Share

Bab 435

Author: Celine
Suaranya tidak asing. Aku berhenti sejenak dan menoleh. Ardi duduk di kursi di samping meja operasi, lengannya terlipat, tatapannya yang dingin mengamatiku.

Dia benar-benar memiliki aura yang menekan. Meskipun dia sedang duduk dan jelas terlihat dalam posisi yang lebih rendah, dagunya terangkat tinggi ketika dia menatapku. Matanya yang indah dan tajam di balik kacamata berbingkai peraknya, memancarkan rasa intimidasi dari seorang atasan.

"Kamu begitu terhanyut dalam urusan asmaramu, sampai-sampai kamu lupa pekerjaanmu! Dokter Raisa memang dokter yang paling hebat di Departemen Anestesi!"

Oh, jadi Ardi belum benar-benar melepaskanku. Dia menunggu sampai operasi selesai, baru ingin membalas dendam dan menuntut permintaan maaf dariku.

Aku kehabisan kata-kata. Aku merasa tak berdaya, kelelahan yang amat sangat membebani tubuhku, membuatku hampir roboh.

Aku sibuk seharian, Ardi sama sekali tidak melihatnya. Rian hanya membawakanku makanan dan berbicara singkat denganku, tetapi Ardi melihatn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 438

    Aku tidak mengerti kenapa Ardi harus berpura-pura seperti ini.Hubunganku dengan dia sudah sampai di tahap ini. Hubungan kami benar-benar sudah hancur dan sudah lama berakhir. Dia bahkan berencana membawa Zelda bertemu orang tuanya. Kenapa dia masih bersikap begitu mesra padaku di depan Nyonya Larasati?Dia bilang dia tidak ada hubungannya dengan Zelda, bahkan bilang kalau dia tidak ingin bercerai.Semua itu hanyalah bohong belaka!Dia sudah menandatangani surat cerai.Aku hanya ingin tahu, kapan dia akan membawaku untuk menyelesaikan prosedur perceraian kami.Aku ingin bercerai, sangat buru-buru ingin cerai.Namun, begitu aku mengatakannya, bangsal ini langsung menjadi sunyi dan senyum Ardi membeku.Nyonya Larasati tampak tercengang. Sesaat kemudian, dia meraih pergelangan tanganku. "Apa katamu?""Seharusnya Ibu sudah mendengar semua yang kukatakan dengan jelas." Nyonya Larasati benar-benar gelisah, cengkeramannya melukai pergelangan tanganku. Aku menahan rasa sakitnya sambil tersenyu

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 437

    Ardi membungkuk, mendekatkan cangkir ke bibirku, lalu membuka bibir tipisnya dan berbicara dengan lembut, "Raisa, minumlah air dulu."Penampilan Ardi sungguh luar biasa. Dia tidak mengenakan pakaian kerja hari ini, melainkan pakaian kasual. Dia mengenakan setelan abu-abu gelap dengan jaket hitam. Warna gelap membuat wajahnya tampak dingin dan tegas. Akan tetapi, sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela bangsal, menyinari wajahnya dan menghilangkan rasa dingin itu. Wajahnya tampak tampan disertai dengan kehangatan. Alisnya sedikit terangkat, mata cerahnya yang berada di balik kacamata berbingkai peraknya, terlihat sangat lembut.Kelembutan dan rasa bersalah.Aku baru saja bangun, pikiranku masih kabur. Aku terpana oleh wajahnya yang penuh dengan kelembutan.Apakah kelembutan dan rasa bersalah di wajahnya itu nyata?Apakah semua itu hanya imajinasiku?Mungkin saja semua ini hanyalah khayalan pagi hari, ketika aku baru sadar kembali.Aku mengangkat tanganku, mendorong cangkir itu me

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 436

    Oleh karena itu, tiap orang seharusnya tidak bertumpu pada masa lalu mereka, apalagi sampai berharap sedikit pun.Tadi malam, kata-kata Ardi yang lembut dan penuh kasih sayang, benar-benar memanjakanku. Dia tidak hanya membuatku menerima pelukannya saat tidur denganku, dia juga membuatku tanpa sadar teringat pada masa lalu kami saat aku berada di dalam pelukannya. Secercah harapan pun muncul di dalam hatiku.Aku masih berharap Ardi mengingat kelembutan di awal hubungan kami, berharap kalau dia masih menyimpan sedikit kehangatan untukku.Namun, kenyataan memang kejam.Tak ada kehangatan yang tersisa untukku. Bagi Ardi, kehangatan malam itu hanyalah hal baru untuk dinikmati sesaat.Bagaimana mungkin aku bisa dibandingkan dengan kekasihnya?Aku bahkan yakin ketika Ardi memanggilku "sayang" tadi malam, ucapan itu tidak ditujukan padaku. Dia sedang membicarakan Zelda. Lagipula, dia sudah lama berencana menikahi Zelda, jadi menyebut dirinya "suami" bagi Zelda juga merupakan hal yang wajar.D

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 435

    Suaranya tidak asing. Aku berhenti sejenak dan menoleh. Ardi duduk di kursi di samping meja operasi, lengannya terlipat, tatapannya yang dingin mengamatiku.Dia benar-benar memiliki aura yang menekan. Meskipun dia sedang duduk dan jelas terlihat dalam posisi yang lebih rendah, dagunya terangkat tinggi ketika dia menatapku. Matanya yang indah dan tajam di balik kacamata berbingkai peraknya, memancarkan rasa intimidasi dari seorang atasan."Kamu begitu terhanyut dalam urusan asmaramu, sampai-sampai kamu lupa pekerjaanmu! Dokter Raisa memang dokter yang paling hebat di Departemen Anestesi!"Oh, jadi Ardi belum benar-benar melepaskanku. Dia menunggu sampai operasi selesai, baru ingin membalas dendam dan menuntut permintaan maaf dariku.Aku kehabisan kata-kata. Aku merasa tak berdaya, kelelahan yang amat sangat membebani tubuhku, membuatku hampir roboh.Aku sibuk seharian, Ardi sama sekali tidak melihatnya. Rian hanya membawakanku makanan dan berbicara singkat denganku, tetapi Ardi melihatn

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 434

    Ardi berdiri di samping meja operasi, pakaian bedah berwarna hijaunya menonjolkan wajahnya yang elegan dan berwibawa. Kacamata berbingkai peraknya berkilau dan tampak dingin di bawah sinar lampu.Tatapannya menyapu wajahku, dengan ekspresi dingin yang mendalam. "Berhenti bicara omong kosong dan bersiaplah untuk operasi."Rasa tidak puas, menghina dan tidak peduli dengan basa-basi.Sikap Ardi terhadapku begitu blak-blakan dan terus terang. Hatiku sakit, tetapi aku tidak berkata apa-apa. Aku buru-buru membius pasien itu bersama kepala perawat.Operasi kraniotomi ini bertujuan untuk mengevakuasi hematoma, merupakan prosedur rutin dalam bedah saraf. Prosedurnya tidak terlalu sulit, tetapi ini pertama kalinya aku berdiri sendiri dalam prosedur operasi seperti ini.Ini merupakan operasi keempatku hari ini. Tiga operasi pertama berhasil kutangani sambil diiringi dengan tawa dan percakapan, tetapi operasi yang ini terasa begitu sunyi dan menekan.Sebagian karena Ardi lebih suka diam dan tidak

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 433

    Dia bukan seseorang yang pantas kuinginkan. Lagipula, prioritas utamaku saat ini adalah menyelesaikan perceraianku dengan Ardi.Aku mengupas jeruk untuk pamanku dan mengobrol sebentar dengannya. Melihat sudah pukul setengah sembilan, aku bergegas kembali ke ruangan departemenku.Namun, sebelum sampai di pintu, aku mendengar suara Dokter Galak yang terdengar tidak puas. "Ke mana saja kamu selama ini? Sebagai dokter, apa kamu lupa akan tanggung jawabmu? Raisa, apa kamu pikir hanya karena dokter lain memujimu beberapa kali, kamu bisa mengabaikan semua aturan di sini?""Dokter Dharma, apakah ada pekerjaan lain yang harus kulakukan?" Aku langsung dimarahi. Aku merasa bingung, tetapi aku menahan amarahku dan bertanya dengan sabar.Dia terus-menerus memarahiku sejak pagi sampai sekarang. Aku tidak mengerti kenapa Dokter Galak masih memarahiku seperti ini.Dia bahkan dengan sinis mengungkit pujian yang kuterima dari dua dokter senior, yang melakukan operasi sore tadi.Mungkinkah dia kesal, han

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status