AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (135)"Jadi, ini yang namanya Mbak Marni ... ?" tanya Arga saat sosok Yuli telah berada di depannya. Yuli mengangguk dengan senyum malu malu lalu mengulurkan tangannya.Dia memang sengaja membawa beberapa alat make up dalam buntalan kecil yang dia bawa supaya masih bisa dandan walaupun berada di rumah Andin dan tentu saja tak diberikan peralatan make up. Dengan begitu, walau pun pakaiannya hanyalah daster usang bekas pakai Sri, tapi dia tetap kelihatan cantik dan berseri wajahnya.Dan hal ini tentu saja membuat baik Andin maupun Arga heran melihatnya."Mbak Marni, kemarin katanya jalan jauh ya sampai sepuluh kiloan meter terus sudah dua hari nggak makan? Kalau gitu sekarang makan yang rajin ya, supaya cepat pulih kembali kondisinya," ujar Arga dengan ramah karena memang tak merasa curiga sama sekali dengan permainan dan rencana jahat yang ada di dalam benak Yuli."Iya, Pak ... Mbak Andin. Sekali lagi makasih ya udah berbaik hati menampung saya di r
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (136)"Mbak Marni, udah makannya? Kalau udah, mau saya beresin piring bekas makannya," tanya Sri saat Yuli tengah bengong menatap ke arah sosok Arga yang sedang siap siap pergi ke kantor.Yuli menoleh dengan gerakan malas karena merasa terganggu dengan pertanyaan itu lalu menganggukkan kepalanya cepat cepat supaya bisa kembali meneruskan aktivitasnya tadi, memandangi Arga sebelum laki laki itu menghilang di balik pintu mobilnya.Arga sudah membuat dia terpana dan dia tak bisa berhenti begitu saja dari pesona laki laki yang baru ditemuinya beberapa menit lalu itu."Sudah, Mbak Sri. Saya sudah kenyang! Ambil aja piringnya!" jawabnya tanpa merasa peduli sembari menyodorkan piring bekas makannya barusan pada Sri dan kembali menoleh pada sosok Arga yang seketika membuat ART Andin tersebut mencebik kesal dan menatap heran ke arahnya.Ada apa sebenarnya dengan perempuan gelandangan yang semalam baru saja mengaku diusir suaminya itu hingga terpaksa tinggal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (137)"Mbak, ngapain kamu senyum senyum gitu? Yuk, bantuin kita cuci piring!" seru Sri saat melihat Yuli senyum senyum simpul sendiri sambil memperhatikan Arga yang tengah bicara dengan Andin di depan rumah menjelang laki laki itu berangkat ke kantor.Yuli menoleh lalu memaksakan senyumnya pada Sri."Nggak ada apa apa, Mbak. Sudah saya bilang, saya seneng aja lihat Mbak Andin dan Pak Arga harmonis gitu. Mikir aja kapan bisa seperti itu ...""Ya udah ya, Mbak. Saya ke kamar dulu. Permisi ...!" ucap Yuli yang merasa tak senang mendengar ajakan Sri untuk cuci piring sama sama tadi karena merasa dirinya tak selevel dengan Sri yang seorang ART, sementara dia datang ke rumah ini bertujuan hendak mengincar Arga dan menghancurkan rumah tangga Andin bersama laki laki itu.Dia ingin jadi istri Arga dan bukannya ingin jadi pembantunya walaupun tadinya dia datang ke rumah ini ingin berpura pura melamar kerja menjadi seorang ART.Tapi di tengah jalan dia berubah
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (138)"Sri, kamu kenapa sih galak banget sama Marni? Dia kan mungkin masih capek makanya belum mau bantu bantu kita di belakang ini. Lagian di sini dia kan tamu. Masa mau disuruh bantu bantu cuci piring sama masak di dapur sih, Sri?" tegur Bi Hanun pada Sri saat Yuli sudah berlalu dari hadapan mereka.Sri tersenyum kecut lalu membuka mulutnya."Ya habisnya aku curiga, Bi. Masa semalam dia bolak balik masuk kamar mandi bawa handphone segala. Terus pagi tadi habis mandi, dia juga pakai bedak sama lipstik segala. Bibi lihat nggak wajahnya, nggak kayak orang susah deh kayaknya, Bi. Aku curiga jangan jangan dia ada maksud jahat datang ke rumah ini. Bukan minta pertolongan karena diusir sama suaminya tapi bawa maksud jahat ke Bu Andin dan Pak Arga. Bibi lihat aja, dia ngeliatin Pak Arga terus dari tadi?" jawab Sri tanpa berusaha menyembunyikan apa yang ada dalam hatinya pada wanita paruh baya di depannya itu.Bi Hanun tampak kaget mendengar jawaban Sri, t
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (139)Yuli baru saja mengirimkan kabar melalui pesan what's app pada Heru jika dirinya telah berhasil mendapatkan perhatian dan simpati dari Arga saat Sri masuk kamar dengan wajah terlihat tanpa senyum.Dari situ Yuli sadar jika asisten rumah tangga berusia muda itu menaruh rasa tak suka padanya. Padahal kemarin gadis itu tampak menyambut baik kedatangannya bahkan terlihat sangat simpati terhadap nya, akan tetapi sejak tadi malam gadis itu memergokinya tengah mengoperasikan ponsel miliknya, Sri terlihat menaruh rasa curiga dan mulai merasa tak suka padanya.Melihat ekspresi wajah Sri yang tampak tak bersahabat itu, Yuli pun merasa jika Sri bisa saja menjadi ancaman baginya. Dan hal itu tentu saja tak bisa dibiarkan begitu saja.Dia pun berencana untuk menyingkirkan Sri dengan cara yang masih dia pikirkan saat ini."Ada apa, Mbak? Saya barusan beresin tempat tidur," ucap Yuli sebelum Sri buka mulut mempertanyakan kenapa dirinya ada di dalam kamar dan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali