnya. Begitu juga dengan Sinta. Sebenarnya tugas membersihkan toilet ini dikerjakan oleh 3 orang  CS untuk toilet laki-laki dan dua orang CS untuk toilet perempuan. Namun kedua gadis itu mengerjakannya hanya berdua. Masih ada lagi toilet yang berada di lantai atas dan di setiap ruangan yang akan selalu mereka bersihkan setiap hari.

"Kita ke pantry bentar ya," ucap Clarissa setelah membuang sampah.

"Iya boleh," ucap Sinta yang kemudian berjalan menuju ke arah pantry bersama dengan Clarissa.

Clarissa mengambil air hangat di dalam dispenser dan meminumnya. "Rasanya sangat capek dan haus." Clarissa kembali meneguk setengah gelas air yang ada di gelas bening yang tadi sempat di tambahnya.

"Kita bersihkan atas," ucap Sinta setelah meminum air putihnya.

"Iya, Ayo semangat. Hari ini kita gajian, besok bisa makan enak," ucap Clarissa yang meletakkan gelas kosongnya ke atas meja. Air ludah aku serasa sudah menetes saat membayangkan makan bakso di kantin. Bagi aku bakso itu merupakan makanan mewah yang mungkin hanya aku makan satu bulan sekali.

"Ayo," ucap Sinta saat meletakkan gelas bening di meja.

Kedua gadis itu masuk ke dalam lift menuju lantai 10. Dimana lantai 10 merupakan ruangan para bos-bos besar di perusahaan ini.

"Kamu enak, di sini sudah banyak penggemar," ucap Sinta memandang Clarissa.

Clarissa tertawa mendengar ucapan temannya. "Iya penggemar minta di anterin teh, kopi susu, dan air putih ma itu," ucapnya kesal.

Sinta tertawa cekikikan saat mendengar jawaban Clarissa.

Clarissa memajukan bibirnya melihat wajahnya bahagia Sinta yang menertawakan derita yang alaminya.

"Tapi kamu beneran cantik Lo," ucap ucap Sinta yang memperhatikan sahabatnya  yang memiliki wajah cantik dengan kulit yang putih, Bibir kecil dan tipis, mata cukup lebar dan hidung yang sedikit mancung.

"Risa lebih baik gak punya penggemar daripada diminta turun naik setiap saat untuk nganterin kopi," ucap Clarissa.

"Bukannya asik," ucap Sinta yang tertawa ngakak memegang perutnya.

Asik apanya. Kaki Risa pegel," Ucap Clarissa yang tiap malam hari naik betis.

"Ternyata banyak penggemar itu juga tidak enak ya," ucap Sinta saat mendengar jawaban  Clarissa.

"Mau enak gimana yang ada capek," ucap Clarissa yang memandangnya. Sinta yang menganggukkan kepalanya seakan  mengerti seperti apa posisinya.

"Tapi menurut aku, kamu itu lebih cocok jadi artis," ucap Sinta yang memandang Clarissa dari atas hingga ke bawah.

Clarissa hanya mengulum senyumnya saat mendengar ucapan sahabatnya."Menurut aku, kami sangat manis," ucap Clarrissa yang memperhatikan wajah sahabatnya.

"Manis kalau habis mandi gula terus dijilatin semut rame-rame," ucap Sinta  dengan memajukan bibirnya.

Mereka masuk ke dalam ruangan yang berukuran cukup besar. Ruangan direktur utama di perusahaan ini. Kedua gadis itu selalu membersihkan ruangan ini setiap pagi. Namun mereka tidak pernah bertemu dengan direktur utama. Bisa berjumpa dengan direktur utama itu sangat langkah bagi karyawan kelas rendah seperti Sinta Clarissa. Tidak ada CS yang boleh keluar masuk ke dalam ruangan bila tidak diminta. Mereka akan membuatkan minuman atau mengantarkan makanan pesanan hanya sampai di meja sekretaris saja.

Clarissa membersihkan ruangan ini dengan sangat hati-hati. Di dalam ruangan ini tidak ada satupun barang yang boleh dibuang apalagi pecah. Clarissa membersihkan meja kemudian mengelap kaca jendela bersama dengan Shinta. Kaca jendela yang ada di dalam ruangan ini tidak boleh kabus sedikitpun. Aku  menyapu ruangan itu, membersihkan setiap sudut hinggap di pastikan tidak ada sedikitpun debu yang menempel. Sinta akan bertugas mengepel lantai.

Kami keluar dari ruangan Direktur utama dan melanjutkan ke ruangan yang berada di sebelahnya. Tiga ruangan penting yang harus kami bersihkan setiap pagi. Ruangan direktur utama, wakil direktur keuangan dan ruangan wakil direktur pemasaran.

Clarissa merasakan Pinggangnya yang terasa begitu sangat pegel ketika membersihkan ketiga ruangan yang berukuran besar tersebut. Keringat bercucuran setiap pagi  seperti habis mandi dengan keringat. Namun Clarissa sangat bersyukur setidaknya memiliki  pekerjaan dan penghasilan. Clarissa dan Sinta memang dibuat seperti sapi perah oleh seniornya. Harusnya yang membersihkan setiap ruangan ada 2 CS. Untuk 3 ruangan 6 CS, namun mereka membersihkannya tiga ruangan 2 orang.

Setelah selesai kedua gadis itu turun ke bawah.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status