Scandal Mr Arrogant

Scandal Mr Arrogant

last updateLast Updated : 2025-10-28
By:  Yun_95Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hari pertamaku bekerja di perusahaan ternama itu seharusnya menjadi awal baru. Tapi semuanya berubah ketika tanpa sengaja aku membuka pintu ruang CEO dan melihat sesuatu yang seharusnya tak kulihat. Eldric Adrian, pria sombong sekaligus pemimpin tertinggi perusahaan, menatapku tajam dengan amarah di matanya. “Kau sudah melihat terlalu banyak,” katanya dingin. Sejak hari itu, hidupku bukan lagi milikku. Aku dipaksa menjadi asisten pribadinya, melayani semua keinginannya, menanggung emosinya, dan menyembunyikan rahasia besar yang hampir menghancurkanku

View More

Chapter 1

Bab 1. Pintu Yang Tak Seharusnya Ku Buka.

Aku berjalan seorang diri, menuju ruang sang CEO. Langkahku pelan, karena ini kali pertama aku naik ke lantai atas untuk urusan penting, yaitu membawa map yang berisi dokumen penting. Langkahku berhenti tepat di depan pintu bertuliskan “CEO Office.”

Tanganku menggenggam map cokelat berisi dokumen penting yang harus segera ku tandatangani. Hari ini adalah hari pertamaku di perusahaan dan aku sudah hampir terlambat.

“Kalau tidak segera ku berikan berkas ini, aku bisa dipecat sebelum sempat bekerja,” gumamku pelan sambil menarik napas dalam.

Lorong di lantai atas terasa sunyi. Lampu-lampu putih memantul di lantai marmer, memantulkan bayanganku yang tampak gugup dan kecil. Aku berusaha menenangkan diri, ini hanya pintu, Liana. Kau hanya akan menyerahkan berkas.

Tanpa berpikir panjang, aku mengetuk pintu tiga kali. Namun, Tak ada jawaban. Aku mengulanginya lagi, masih hening.

"Semoga beliau tidak marah kalau aku langsung masuk."

Klek.

Begitu pintu ku buka, waktu seolah berhenti.

Suara rendah seorang pria terdengar dari dalam, diiringi tawa kecil seorang wanita.

Tubuhku membeku.

Di depan mataku, seorang pria dengan jas hitam dan kemeja setengah terbuka berdiri di balik meja kerja besar. Seorang wanita dengan gaun merah berdiri terlalu dekat dengannya, terlalu dekat untuk disebut profesional.

Kedua tangan pria itu masih menggenggam pinggang wanita itu, seketika mereka menoleh ke arahku bersamaan. Waktu seperti berhenti. Udara di ruangan itu berubah dingin.

Tatapan pria itu langsung menusuk ke arahku, dingin, tajam, dan berbahaya. Tatapan yang membuat tenggorokanku kering, seolah semua udara lenyap dari paru-paruku.

“Siapa yang memberimu izin masuk?” suaranya berat dan rendah, mengandung ancaman halus.

Aku menelan ludah, menunduk cepat. “M-maaf, Tuan. Saya pikir ruangan ini kosong. Saya hanya ingin menyerahkan-"

“Keluar!"

Satu kata, Tapi nadanya cukup untuk membuat seluruh tubuhku kehilangan kendali.

Aku buru-buru berbalik, namun sebelum sempat menutup pintu, langkah berat terdengar mendekat cepat dari belakang.

Lalu, cengkeramannya mendarat di pergelangan tanganku. Cengkeraman kuat, tapi tidak kasar. Tegangannya cukup membuatku terpaku di tempat.

“Berhenti!”

Napasnya terasa di dekat telingaku, hangat, tapi dingin pada saat yang sama. “Kau sudah melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat.” ucapnya tenang, tapi menusuk.

Aku menahan napas, tubuhku kaku.

Detak jantungku memukul dada terlalu keras.

“Siapa namamu?” suaranya kini lebih pelan, tapi justru terasa jauh lebih berbahaya.

“L-Liana, Tuan. Saya staf baru di bagian administrasi.”

Dia diam sejenak, dan aku bisa merasakan tatapannya yang menelusuri wajahku tanpa bicara. Udara di antara kami terasa padat, seakan ada sesuatu yang tidak terlihat tapi nyata.

Pria itu, Eldric Adrian, CEO termuda dalam sejarah perusahaan ini. Namanya sering disebut-sebut oleh karyawan lain dengan nada kagum dan takut di waktu bersamaan.

Dan sekarang, aku berdiri begitu dekat dengannya, dengan tangan yang masih digenggamnya.

“Aku tidak suka orang yang lancang,” ucapnya akhirnya. “Tapi lebih dari itu, aku benci orang yang tidak tahu tempatnya berdiri.”

Aku ingin menjelaskan, tapi lidahku kelu.

Semua kata seolah hilang ditelan udara.

“Maaf, Tuan. saya benar-benar tidak tahu kalau-”

Dia menatapku lama, lalu menyeringai tipis.

“Mulai hari ini, Liana”

Cengkeramannya perlahan melonggar, tapi tatapannya tak beranjak.

“Kau bukan lagi staf administrasi. Kau akan bekerja langsung di bawahku.”

Aku menatapnya, bingung. “Maksud Tuan?”

Senyum dinginnya melebar sedikit. “Anggap saja hukuman, karena berani menyaksikan sesuatu yang bukan milikmu.”

Aku menatapnya tak percaya. “Tuan, saya tidak bermaksud—”

“Diam!”

Nada suaranya tajam, tapi datar. “Kau pikir, aku akan membiarkan seseorang yang melihatku dalam keadaan seperti tadi? Lalu kembali bekerja seolah tak terjadi apa-apa?”

Aku menggeleng panik. “Sungguh, saya tidak akan bilang pada siapa pun, Saya janji Tuan”

Dia menatapku lama. Entah karena sinar lampu atau tatapan itu sendiri, tapi mata hitamnya terlihat begitu dalam dan berbahaya.

Lalu, dengan gerakan pelan namun tegas, dia mendekat.

“Janji bisa diingkari,” katanya pelan.

Aku menahan napas. Ucapannya membuat darahku seolah berhenti mengalir.

Dia melepaskan tanganku perlahan, lalu melangkah kembali ke mejanya dengan aura dominan yang membuatku sulit berpikir jernih.

“Mulai besok pagi, kau lapor ke saya langsung. Asisten pribadiku akan memberitahumu detailnya.”

Ia menatapku sekilas, lalu menambahkan, “Dan lain kali, ketuk dulu sebelum masuk ke tempat yang tak seharusnya kau masuki. Keluar."

Aku hanya bisa menunduk dan mengangguk pelan sebelum melangkah keluar dengan lutut gemetar. Begitu pintu tertutup di belakangku, baru aku bisa menarik napas panjang, napas yang selama ini ku tahan di dada.

Langkahku lemah saat berjalan kembali ke meja kerja. Setiap tatapan orang di sekitarku terasa mencurigakan, seolah mereka tahu apa yang terjadi. Padahal hanya aku dan dia yang tahu. Tanganku masih terasa dingin.

Di pergelangan tangan kiriku, masih ada bekas samar dari genggamannya.

Entah kenapa, setiap kali kuingat sorot matanya, tatapan tajam, dingin, tapi misterius, ada sesuatu di dadaku yang berdebar aneh.

Bukan hanya ketakutan, tapi sesuatu yang tak bisa ku jelaskan.

Hari pertamaku di kantor baru, dan aku sudah membuat kesalahan besar. Kesalahan yang mungkin akan mengubah hidupku selamanya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status