Share

Bab 443

Penulis: Celine
Mungkin aku memang tak mampu mengendalikan gejolak emosiku, tetapi aku merasa emosiku bisa kembali tenang. Setelah aku meneteskan banyak air mata untuk seseorang, air mata itu pasti secara alami akan berhenti mengalir.

Di belakang bangsal rawat inap, ada paviliun di mana seseorang bisa beristirahat dan bersantai. Aku berjalan ke sana, menemukan tempat dengan sinar matahari yang pas. Aku duduk, memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam dan menikmati kehangatan matahari dengan tenang.

Cahaya matahari sekarang tidak terlalu terik, melainkan hangat. Ia mampu menghangatkan tubuhku. Sesekali, ada aroma sejuk tercium olehku dan menyegarkan hatiku. Seharusnya itu adalah aroma bunga di sekitar sini.

Di tengah aroma sejuk ini, pikiranku perlahan menjadi tenang dan jernih.

Namun, saat ini, aku merasa ada bayangan muncul di wajahku, seolah-olah seseorang sedang menghalangi jalanku.

Aku membuka mata dan melihat tangan putih ramping sedang menghalangi pandanganku. Begitu mendongak, aku bertemu deng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 446

    Aku menoleh dan melihat wajah yang baru kulihat beberapa jam yang lalu.Di saat yang sama, Devi di sampingku berteriak kaget, "Dokter Steven! Ah, kenapa kamu ada di sini?"Itu adalah idola Devi, Steven.Aku berjumpa lagi dengannya."Jadi, ini teman Dokter Steven yang terluka?" Akhirnya aku berbicara dengan terkejut.Steven telah menyebutkan sebelumnya kalau seorang temannya terluka dan dirawat di Mogowa, jadi dia bergegas datang menjenguk. Tak disangka, ternyata orang tersebut merupakan pasien di hadapanku.Aku begitu fokus pada pekerjaanku selama operasi sampai aku tidak mengenali wajah pasien itu. Akan tetapi sekarang, aku menyadari kalau pasien yang terbaring di tempat tidur itu, tak lain adalah gadis berambut pendek yang mengenakan pakaian kasual yang sama dengan Steven di Hotel Pemandian Air Panas Agastya.Pantas saja wanita cantik ini tampak tidak asing bagiku sebelumnya, tetapi aku juga merasa belum pernah berjumpa dengannya sebelumnya. Wanita cantik ini pasti ada hubungannya de

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 445

    Namun, aku bisa mengerti perasaan Nyonya Larasati. Siapa pun yang kehilangan harta triliunan, pasti akan marah besar. Biarkan saja dia mengamuk, lagipula dia akan kembali setelah melampiaskan amarahnya.Aku terus makan mi, tiba-tiba ponselku berdering.Ada panggilan masuk dari ibu mertuaku.Saat menjawab telepon, aku masih merasa bingung. Nyonya Larasati seharusnya masih membutuhkan waktu yang agak panjang agar sampai di Kediaman Wijaya. Kenapa ibu mertuaku menelepon dengan begitu cepat untuk menyalahkanku?Akan tetapi, mungkin juga dia menelepon bukan untuk menuduhku.Aku mengangkat telepon. Sebelum ibu mertuaku sempat berbicara, aku lebih dulu bertanya, "Nyonya Yuliana, apakah sudah waktunya untuk mengajukan surat cerai? Aku ada waktu luang hari ini.""… Raisa, untuk apa kamu bersikap angkuh padaku?" Ibu mertuaku terdengar cemberut dari ujung telepon. "Aku heran kenapa orang serakah sepertimu bisa menandatangani surat cerai begitu mudahnya? Ternyata kamu diam-diam telah memanfaatkank

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 444

    Gerakanku benar-benar menjadi tidak natural.Rasa panas dari sentuhan Steven itu benar-benar membuatku kehilangan keseimbangan.Namun sekarang, ucapannya itu benar-benar membuatku kehilangan kendali. Makin keras aku mencoba berjalan dengan benar, makin sulit rasanya. Tubuhku menjadi tegang, bahkan langkahku terasa sangat canggung.Kali ini, bahkan tanpa Steven yang menertawakanku, aku sudah merasa sangat konyol. Pipiku terasa luar biasa panas.Aku bahkan tidak berani berbalik untuk menatap mata rubah Steven yang tampak santai dan sedang tersenyum. Dengan langkah kaku dan canggung, aku bergegas masuk ke bangsalku. Baru setelah yakin aku tak terlihat lagi olehnya, aku merasa sedikit rileks.Rasanya aneh. Ini bukan pertama kalinya aku bertemu Steven, jadi kenapa aku bisa seperti ini?Selain itu, setiap kali aku bertemu dengannya setelahnya, aku merasa makin malu. Ada sesuatu yang benar-benar janggal padaku.Untungnya, aku tiba di bangsal tepat waktu, Nyonya Larasati sudah kembali membawa

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 443

    Mungkin aku memang tak mampu mengendalikan gejolak emosiku, tetapi aku merasa emosiku bisa kembali tenang. Setelah aku meneteskan banyak air mata untuk seseorang, air mata itu pasti secara alami akan berhenti mengalir.Di belakang bangsal rawat inap, ada paviliun di mana seseorang bisa beristirahat dan bersantai. Aku berjalan ke sana, menemukan tempat dengan sinar matahari yang pas. Aku duduk, memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam dan menikmati kehangatan matahari dengan tenang.Cahaya matahari sekarang tidak terlalu terik, melainkan hangat. Ia mampu menghangatkan tubuhku. Sesekali, ada aroma sejuk tercium olehku dan menyegarkan hatiku. Seharusnya itu adalah aroma bunga di sekitar sini.Di tengah aroma sejuk ini, pikiranku perlahan menjadi tenang dan jernih.Namun, saat ini, aku merasa ada bayangan muncul di wajahku, seolah-olah seseorang sedang menghalangi jalanku.Aku membuka mata dan melihat tangan putih ramping sedang menghalangi pandanganku. Begitu mendongak, aku bertemu deng

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 442

    Rasa rileks ini belum pernah terjadi sepanjang pagi ini.Kurasa akhirnya aku bisa tenang.Aku harus berterima kasih pada Devi, karena telah membantuku menyampaikan apa yang ingin kukatakan.Syukurlah, kata-katanya sudah meyakinkan Nyonya Larasati tentang hubungan Zelda dan Ardi. Kalau aku yang bicara, Nyonya Larasati tidak akan pernah memercayainya, dia hanya akan berpikir aku salah paham terhadap Ardi.Sekarang, Nyonya Larasati akhirnya memercayainya. Ardi hendak membawa Zelda pulang, jadi sudah waktunya baginya untuk menyerah."Bibi, maafkan aku. Aku melepaskan cangkirnya terlalu cepat. Apakah tanganmu terluka?" Kepala perawat buru-buru menarik Nyonya Larasati untuk memeriksa.Dia kemudian berbalik dan memelototi Devi. "Devi, kamu selalu saja berbicara dengan cepat, kamu langsung bicara tanpa pikir panjang!""Bibi, apa kamu baik-baik saja?" Devi sepertinya menyadari kalau dia sudah terlalu banyak bicara.Namun, dia menoleh ke arahku dengan sedikit bingung, lalu berbisik, "Kak Raisa,

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 441

    Bangsal tiba-tiba menjadi hening.Bahkan Nyonya Larasati yang beberapa saat sebelumnya tampak marah, berhenti bertanya. Tatapannya beralih dari wajah Zelda ke wajahku, dia tampak heran, bingung dan tidak percaya ….Sepertinya dia tidak tahu kalau orang yang memaksaku meminta maaf tadi malam dan membuatku kelelahan sampai pingsan, tak lain adalah menantunya, Ardi.Tidak masalah. Belum terlambat untuk mengetahuinya sekarang. Aku harus membiarkannya melihat lebih banyak fakta dan kebenaran."Jadi, Dokter Zelda kemari untuk mewakili Dokter Ardi meminta maaf padaku. Tapi, aku bingung. Atas dasar apa kamu meminta maaf mewakili Dokter Ardi? Kamu itu siapanya Dokter Ardi? Kenapa kamu membantunya minta maaf?" tanyaku dengan tenang, lalu aku menatap mata gadis kecil yang berkaca-kaca itu."Dokter Raisa, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu begitu agresif? Apa kamu tidak tahu hubungan antara Zelda dan Dokter Ardi? Kamu masih bertanya, padahal sudah jelas tahu jawabannya." Tanpa menunggu Zelda menja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status