Share

Bab 159

Penulis: Celine
Zelda berdiri di depan Ardi dengan panik. Melihat noda darah di jubah Ardi, matanya langsung memerah lalu dia terisak. "Kenapa sampai berdarah ...."

"Bukan aku." Terdengar nada lelah di ucapan Ardi, lalu dia menunjuk keningku dan berkata, "Dokter Raisa yang terluka."

Zelda tertegun sejenak lalu melihatku dengan wajah penuh air mata dan berkata terkejut, "Kak Raisa terluka?"

"Nggak apa-apa." Aku mengibaskan tanganku lalu berkata santai, "Sudah dijahit."

Mendengar ini, Zelda tertegun sejenak, lalu melihat paket steril di sebelah Ardi, kemudian melihat luka di keningku dan bergumam, "Jahitan yang serapi itu, sudah pasti jahitan Kak Ardi."

Beberapa kata terakhir diucapkan dengan lemas, jelas terdengar kalau dia "keberatan".

Ardi tentu saja juga menyadari hal ini, dia pun berkata, "Tadi keadaannya darurat, aku cuma asal jahit."

Asal jahit.

Kalau dokter lain yang mengucapkan hal ini, mungkin akan terdengar sombong, tapi kalau dari ikon Mogowa, sangat bisa dipercaya.

Zelda juga menerima penje
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 161

    Begitu aku berjalan ke depan mobil, sopir sudah membukakan pintu, aku pun melihat ibu mertuaku yang duduk di belakang dengan ekspresi muram.Aku pun naik dengan penuh hormat. Sebelum aku duduk, aku sudah mendengar ibu mertuaku bertanya ketus, "Terjadi hal sebesar ini pada Ardi, tapi kamu bisa-bisanya nggak memberi tahu orang rumah? Kalau bukan karena Keluarga Wijaya punya telinga di mana-mana, aku dan ayahnya sampai sekarang masih nggak tahu.""Maaf, aku lagi rapat ....""Rapat lebih penting dari Ardi? Pekerjaanmu lebih penting dari suamimu?"Mendengar ibu mertuaku terus mendesakku, aku pun berkata, "Kejadiannya sangat tiba-tiba, aku masih sedang mencari tahu.""Jadi apa yang kamu ketahui?"Teringat dengan rumor-rumor di rumah sakit, aku menggeleng pasrah. Kemudian, aku mendengar ibu mertuaku menyindir, "Kalian kerja di rumah sakit yang sama, terjadi sesuatu dengan Ardi, kamu sebagai istrinya malah nggak tahu apa-apa. Sia-sia Ardi secinta itu sama kamu."Aku mengernyit, rasa sakit di l

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 160

    Ardi bisa-bisanya dibawa ke kantor Departemen Kesehatan.Informasi ini tersebar ke mana-mana di Mogowa, seketika ada berbagai macam rumor, semua orang merasa terancam, bahkan suasana di Departemen Anestesi juga sangat mencekam.Bahkan ada rumor kalau Keluarga Tanadi sudah membayar tim hukum, bersiap-siap menuntut Mogowa dan Ardi.Konflik antara dokter dan pasien sudah sering terjadi, tapi baru pertama kalinya ada yang membuat keributan sebesar ini.Teringat Ardi yang dibawa pergi, hatiku semakin gelisah.Setelah beberapa saat, Dokter Dharma juga membuka rapat darurat. Dia memanggil semua tenaga medis yang pernah berinteraksi dengan Nyonya Tanadi.Baru saja duduk, dia langsung berkata dengan serius, "Kalian semua seharusnya sudah tahu kalau para petinggi sudah ikut campur masalah Nyonya Tanadi. Selain berhubungan dengan Departemen Bedah Saraf, hal ini juga berkaitan dengan departemen kita. Jadi, tolong kalian semua jaga sikap dan ucapan kalian, perhatikan setiap gerak-gerik kalian."Dev

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 159

    Zelda berdiri di depan Ardi dengan panik. Melihat noda darah di jubah Ardi, matanya langsung memerah lalu dia terisak. "Kenapa sampai berdarah ....""Bukan aku." Terdengar nada lelah di ucapan Ardi, lalu dia menunjuk keningku dan berkata, "Dokter Raisa yang terluka."Zelda tertegun sejenak lalu melihatku dengan wajah penuh air mata dan berkata terkejut, "Kak Raisa terluka?""Nggak apa-apa." Aku mengibaskan tanganku lalu berkata santai, "Sudah dijahit."Mendengar ini, Zelda tertegun sejenak, lalu melihat paket steril di sebelah Ardi, kemudian melihat luka di keningku dan bergumam, "Jahitan yang serapi itu, sudah pasti jahitan Kak Ardi."Beberapa kata terakhir diucapkan dengan lemas, jelas terdengar kalau dia "keberatan".Ardi tentu saja juga menyadari hal ini, dia pun berkata, "Tadi keadaannya darurat, aku cuma asal jahit."Asal jahit.Kalau dokter lain yang mengucapkan hal ini, mungkin akan terdengar sombong, tapi kalau dari ikon Mogowa, sangat bisa dipercaya.Zelda juga menerima penje

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 158

    Setelah berputar, aku pun terbaring lemas di lantai. Saat aku membuka mataku dengan susah payah, aku merasakan cairan yang panas mengalir dari keningku lalu berkumpul di bulu mataku.Aku tahu aku terluka."Raisa!"Setelah mendengar panggilan yang panik itu, di pandanganku yang kabur, sebuah sosok yang tinggi dan besar berlari ke arahku. Setelah menggendongku, dia langsung mendorong pintu ruang operasi dengan panik.Sudut jubah dokter lewat di depan mataku. Tangannya yang kuat dan panjang mengangkat wajahku, butiran darah menetes di pelat namanya. Saat ini, aku baru melihat jelas tulisan emas "Departemen Bedah Saraf, Ardi Wijaya".Ternyata, yang menggendongku ke ruang operasi adalah Ardi.Aku bisa merasa kalau kami sangat dekat. Lampu ruang operasi menyebar jadi titik-titik cahaya di pandanganku. Di benakku muncul sosok Kevin yang histeris, aku pun berkata dengan gelisah, "Kevin sudah ditahan?""Sekarang kamu masih bisa mengkhawatirkan hal ini?" Suara menyalahkan itu terdengar di teling

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 157

    Aku melihat ke arah pandangannya, baru sadar ternyata di kedua sisiku adalah dua petugas keamanan.Mereka memakai baju kasual.Karena sebelumnya pernah berinteraksi, jadi aku samar-samar bisa mengenali mereka.Kalau aku tidak salah tebak, Ardi sengaja berkata seperti itu.Dia mau menggunakan cara yang ekstrem ini untuk membagi fokus Kevin.Karena bagaimanapun juga, mancis itu ada di tangan Kevin. Kalau tidak hati-hati, dengan jumlah bensin di samping kakinya, pasti akan menyebabkan kerusakan besar bagi Mogowa, akibatnya tidak bisa dibayangkan.Sementara emosi Kevin sepertinya berhasil terpengaruh oleh ucapan Ardi, dia pun berkata, "Kamu nggak mengerti! Apa kamu tahu apa itu cinta? Kamu yang bukan siapa-siapa nggak berhak mengatur hubungan kami! Demi dia, aku bisa mengorbankan nyawaku. Tapi sebelum ini, aku mau kamu sebagai pelakunya, juga mati!"Setelah itu, Kevin seketika menerjang ke arah Ardi. Petugas keamanan juga langsung menerjang maju, tapi Kevin adalah seorang ahli bela diri, d

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 156

    Waktu aku tiba di luar ruang operasi, di sana sudah ada sangat banyak orang.Dari balik kerumunan, aku samar-samar melihat sosok yang kacau, lalu terdengar suara teriakan histeris. Saat kudengar baik-baik, itu adalah Kevin yang sebelumnya menari untuk istrinya."Kalau dia nggak datang, aku bakal suruh orang membakar rumah sakit! Panggil Ardi ke sini!"Pak Budi juga ada di sini, dia maju untuk menenangkan Kevin. "Dokter Ardi sekarang lagi nggak ada di rumah sakit, kami sudah mencari orang untuk memberitahunya. Tuan Tanadi jangan gegabah, kalau Nyonya Tanadi melihatmu seperti ini, dia pasti akan sangat sedih.""Diam! Kalian nggak berhak mengungkit istriku. Kalau bukan karena dokter bodong seperti kalian, aku sudah bisa pergi melihat matahari terbit bersama istriku. Semua karena kalian ... semuanya karena kalian!"Setelah seruan marah itu, terdengar suara seruan kaget seseorang, setelah itu tercium bau bensin yang sangat kuat. Aku mendongak dan melihat lantai di luar ruang operasi sudah a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status