AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (130)"Mbak tinggal di mana, kok bisa sampai ke sini terus Mbak udah nggak makan berapa hari? Mbak nggak punya keluarga? Nggak punya suami?" tanya Andin dengan penuh simpati pada Yuli yang penampilannya tampak acak acakan tak ubahnya gembel jalanan."Saya ... saya diusir suami dari rumah, Mbak karena dia menikah lagi dengan perempuan selingkuhannya. Saya ... udah hampir dua hari nggak ketemu nasi. Saya diusir suami tanpa dibekali apa apa, Mbak ... hiks ... hiks ...," jawab Yuli pura pura sembari memperlihatkan raut wajah sedih.Sengaja dia bilang kalau dirinya habis diusir suaminya karena suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Hal itu semata mata demi meraih simpati Andin yang dulu nya juga pernah diusir Heru dari rumah mereka tanpa bekal apa apa dengan membawa serta ke dua buah hati mereka sampai akhirnya dia bertemu Pak Arga dan dipekerjakan sebagai perawat almarhumah Ibunda Pak Arga yang sekarang telah meninggal dunia.Dari sana cinta merek
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (131)"Iya ya, Mas ... kamu benar. Kita nggak tahu siapa dia. Aku kasihan ... cuma Mas benar, aku memang nggak tahu dia orang baik atau orang jahat. Kalau dia ada maksud dan niat jahat ke kita, ya aku nggak mau juga, Mas ...," jawab Andin akhirnya memahami maksud perkataan Arga.Di seberang telepon, Arga menghela nafas."Itu dia, Sayang. Cuma kalau memang kamu niat tulus ikhlas ingin membantu, Mas nggak bisa melarang juga. khusnudhon aja kalau begitu. Serahkan semuanya pada Allah semata. Yang penting kita udah berusaha menolong.""Suruh saja untuk sementara dia tidur di kamar Sri. Nanti kalau kantor butuh cleaning servis baru, bisalah kita berikan kesempatan padanya untuk mengisinya. Oke, Sayang?""Oke, Mas. Kalau gitu aku suruh aja dia mandi, ganti baju terus istirahat di kamar, Sri ya?" tanya Andin lagi."Iya, Sayang. Gitu aja. Kita lihat perkembangannya nanti. Kalau memang dia orang baik baik dan benar benar butuh pertolongan ya kita tolong carik
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (132)"Baiklah kalau begitu Mbak ... siapa namanya?""Marni, Mbak ... nama saya Marni ...,";sahut Yuli cepat, menyembunyikan nama sebenarnya karena enggan identitas nya diketahui Andin dan Sri."Baik Mbak Marni ... kalau Mbak Marni memang nggak punya tujuan tempat tinggal lagi, nggak apa apa sementara tinggal di rumah saya dulu.""Sri, tempat tidur kamu masih cukup buat satu orang lagi kan? Boleh nggak, Mbak Marni tidur di kamar kamu?" ujar Andin pula pada Sri yang berada di sampingnya.Sri menganggukkan kepalanya cepat. Dia tak masalah bila harus berbagi tempat tidur dan kamar dengan orang yang membutuhkan. Toh, dia bisa berada di rumah ini juga berkat belas kasihan Andin dan suaminya. Jadi buat apa dia hendak merasa keberatan?Namun, tidak demikian dengan Yuli yang seketika merasa tak enak bila harus tidur satu kamar dengan Sri, ART Andin itu. Dia merasa tak akan leluasa bila harus tidur bersama Sri sebab dia akan sering berhubungan dengan Heru n
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (133)"Mbak Marni, kamu lagi ngapain? Kok dari tadi nggak tidur tidur?" tanya Sri saat melihat Yuli bolak balik masuk ke dalam kamar mandi karena harus membalas pesan dari Heru yang masuk ke ponsel nya.Sementara Yuli tak mungkin membalas pesan tersebut di dalam kamar, karena Sri pasti akan curiga dan merasa heran kalau dia yang seorang gelandangan memiliki ponsel dan kuota untuk berbalas pesan dengan orang lain."Ini Mbak ... aku lagi sakit perut, makanya dari tadi ke kamar mandi terus," jawab Yuli beralasan."Tapi kok Mbak bawa bawa apa itu di saku daster? Apa handphone ya, Mbak?" tanya Sri yang tadi memang sempat merasa curiga kalau Yuli punya ponsel sebab benda dalam saku baju daster yang dikenakan Yuli tersebut tampak mengeluarkan cahaya saat ada pesan masuk ke dalamnya. Yuli yang memang lupa mematikan mode layar bercahaya saat ada notifikasi masuk ke dalamnya, hanya bisa terdiam sesaat karena tak mengira perempuan di depannya itu begitu jeli
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (134)[Apa? Andin hamil? Beruntung sekali nasib Arga, punya dua anak dari mantan istriku! Tapi nggak bisa. Andin nggak boleh hamil dan Arga nggak boleh punya anak lagi. Kalau perlu putra pertama mereka itu kamu singkirkan dari Andin sebab aku tak mau berurusan dengan anak tiri nantinya. Kamu harus bisa membuat mereka kehilangan bayinya Yui! Rayu Arga, supaya dia segera meninggalkan Andin. Dan Andin jadi milikku!] balas Heru saat Yuli memberitahunya soal kehamilan Andin.[Oke. Beri aku waktu untuk berpikir dan melakukan tugasku. Kamu tunggu saja kabar dariku ya.] balas Yuli kemudian sembari menyimpan kembali ponselnya sebelum Sri kembali memergokinya sedang mengoperasikan benda kesayangannya itu."Mbak Marni, sarapan yuk. Dipanggil Bu Andin," sapa Sri dari balik pintu kamar yang membuat refleks Yuli menoleh dan menatap ART Andin itu."Iya, Mbak Sri. Sebentar ... Saya siap siap dulu. Oh ya Mbak Andin sama siapa ya, Mbak? Sendirian atau ... bareng Pak
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (135)"Jadi, ini yang namanya Mbak Marni ... ?" tanya Arga saat sosok Yuli telah berada di depannya. Yuli mengangguk dengan senyum malu malu lalu mengulurkan tangannya.Dia memang sengaja membawa beberapa alat make up dalam buntalan kecil yang dia bawa supaya masih bisa dandan walaupun berada di rumah Andin dan tentu saja tak diberikan peralatan make up. Dengan begitu, walau pun pakaiannya hanyalah daster usang bekas pakai Sri, tapi dia tetap kelihatan cantik dan berseri wajahnya.Dan hal ini tentu saja membuat baik Andin maupun Arga heran melihatnya."Mbak Marni, kemarin katanya jalan jauh ya sampai sepuluh kiloan meter terus sudah dua hari nggak makan? Kalau gitu sekarang makan yang rajin ya, supaya cepat pulih kembali kondisinya," ujar Arga dengan ramah karena memang tak merasa curiga sama sekali dengan permainan dan rencana jahat yang ada di dalam benak Yuli."Iya, Pak ... Mbak Andin. Sekali lagi makasih ya udah berbaik hati menampung saya di r
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (136)"Mbak Marni, udah makannya? Kalau udah, mau saya beresin piring bekas makannya," tanya Sri saat Yuli tengah bengong menatap ke arah sosok Arga yang sedang siap siap pergi ke kantor.Yuli menoleh dengan gerakan malas karena merasa terganggu dengan pertanyaan itu lalu menganggukkan kepalanya cepat cepat supaya bisa kembali meneruskan aktivitasnya tadi, memandangi Arga sebelum laki laki itu menghilang di balik pintu mobilnya.Arga sudah membuat dia terpana dan dia tak bisa berhenti begitu saja dari pesona laki laki yang baru ditemuinya beberapa menit lalu itu."Sudah, Mbak Sri. Saya sudah kenyang! Ambil aja piringnya!" jawabnya tanpa merasa peduli sembari menyodorkan piring bekas makannya barusan pada Sri dan kembali menoleh pada sosok Arga yang seketika membuat ART Andin tersebut mencebik kesal dan menatap heran ke arahnya.Ada apa sebenarnya dengan perempuan gelandangan yang semalam baru saja mengaku diusir suaminya itu hingga terpaksa tinggal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (137)"Mbak, ngapain kamu senyum senyum gitu? Yuk, bantuin kita cuci piring!" seru Sri saat melihat Yuli senyum senyum simpul sendiri sambil memperhatikan Arga yang tengah bicara dengan Andin di depan rumah menjelang laki laki itu berangkat ke kantor.Yuli menoleh lalu memaksakan senyumnya pada Sri."Nggak ada apa apa, Mbak. Sudah saya bilang, saya seneng aja lihat Mbak Andin dan Pak Arga harmonis gitu. Mikir aja kapan bisa seperti itu ...""Ya udah ya, Mbak. Saya ke kamar dulu. Permisi ...!" ucap Yuli yang merasa tak senang mendengar ajakan Sri untuk cuci piring sama sama tadi karena merasa dirinya tak selevel dengan Sri yang seorang ART, sementara dia datang ke rumah ini bertujuan hendak mengincar Arga dan menghancurkan rumah tangga Andin bersama laki laki itu.Dia ingin jadi istri Arga dan bukannya ingin jadi pembantunya walaupun tadinya dia datang ke rumah ini ingin berpura pura melamar kerja menjadi seorang ART.Tapi di tengah jalan dia berubah