Share

Bab 216

Penulis: Celine
Kemunculan Pak Chandra membuat semua orang terkejut, terutama Pak Petra yang tadinya masih duduk santai dengan satu kaki disilangkan. Dia langsung melompat bangun dan melihat ke arah pintu dengan mata membelalak.

Setelah terkejut sejenak, Pak Petra mencibir dan berkata, "Chandra, beberapa tahun ini perusahaan kami lumayan baik padamu, kamu malah membantu orang-orang ini memfitnah perusahaan. Ke mana hati nuranimu?"

Pak Chandra yang terlihat lelah duduk diam di kursi roda. Dia melirik Pak Petra tanpa mengatakan apa-apa, tapi di matanya terlihat keteguhan.

Pak Petra merasa seperti menyerang awan, tidak ada rasa puas, ekspresinya juga jadi canggung. Dia berkata, "Kalau begitu, kamu harus pikirkan baik-baik. Sekarang biaya rumah sakitmu semuanya ditanggung perusahaan, kalau kamu nggak tahu diri begini, perusahaan ...."

Dia berhenti sejenak, menatap Pak Chandra dengan mata menyipit lalu menarik panjang kata-katanya. "Perusahaan terpaksa nggak peduli lagi dengan hidup dan matimu."

Setelah it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Azimah Aja
dokter raisa memang pemberani....aku yg membaca saja nangis ....karena perjuangan nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 346

    Saat Ardi menoleh, tanpa sadar aku menarik lengan bajuku.Wajahnya muram, tatapan matanya dingin, seolah-olah aku telah melakukan sesuatu yang mengecewakannya, hal itu membuatku gelisah.Rian tidak bermaksud menarikku. Kami berjalan sangat cepat tadi, sampai-sampai aku hampir tersandung tangga. Dia hanya membantuku.Kami semua ingin tahu bagaimana keadaan paman, jadi aku tidak menyadari kalau Rian masih menopangku saat ini.Aku bahkan tidak berani menatap mata Ardi. Aku hanya bisa mencoba mengalihkan pembicaraan, tetapi suaraku terdengar datar dan canggung. "Kenapa Dokter Ardi dan Dokter Zelda ada di sini?""Oh, Kak Raisa dan Dokter Rian juga ada di sini?" Suara manis Zelda terdengar sangat gembira. "Begini, Kak Ardi tidak masuk rumah sakit selama dua hari ini. Hari ini, dia membawaku untuk memeriksa pemulihan pascaoperasi Paman. Dia bilang, kasus Paman itu hal yang sangat umum dan dia ingin aku belajar dari kasus ini.""Benar, Raisa, Ardi … Dokter Ardi sangat peduli dengan pamanmu, di

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 345

    Tadi malam, aku mencubit wajah yang mirip Ardi, lalu menangis dan berkata kalau aku tidak menginginkannya lagi. Kemudian, aku seperti dipeluk oleh seseorang, lalu dibawa ke kamar mandi.Sambil menatap wajah itu, aku menangis tersedu-sedu. Emosiku sempat tak terkendali, karena wajah itu terlalu mirip dengan Ardi.Dalam ingatanku, pria itu selalu memelukku dengan erat, lalu membantuku mandi dan dengan lembut memanggilku "Raisa".Itu mimpi atau kenyataan?Aku menundukkan kepala dan masih bisa mencium aroma tubuhku. Bahkan rambutku yang terurai pun sudah tercuci bersih, seolah-olah seseorang benar-benar sudah membantuku mandi tadi malam.Namun, ini Armand, hanya aku dan Ardi yang tinggal di sini. Kalau ada seseorang menggendongku ke kamar mandi untuk membantuku mandi, orang itu pastilah suamiku, yaitu Ardi.Akan tetapi, bagaimana mungkin orang itu adalah Ardi?Tidak mungkin dia.Kelembutan Ardi itu bukan milikku. Dia tidak akan memanggilku "Raisa" dengan lembut. Tidak, dia pernah bersikap

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 344

    Keesokan paginya, aku terbangun oleh sebuah panggilan telepon.Rian yang meneleponku, suaranya penuh dengan permohonan maaf. "Dokter Raisa, apakah kamu sudah bangun? Aku ingin menjelaskannya padamu saat bekerja nanti, tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Aku benar-benar minta maaf atas kejadian tadi malam. Aku tidak bermaksud ingkar janji."Aku baru saja bangun dan otakku belum mulai bekerja. Butuh beberapa saat bagiku untuk mengingat, kalau Rian seharusnya menemaniku ke bar untuk minum tadi malam, tetapi dia tidak pergi. Dia tidak membalas pesanku, jadi dia meneleponku untuk menjelaskan alasannya.Aku masih memejamkan mata. "Tidak apa-apa, kamu pasti ada urusan penting tadi malam.""Tadi malam adalah jamuan makan keluarga kami. Aku berdalih sedang bertugas agar tidak hadir. Tapi, aku tidak tahu kalau Ardi, si jahat itu, mengirim pesan pada ibuku untuk mengadu dan membongkar kebohonganku. Orang tua di keluargaku sangat marah dan menyuruhku datang. Awalnya aku ingin kembali dan

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 343

    Ardi tidak mungkin muncul di sisiku.Lupakan saja, siapa pun dia, mari kita tidur bersama.Namun …."Kepalaku sakit …" gumamku lagi, sambil mengeluarkan erangan pelan dan gemetar.Pria jangkung itu membungkuk dan berjongkok di sampingku, lalu menekan jari-jarinya di atas kepala dan pelipisku. Dia menekannya dengan ringan.Huh, aku merasa jauh lebih baik ….Aku memejamkan mata lagi. Setelah menikmati kenyamanan langka setelah rasa sakit dan siksaan yang berkepanjangan, aku bersenandung dengan puas. "Teknik yang bagus, hei, kamu itu nomor berapa? Aku akan memesanmu lagi lain kali."Aku bingung, aku bahkan tidak ingat. Ke mana aku naik taksi setelah keluar dari bar tadi?Apakah aku kembali ke Armand atau pergi ke tempat pijat?Kalau tidak, untuk apa ada seorang pria membantuku mematikan lampu dan memijatku?Tekniknya begitu terampil dan nyaman, dia pasti tukang pijat yang sangat hebat.Aku seharusnya berada di tempat pijat.Aku yakin dalam hati, lalu perlahan menambahkan, "Oh iya, kamu bi

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 342

    Aku mengirim dua pesan lagi pada Rian, tetapi dia tidak membalasnya. Aku merasa dia tidak akan datang malam ini, jadi aku mengirim pesan lainnya yang mengatakan kalau aku mau pulang dulu. Kemudian, aku pun meninggalkan bar itu dan pulang.Aku minum terlalu banyak malam ini. Setelah masuk mobil, aku merasa pusing dan ingin tidur. Akan tetapi, aku khawatir aku akan lupa turun kalau tertidur di mobil, jadi aku memaksakan kelopak mataku untuk tetap terbuka.Saat itu, aku menerima telepon."Raisa, di mana kamu? Kenapa kamu tidak pulang?" tanya Nyonya Larasati di ujung telepon, suaranya terdengar sedikit cemas dan khawatir.Aku sedikit tersadar. "Aku sedang dalam perjalanan pulang, ada apa?"Aku khawatir kalau paman akan mengalami kecelakaan lagi."Kamu sudah dalam perjalanan pulang? Baguslah, kukira terjadi sesuatu padamu." Nyonya Larasati merasa lega, lalu mulai mengomel lagi, "Raisa, pikirkan apa yang Ibu katakan padamu hari ini, jangan impulsif. Lagipula, Ardi sudah berinisiatif untuk me

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 341

    Masih ada darah yang mengalir di mulutku. Darah di tubuhku masih bergejolak karena apa yang baru saja terjadi, tetapi hatiku merasa sangat sedih.Inilah perbedaannya.Ardi peduli dengan hubungan antara aku dan Rian, bukan karena dia peduli padaku, tetapi karena sikap posesif dan harga dirinya sebagai seorang pria.Dia datang untuk menanyaiku dan memperingatkanku, memintaku untuk lebih menahan diri dan tidak membuatnya kesal. Kata-katanya pun penuh akan ancaman dan sindiran.Orang yang dia sayangi hanyalah Zelda, jadi dia selalu melindungi dan merawat Zelda. Ardi bahkan berbicara pada Zelda dengan sangat lembut dan halus."Kak Ardi, kukira kamu tersesat." Suara gadis kecil itu terdengar gelisah. Dia sepertinya tiba-tiba menyadari sesuatu, lalu bertanya dengan khawatir dan gugup, "Kenapa bibirmu pecah dan berdarah ….""Tidak apa-apa, aku tidak sengaja menggigit bibirku saja." Nada bicara Ardi terdengar sangat alami, tak terdengar ada yang janggal.Gadis kecil itu merasa prihatin. "Pasti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status