Share

Bab 4

Author: Gwenevieve
Proyek itu hilang, begitu pula dengan sisa perasaan yang masih tersisa untuk Samuel.

Aku menghela napas lega, seolah beban yang selama ini menghimpit dadaku akhirnya terangkat.

Malam ini, aku akan resmi bertemu dengan Jeffrey.

Di dalam hati, aku merasa sedikit gugup. Bagaimanapun, di kehidupan sebelumnya, dia adalah pamanku dari pihak ibu.

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

Meski aku tahu tak mungkin membuatnya jatuh cinta padaku, setidaknya aku harus memastikan dia tak membenciku.

Setelah merapikan pikiran dan mendandani diri dengan sempurna, barulah aku merasa cukup puas untuk keluar.

Begitu sampai di parkiran bawah tanah, aku tiba-tiba mendengar suara napas yang berat, bergema di dalam ruang yang sunyi.

Aku mengikuti arah suara itu.

Di sana, sebuah mobil sedan hitam berguncang pelan, ritmis dan berulang.

Aku melirik plat nomornya.

“Tskkk.” Mobil Samuel.

Mata Melly yang setengah terbuka terlihat penuh gairah, tubuhnya mengikuti irama pergerakan Samuel dengan begitu alami.

Samuel bergerak naik turun, desahan rendah keluar dari bibirnya.

Aku memang sudah tak peduli padanya, tapi melihat pemandangan menjijikkan ini tetap saja membuatku ingin muntah.

Seolah menyadari keberadaanku, Melly melirik ke arahku dan tersenyum penuh provokasi sebelum menarik Samuel ke dalam ciuman penuh gairah.

Di dalam parkiran yang lengang, hanya suara rintihan dan decakan air liur mereka yang terdengar menggema.

Aku menahan rasa mual dan buru-buru pergi, seolah melarikan diri dari pemandangan menjijikkan itu.

Aku langsung masuk ke mobil, siap berangkat ke jamuan malam.

Namun, tepat sebelum aku pergi, suara erangan tertahan terdengar dari dalam mobil itu, lalu dua sosok keluar.

"Ah! Kakak!"

Melly pura-pura terkejut, rona merah di wajahnya masih belum sepenuhnya menghilang.

Saat mendengar namaku, mata Samuel sempat menampilkan sedikit kegugupan.

Aku tak mau berlama-lama.

Tanpa berkata sepatah kata pun, aku menginjak gas dan melesat pergi.

Saat melewati mereka, aku sekilas melihat ada sepotong lingerie renda yang masih tersangkut di ikat pinggangnya.

Menjijikkan.

Di perjalanan, aku sengaja mampir ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa hadiah bagi para tetua Keluarga Gusmawan.

Aku juga menyiapkan satu hadiah khusus untuk Jeffrey.

Begitu tiba di kediaman Keluarga Gusmawan, aku langsung berpapasan dengan Samuel.

Dia berjalan cepat menghampiriku, seolah ingin mengatakan sesuatu.

Namun, begitu melihat kotak hadiah di tanganku, ekspresi canggung di wajahnya berubah menjadi tatapan sombong, lalu beralih menjadi ejekan.

"Kupikir kau marah dan ngambek, ternyata kau malah pergi membelikanku hadiah?"

Dia terkekeh sinis. "Benar-benar tak punya harga diri."

Samuel mengulurkan tangan, hendak mengambil kotak hadiah itu.

Aku buru-buru menghindar ke samping dan berkata dingin, “Bukan untukmu.”

Dia tidak marah. Hanya menyalakan sebatang rokok dan berkata dengan nada ringan, “Barusan, kau melihatnya, kan?”

"Heh, Melly adalah istriku yang sah. Semua ini seharusnya miliknya sejak awal."

Dia menghembuskan asap rokok ke udara, lalu menatapku dengan sorot mata penuh penghinaan.

“Kalau saja kau bisa sedikit lebih patuh, mungkin aku akan bermurah hati dan memuaskanmu sekali dua kali.”

Tatapan mesumnya menyapu tubuhku dari atas ke bawah.

Aku merasakan bulu kudukku meremang, seluruh tubuhku seolah terselimuti rasa jijik yang luar biasa.

Menjijikkan!

Aku berbalik untuk pergi, tetapi tangannya tiba-tiba mencengkeram lenganku, menghentikanku.

Dia mengernyit, nada suaranya berubah menjadi peringatan dingin.

“Malam ini, Paman akan datang. Jangan bikin masalah.”

“Setelah jamuan keluarga selesai, kau harus ikut denganku untuk meminta maaf pada Melly.”

“Kalau kau masih ingin menikah, lebih baik bersikap manis dan jangan berulah.”

Begitu selesai bicara, dia melepaskan cengkeramannya dan pergi begitu saja tanpa menunggu jawabanku.

Aku menatap punggungnya yang semakin menjauh, lalu tertawa dingin.

Tak lama lagi, dia akan tahu siapa yang sebenarnya berhak menentukan pernikahan ini.

Aku melangkah masuk ke ruang makan.

Semua tetua sudah duduk di tempatnya, hanya Jeffrey yang belum tiba.

Di sebelah Samuel ada satu kursi kosong, tetapi aku melewatinya begitu saja dan duduk di kursi kosong di sebelah tempat utama.

Begitu melihatku duduk, Samuel langsung menunjukkan ekspresi kesal.

Dia berjalan mendekat dan dengan tidak sabar duduk di kursi kosong di sebelahku.

"Mitha, kursi di sebelahmu itu milik Paman!"

"Cepat ikut aku kembali! Jangan cari mati!"

Aku menekan rasa jengkel dalam hati. Baru saja hendak menjelaskan, suara pria bernada rendah tiba-tiba terdengar dari belakang.

"Maaf, aku datang terlambat."
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (27)
goodnovel comment avatar
Sri Fajar handayani
bonusnya g bisa dpakek
goodnovel comment avatar
Suherni Erni
hmm pemeran utama nya sdh dtng nih, mantap
goodnovel comment avatar
modul inggris
apa gunanya bonus?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Menikahi Paman dari Tunanganku   Bab 9

    Mimpi masa kecilku akhirnya terwujud.Mengenakan gaun pengantin yang kubuat sendiri, dan aku menikah dengan pria yang paling kucintai.Saat kami berdua mengucap sumpah untuk setia seumur hidup, tak pernah meninggalkan satu sama lain.Tiba-tiba, Samuel menerobos masuk."Aku nggak setuju!"Om Jaya bereaksi paling cepat, langsung memerintahkan pengawal untuk menahannya."Cepat bawa dia pergi! Jangan bikin malu di sini!""Samuel! Kalau kau terus mengacau, angkat kakimu dari Keluarga Gusmawan!"Dulu, setiap kali Om Jaya mengatakan itu, Samuel pasti langsung diam.Tapi kali ini, dengan wajah memerah, dia malah membantah,"Pergi ya pergi! Tapi yang bisa jadi suami Mitha hanyalah aku!""Mitha! Dengarkan aku! Di kehidupan sebelumnya, aku yang menikah denganmu!""Kita telah hidup bersama selama puluhan tahun, itulah kehidupan kita yang sebenarnya!"Jika aku masih seperti dulu, mungkin aku akan langsung mempercayainya… lalu menikah dengannya.Tapi aku telah terlahir kembali.Rasa sakit selama pul

  • Aku Menikahi Paman dari Tunanganku   Bab 8

    Tiba-tiba, Melly berlari masuk sambil membawa pisau buah, menunjuk ke arahku dan berteriak histeris."Mitha! Kenapa kau menghancurkan hidupku?!""Jelas-jelas Samuel sudah setuju menikah denganku, menjadikanku istrinya! Ini semua salahmu!""Menghancurkan satu kehidupanku masih belum cukup bagimu?! Kau masih mau menghancurkanku untuk kedua kalinya?! Pergilah mati!"Sambil berteriak, dia langsung mengayunkan pisaunya ke arahku.Tubuhku membeku karena ketakutan.Namun, di detik berikutnya, sebuah sosok tiba-tiba melompat ke depan dan melindungiku.Dia menoleh ke arahku, tersenyum menenangkan."Jangan takut, aku di sini."Melly menjerit kaget. Tangannya bergetar hebat, pisaunya pun terjatuh ke lantai.Samuel berdiri di sana, kemeja putihnya perlahan berubah merah oleh darah.Untungnya, lukanya hanya goresan ringan.Dia perlahan berbalik, menatapnya dengan wajah gelap dan penuh kemarahan."Melly! Dasar wanita berbisa! Aku benar-benar buta sampai bisa menyukaimu dulu!"Setelah berkata begitu,

  • Aku Menikahi Paman dari Tunanganku   Bab 7

    Aku menatapnya dengan penuh ketidakpercayaan.Hidup dua kali, tapi aku sama sekali tak pernah benar-benar mengenal Samuel.Setiap kali aku mengira sudah melihat batas paling rendah dari kelakuannya, ia selalu berhasil membuatku semakin tercengang.Aku berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya, lalu mendorongnya sekuat tenaga."Yang seharusnya berhenti mengacau itu kau! Aku ini calon adik iparmu! Bersikaplah lebih hormat!"Melihat aku tak bisa dipaksa atau dibujuk, Samuel tiba-tiba menekan kepalaku, mencoba menciumku secara paksa."Aku nggak akan membiarkanmu menikah dengannya! Kau hanya boleh jadi milikku!"Saat aku menutup mata dan berjuang sekuat tenaga untuk melawan, tiba-tiba aku terjatuh ke dalam dekapan yang hangat.Jeffrey segera menyelimuti tubuhku dengan jasnya, lalu melayangkan satu pukulan keras yang langsung membuat tulang hidung Samuel patah."Samuel, apa kau lagi cari mati?!"Darah segar menyembur dari hidung Samuel, mengotori seluruh wajahnya hingga terlihat semakin b

  • Aku Menikahi Paman dari Tunanganku   Bab 6

    Yang tak tahu apa-apa justru dia.Di detik berikutnya, aku merasakan tatapan penuh kebencian tertuju padaku.Tak perlu menoleh pun, aku sudah bisa menebak siapa pelakunya.Saat itu juga, Om Jaya mengangkat gelas anggurnya, tersenyum, lalu berbicara."Kabar baik sebentar lagi akan datang ke Keluarga Gusmawan.""Jamuan keluarga hari ini diadakan untuk membahas pernikahan pasangan baru ini."Om Jaya bahkan belum selesai bicara, tapi Samuel sudah buru-buru menyela."Ayah, kau tak perlu repot mengurus hal ini. Soal surat nikah… kami sudah mengurusnya.""Bukan begitu, Mitha?"Dia mengedipkan mata padaku, berharap aku akan mengikuti alurnya.Aku hanya menyesap teh di cangkir, tetap diam.Kata-katanya terus berulang di kepalaku.Dia… sudah menikah dengan Melly?Melihat aku tak menanggapi, ekspresinya langsung menggelap.Tatapannya penuh amarah, semakin tajam.Saat itu juga, ponselku kembali bergetar.Serangkaian pesan dari Samuel masuk bertubi-tubi."Mitha, kau bisu? Cepat bicara!""Jangan pur

  • Aku Menikahi Paman dari Tunanganku   Bab 5

    Dia tampak lebih dewasa dan stabil dibandingkan dengan ingatan terakhirku tentangnya.Semua anggota Keluarga Gusmawan menunjukkan rasa hormat yang tinggi padanya, satu per satu berdiri untuk menyambut.Jeffrey dan Tante Ria kehilangan orang tua mereka sejak kecil, hanya bisa saling bergantung untuk bertahan hidup. Mereka akhirnya diadopsi oleh Nenek Dayah Gusmawan.Saat dewasa, Tante Ria menikah dengan Om Jaya, sementara Jeffrey pergi ke luar negeri untuk merintis kariernya sendiri.Bertahun-tahun berlalu, Keluarga Gusmawan sudah lama kehilangan kejayaannya. Jika bukan karena bantuan Jeffrey, bisnis keluarga ini mungkin sudah lama runtuh.Sejak ibunya Samuel meninggal, demi menjaga hubungan baik dengan Jeffrey, Keluarga Gusmawan semakin berusaha menuruti semua keinginannya. Mereka memperlakukannya bak pohon uang yang tidak boleh tersinggung sedikit pun.Semua orang yang menatapnya kini memasang senyum penuh harap. Tapi di wajahnya, tidak ada ekspresi hangat, hanya ketenangan dingin yan

  • Aku Menikahi Paman dari Tunanganku   Bab 4

    Proyek itu hilang, begitu pula dengan sisa perasaan yang masih tersisa untuk Samuel.Aku menghela napas lega, seolah beban yang selama ini menghimpit dadaku akhirnya terangkat.Malam ini, aku akan resmi bertemu dengan Jeffrey.Di dalam hati, aku merasa sedikit gugup. Bagaimanapun, di kehidupan sebelumnya, dia adalah pamanku dari pihak ibu.Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.Meski aku tahu tak mungkin membuatnya jatuh cinta padaku, setidaknya aku harus memastikan dia tak membenciku.Setelah merapikan pikiran dan mendandani diri dengan sempurna, barulah aku merasa cukup puas untuk keluar.Begitu sampai di parkiran bawah tanah, aku tiba-tiba mendengar suara napas yang berat, bergema di dalam ruang yang sunyi.Aku mengikuti arah suara itu.Di sana, sebuah mobil sedan hitam berguncang pelan, ritmis dan berulang.Aku melirik plat nomornya.“Tskkk.” Mobil Samuel.Mata Melly yang setengah terbuka terlihat penuh gairah, tubuhnya mengikuti irama pergerakan Samuel dengan beg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status