Aku Madu

Aku Madu

Oleh:  Liazta  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
119Bab
21.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Clarisa Amanda, gadis berusia 19. Clarissa memiliki paras wajah nan cantik, rambut panjang dan lurus. Clarissa memiliki rambut berwarna kecoklatan dan kulit yang putih. Clarissa hanyalah gadis yang merindukan kasih sayang seorang ibu. Clarissa dititipkan ibunya di panti asuhan setelah perceraian ayah dan ibunya. Pada saat itu Clarissa berusia 6 tahun. gadis kecil itu selalu menunggu Ibunya datang untuk menjenguk ataupun menjemputnya. Namun apa yang terjadi Penantian Clarissa bertahun-tahun hanya sia-sia ibunya tidak pernah datang untuk menjemputnya di panti. Setelah Clarissa lulus SMA Clarissa memutuskan untuk datang ke Jakarta mencari ibunya. Namun apa yang terjadi, disaat Clarissa ingin mencari keberadaan ibunya Clarissa harus bertemu dengan pria yang bernama Fathir Atmaja yang berstatus sebagai bosnya. Clarissa tidak pernah menduga bahwa pertemuannya dengan bosnya akan merubah takdir hidupnya. Fathir Atmaja, Pria berusia 30 tahun. Pria beristri dan memiliki 2 orang anak. Menjadi seorang pengusaha yang tampan dan juga sukses. Memiliki istri seorang artis yang memiliki wajah cantik dan sempurna. Fatir memiliki sepasang anak yang lucu-lucu namun semua itu tidak mampu membuat Fathir bahagia. Hingga Pria itu melakukan suatu kesalahan yang tanpa disengajanya. Karena kesalahannya itulah yang membuat gadis yang bernama Clarissa harus menjadi istri keduanya. Bagaimana kisah Clarissa selanjutnya. Jangan lupa ikuti ya.

Lihat lebih banyak
Aku Madu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rayana Lovely
aku mampir tho. semangat ......
2022-02-18 19:43:29
0
user avatar
Watilaras Risky
niceeeeeeee
2021-10-27 00:10:33
0
user avatar
Crystal
manis dong yah...
2021-08-22 13:38:13
2
119 Bab
1. Selalu menunggu
Clarissa bangun sebelum adzan. Bagun sepagi ini sudah selalu di lakukannya. Clarissa sudah sangat terbiasa melakukannya semenjak di panti asuhan.   Clarissa hidup di panti asuhan sejak berusaha 6 tahun. Setelah ayahnya menikah dengan istri barunya dan bercerai dengan ibunya. Ibunya menitipkan Clarissa di panti asuhan karena harus mencari pekerjaan di kota. Tidak ada tempat untuk menitipkan putrinya pada saat itu. Sehingga ibunya memutuskan untuk menitipkan Clarissa di panti asuhan yang ada di kampungnya.  Clarissa mengusap air matanya saat mengingat peristiwa itu. Peristiwa yang sudah terjadi belasan tahun silam. Namun Clarissa tidak pernah bisa melupakan itu semua. "Ibu, aku mohon bawalah aku kemanapun ibu pergi," Clarissa menangis memeluk ibunya. "Aku berjanji tidak akan menangis bila lapar, tidur dimana saja tidak apa,  aku tidak akan mengeluh bila hujan kebasahan, disaat panas kepanasan," Clarissa
Baca selengkapnya
2. Sangat Lelah
 "Aku bersihkan toilet cewek cup," ucap Sinta yang mengangkat jari telunjuknya."Gak adil, Sinta semalam sudah bersihkan toilet yang cewek. Sekarang gantian," ucap Clarissa yang tidak mau mengalah."Kalau gitu kita Sid," ucap Sinta memberi ide."Ayo, siapa takut," jawab Clarissa menantang. Di antara mereka tidak ada yang mau membersihkan toilet pria. Toilet pria lebih Kotor daripada toilet wanita karena  alasan itu yang membuat kedua gadis itu tidak ada yang ingin membersihkan toilet pria."Ayo mulai," ucap Sinta yang sudah bersiap dengan menyimpan jarinya di belakang tekuk lehernya."Ayo," jawab Clarissa. Kedua gadis itu terlihat seperti anak kecil yang sangat lucu saat melakukan sid tersebut."Ye aku menang kamu bersihkan toilet laki-laki," ucap Sinta yang begitu sangat senang dan mengangkat kedua tangannya ke atas.Dengan muk
Baca selengkapnya
3. Bekerja sendiri
Jam 11 siang Clarissa baru bisa beristirahat. Clarissa duduk selonjor di lantai dan menyandarkan punggungnya di dinding saat berada pantry.  Posisi duduk seperti ini membuat rasa lelahnya sedikit berkurang. Clarissa merasakan perutnya yang sudah sangat lapar. Tenggorokannya juga begitu amat sangat haus. Tubuhnya terasa amat lelah setelah membersihkan ruangan rapat. Baju seragam cleaning service yang dipakainya sudah basah oleh keringatnya.Setelah beristirahat sejenak Clarissa berencana makan terlebih dahulu sebelum kembali bekerja, agar la kembali memiliki tenaga dan bisa melanjutkan perjalanannya yang sangat menguras tenaga. Clarissa memandang Sinta yang masuk kedalam pantry dan berjalan ke rak piring. Sinta mengambil gelas dan mengisi gelas itu dengan air yang ada di dalam dispenser. Sinta meneguk air di dalam gelas itu hingga habis tanpa sisa. "Sudah selesai?" tanya Clarisa."Belum," j
Baca selengkapnya
4. Memohon
 "Buatkan saya kopi," ucap pria itu memerintah"Baik Pak," ucap Clarissa yang meninggalkan ruangannya.Clarissa turun ke pantri dengan mengangkat baskom yang berisi piring kotor. Dengan cepat Clarissa membuatkan kopi untuk direktur dan kemudian naik lagi ke atas."Permisi pak," ucap Clarissa yang membawa secangkir kopi untuk bosnya. Ini untuk kali pertamanya Clarissa bertemu dengan pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja. Clarissa memperhatikan pria tampan tersebut. "Ternyata pak Direktur masih terlihat muda dan juga sangat tampan," ucap Clarissa di dalam hati.  Clarissa juga tahu bahwa pria itu berstatus suami orang."Masuk," ucap pria itu memandang Clarissa.Clarissa masuk ke dalam ruangan dan  meletakkan cangkir berisi kopi  di atas meja. Entah mengapa Clarissa merasakan dadanya berdebar-debar saat melihat direktur utama tersebut. Clarissa tidak p
Baca selengkapnya
5. Terlihat aneh
Clarissa berjalan dengan tertatih. Kakinya terasa begitu sangat lemas, dengan tubuh yang terasa sakit dan remuk. Clarissa berusaha tetap berjalan membawa tubuh lelahnya. Berada di posisi seperti ini membuatnya hanya bisa menangis meratapi takdir hidup."Haruskah aku marah dengan takdir yang terasa begitu sangat kejam untuk ku. Apakah aku tidak berhak memiliki kebahagiaan seperti orang kebanyakan. Hidup sendiri tanpa mengetahui dimana keberadaan kedua orang tua aku saja terasa sudah begitu sangat berat. Aku datang ke sini dengan harapan bisa mencari keberadaan ibu yang katanya akan pergi ke Jakarta. Namun bukanya bertemu dengan ibu, aku harus mengalami nasib tragis seperti ini. ?" Clarissa tidak ada henti-hentinya menangis dan bertanya kepada diri sendiri. Clarissa merasakan dirinya yang sudah tidak mampu lagi berjalan. Tubuhnya terasa amat lemas hingga Clarissa memutuskan untuk duduk di pinggir jalan. Duduk di tepi jalan seperti ini sambi
Baca selengkapnya
6. Makan di kantin
Dengan mempercepat langkah kakinya Clarissa berjalanm ke kamar mandi. Berada di dalam ruangan ini membuat dadanya terasa begitu sangat sesak dan sakit. Clarissa masuk ke dalam kamar mandi dan duduk di closet. Saat ini ia menangis sejadi-jadinya. "Mengapa hidup ku harus seperti ini. ibu, Risa rindu Ibu. Apakah ibu benar-benar lupa sama Risa Bu," ucap Clarissa sambil mengusap air mata yang mengalir dengan derasnya.Clarissa berusaha meredam suara tangisnya. Ia tidak tahu harus mengadu dengan siapa. Cukup lama Clarissa nenagis di dalam kamar mandi. Clarissa membasuh wajahnya dengan air keran di wastafel.Clarissa keluar dari dalam kamar mandi setelah menenangkan dirinya sendiri . Clarissa sangat bersyukur saat melihat Sinta sudah selesai membersihkan ruangan direktur."Lama banget sih,” ucap Sinta yang mengomel saat melihat Clarissa yang keluar dari dalam kamar mandi."Perut ku meles banget," ucap Caris
Baca selengkapnya
7. Rindu Panti Asuhan.
 Clarissa bangun ketika adzan subuh. Ia merendam pakaian kotor di dalam kamar mandi untuk mencucinya nanti.Clarissa keluar dari kamar mandi setelah berwudhu.  Clarissa melaksanakan salat subuh. Ia menangis dan bersimpuh di depan sang pencipta.  Cukup lama dia berdo’a. Begitu banyak yang dicurahkan di dalam do’anya. Dengan menagis sejadi-jadinya, mulutnya tetap berdoa. Seakan dia sedang berbicara kepada seseorang teman yang begitu setia mendengarkannya. Tanpa mau menyalahkan. "Ya Allah, hamba tidak akan menyalahkan takdir yang engkau berikan untuk hamba. Hamba ikhlas menjalani cobaan yang engkau berikan. Meskipun hampa merasa tidak sanggup," Clarissa menagis sejadi-jadinya. Ketika ia mencurahkan semua kepedihannya. "Ya Allah, berikan hamba kekuatan untuk menjalin ini semua. Clarissa menyudahi Doanya setelah ia mencurahkan seluruh perasaannya.  Clarissa mulai merapikan sajadah dan mu
Baca selengkapnya
8. Kirim uang
i"Iya tunggu sebentar," saut Clarissa yang mendengar Sinta mengetuk pintu dari  luar. Clarissa berjalan mendekati pintu dan membukanya."Apa kamu sudah nungguin aku?"  Sinta bertanya dengan yang tersenyum lebar saat memandang temannya tersebut."Ya, nungguin siap lagi. Kamu tau sendiri mau nungguin pacar, tapi gak punya," jawab Clarissa yang tersenyum."Apa masuk dulu?" Clarissa menawarkan."Iya dong. Aku capek habis berdiri di atas busway. Terus jalan kaki masuk ke sini," ucap Sinta yang masuk ke dalam rumah yang begitu sangat sederhana. Sinta duduk di lantai yang beralas dengan karpet."Berhubung kita baru siap gajian aku  ada beli gula dan juga teh. Kamu mau aku buatin minum gak?" tanya Clarissa yang berdiri di dekat pintu."Boleh," jawab Sinta.Clarissa sedikit menutup pintu rumahnya. "Tunggu sebentar," ucapnya yang berjalan menuju
Baca selengkapnya
9.Berbelanja
  Carissa dan juga Sinta berdiri sambil memegang besi di atas kepala mereka."Akhirnya aku coba juga naik busway," kata Clarissa yang begitu sangat senang. Matanya memandang ke luar jendela.Sinta tersenyum memandangnya. "Naik busway walaupun berdiri tapi pakai AC," ucapnya."Iya, jadi tetap adem," jawab Clarissa yang tersenyum."Lokasi ke tanah Abang lumayan jauh  dari tempat tinggal kamu jadi kita naik busway  dua kali,"  Sinta berucap saat busway itu berhenti di halte terakhir."Apa kita harus menyambung lagi naik busway yang satu lagi, untuk menuju jurusan tanah Abang?" tanya Clarissa.  mereka berdiri di halte busway."Iya,” jawab Sinta, “kamu gak pusingkan naik busway?""Enggak apa-apa aku pengen jalan-jalan." Clarissa tersenyum."Itu buswaynya ayo cepat," a
Baca selengkapnya
10. Pecat
 Fathir meremas-remas rambutnya dengan sangat kasar. "Apa yang telah aku lakukan,” ucapnya saat dia sadar dan memandang sekeliling ruangannya yang berantakan.Wajah pria itu memucat saat menyadari apa yang dilakukannya. Walaupun kondisinya dalam keadaan mabuk, namun pria itu masih bisa mengetahui apa yang diperbuatnya. Ia memejamkan matanya saat mengingat gadis cleaning service yang masuk ke dalam ruangannya. Baju-baju yang berserakan di lantai di kutip nya satu persatu dan memakainya. Matanya memandang lantai. "Apa yang telah kulakukan?" ucapnya yang melihat bercak darah yang menempel di lantai yang ada di ruangannya.Fathir membersihkan lantai itu dengan memakai tisu. Ia duduk di kursi sambil mengusap-ngusap wajahnya dan memijat-mijat pelipis keningnya. Berulang kali pria itu mengutuk perbuatannya. "Aku sudah menghancurkan masa depan seorang gadis," ucapnya.Fathir meminum a
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status